Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Gen Z Muak dengan Musik Mellow yang bikin Mood Berantakan. Kalau Dulu, “Lagu Cengeng” Langsung Dilarang Negara

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
17 Oktober 2025
A A
gen z muak dengan musik mellow. MOJOK.CO

ilustrasi - musik di radio. (Ega Fansuri/Mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Maraknya musik bernada “mellow” membuat beberapa Gen Z muak. Mereka tidak terlalu suka dengan kehadiran musik yang dapat mengubah suasana hatinya jadi sedih. Namun, mereka beruntung karena bisa memilih referensi musiknya sendiri. Sebab dulu, pemerintah pernah menghentikan lagu-lagu “cengeng”.

Musik mellow jadi lagu hits

Eca tidak suka mendengar lagu mellow, apalagi yang bikin suasana hatinya jadi cengeng. Saat teman-temannya menyanyikan lagu Idgitaf berjudul takut misalnya, ia langsung menghindar. 

Lagu yang diupload di Youtube tahun 2021 tersebut sempat viral dan diputar sebanyak 92 juta kali. Sementara di Spotify, lagu ini masuk Top 20 Spotify Indonesia yang populer edisi harian. 

Di liriknya, Gita selaku penyanyi menuangkan pengalaman pribadinya yang “takut tambah dewasa, takut kecewa, dan takut tak seindah yang dia kira”. Namun, Eca tidak suka dengan liriknya yang kata dia terlalu menye-menye.

“Aku tuh nggak suka lagu ini, terlalu mendramatisir. Akhirnya bikin orang nggak semangat,” kata Eca saat dihubungi Mojok, Jumat (17/10/2025).

Sampai-sampai, Eca sempat menyodorkan ide soal interpretasi lirik lagu “Takut” terhadap Gen Z untuk bahan skripsinya. Berdasarkan hipotesanya, keminatan atas lagu tersebut terbagi menjadi dua kelompok. Mereka yang merasa makin galau saat mendengar lagu tersebut atau mereka yang justru termotivasi.

Iklan

Dalam beberapa kali wawancaranya di media, Gita menyatakan pernah minder atau khawatir di usia menuju dewasa. Oleh karena itu, lagu “Takut” sebetulnya ingin memberikan tujuan agar orang yang mendengarnya tidak merasa sendirian saat mengalami hal serupa.

Di sisi lain, ada juga orang-orang seperti Eca yang pada dasarnya tidak suka mendengar musik mellow. Salah satunya, Sabrina. Remaja yang aktif mengikuti paduan suara di sekolahnya tersebut mengaku tidak suka mendengarkan lagu Feby Putri berjudul “Runtuh”. 

Lagu tersebut menceritakan tentang perasaan seseorang yang mengalami kehancuran dan kesedihan mendalam, tetapi mereka berusaha menyembunyikan dengan pura-pura baik-baik saja.

“Aku bisa sesenggukan kalau dengar lagu itu, bikin suasana hatiku nggak mood.” Ucap Sabrina.

Musik mellow bikin mood berantakan

Alasan Eca dan Sabrina bisa dibilang valid. Menurut Jurnal Ilmiah Zona Psikologi berjudul “Pengaruh Musik Terhadap Emosi”, musik bisa mengomunikasikan perasaan atau suasana hati. Beberapa orang juga menganggap musik menjadi sarana pengekspresian diri.

“Musik diakui mempunyai kekuatan untuk mengantar dan menggugah emosi, baik dituangkan melalui penjiwaan terhadap alur cerita, musik, dan watak tokoh yang diperankan maupun sebagai sarana untuk mengekspresikan diri,” tulis Cevy Amelia dan Yenni Aryaneta selaku peneliti dikutip Jumat (17/10/2025).

Dalam penelitian berbeda di The Journal of Positive Psychology, peserta penelitian diminta mendengarkan beberapa musik untuk memperbaiki mood mereka. Ada yang mendengarkan musik dengan beat cepat dari Copeland dan musik mellow dari Stravinsky. Hasilnya, orang yang mendengarkan Copeland lebih sukses meningkatkan mood mereka dibanding musik mellow.

Selain itu, penelitian dari McGill University di Montreal, Amerika Serikat menyatakan bahwa musik memberikan dopamin ke tubuh, baik rasa senang, sedih, marah, kecewa, dan lain-lain. Oleh karena itu, Eca dan Sabrina kerap menghindari musik bernuansa mellow agar tidak merusak suasana hati mereka. 

Pemerintah pernah larang lagu cengeng

Kini, Eca dan Sabrina bisa memilih lagu dan konser yang mereka sukai. Di zaman orde baru bahkan, lagu-lagu mellow bernuansa pilu dan sendu pernah dilarang oleh negara.

Menteri Penerangan Harmoko sempat mengabarkan pelarangan tersebut saat Hari Ulang Tahun (HUT) TVRI yang ke-26 pada tanggal 24 Agustus 1988. Ia mengimbau agar masyarakat menghentikan penayangan musik mellow.

“Kalau dalam bahasanya Harmoko, itu lagu cengeng berselera rendah. Jangan kasih tempat lagu kayak gitu-gituan. ‘Go to hell lagu cengeng’ kata dia,” kata host podcast Jas Merah, Muhidin M Dahlan dikutip dari Youtube mojokdotco dikutip pada Jumat (17/10/2025).

Pelarangan itu tak terlepas dari pergolakan ideologi Pancasila di masa itu. Di mana, semua organisasi masyarakat dipaksa untuk mengubah anggaran dasar dan meletakkan Pancasila sebagai asas organisasi mereka, termasuk dengan cara menghentikan lagu-lagu yang dianggap cengeng.

Harmoko menganggap lagu-lagu cengeng bertentangan dengan program disiplin nasional. Sementara, saat itu TVRI banyak menayangkan lagu-lagu berisi ratapan, patah semangat, hingga keretakan rumah tangga.

“Memang Menteri Harmoko tidak menunjuk nama saat berpidato di TVRI, tapi penonton sudah menduga-duga dengan kriteria yang disampaikan Harmoko yakni lagu berjudul Hati Yang Luka yang dinyanyikan oleh Betharia Sonatha,” kata Muhidin M Dahlan atau yang akrab dipanggil Gus Muh.

Perkembangan musik 

Bagi pemerintah, kata Gus Muh, lagu yang memiliki sepenggal lirik “pulangkan saja aku pada ibumu atau ayahmu” itu melemahkan perjuangan dharma wanita, tapi ada juga yang menganggap lagu itu berisi soal ketahanan keluarga. 

Atau lagu milik Tommy J Pisa yang berjudul “Di Batas Kota Ini” dan “Suratan” di mana liriknya menggunakan kalimat-kalimat nestapa. Namun, ada pula yang suka karena lagunya dapat mengekspresikan hati seseorang.

Fenomena itu sama dengan yang terjadi sekarang, di mana Gen Z terbagi menjadi dua kubu. Mereka yang lebih bersemangat atau justru mellow saat mendengar lagu-lagu yang beat-nya lambat.

Oleh karena itu, ekosistem musik mulai berkembang di mana masyarakat bisa menikmati lagu dengan teknologi CD pada saat itu. Salah satu CD yang hits ialah lagu berjudul “Di Radio Ada Anak Singkong” dari Gombloh dan Arie Wibowo. 

Meski liriknya berisi kerinduan atau menye-menye, nyatanya musik mellow bisa membuat orang yang mendengarnya ikut begoyang dan menghibur. Di zaman sekarang misalnya, Eca lebih suka lagu-lagu seperti Hindia.

“Misalnya, lagu Hindia berjudul ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’. Jadi walaupun liriknya berisi realitas sedih tapi musiknya tetap bikin semangat,” kata Eca.

Sementara itu, Sabrina lebih suka lagu-lagu dari barat seperti Avril Lavigne.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mendengarkan Kembali Album PAS 2.0 setelah Dua Dekade: Lagunya Buat Milenial, tapi Kini Makin Relevan bagi Gen Z atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2025 oleh

Tags: feby putriGen Zidgitaf takutjas merahlagu sedihmusik mellowmusik sedih
Iklan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Lulus SMA dirundung karena jualan toge di pasar tradisional Tuban. Dianggap kurang usaha padahal masih muda alias gen Z. MOJOK.CO
Ragam

Lulusan SMA Dihina: Masih Muda tapi Cuman Jadi Pedagang Pasar. Tak Peduli yang Penting Bukan Beban Keluarga

6 November 2025
Gen Z suka baca buku. MOJOK.CO
Ragam

Buku Menyelamatkan Hidup Gen Z di Tengah Krisis Isu Kesehatan Mental dan “Bokek Finansial”

17 Oktober 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Melihat Jember yang Belum Sempurna Menuju Identitas yang (Nggak) Baru dan Lebih Unyu MOJOK.CO
Esai

Melihat Jember yang Belum Sempurna Menuju Identitas yang (Nggak) Baru dan Lebih Unyu

22 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

vivamax, film erotis filipina.MOJOK.CO

Vivamax Muncul di Negeri yang Masyarakatnya Saleh, Film Dewasa Jadi “Obat Lupa” Krisis Ekonomi dan Represi Politik

4 November 2025
Suka Duka Jadi Pelatih Atlet Para-badminton: Dari Pemain yang Ngambek,  hingga Iming-iming Hadiah dari Kantong Sendiri MOJOK.CO

Suka Duka Pelatih Atlet Para-badminton: Dari Pemain yang Ngambek, hingga Iming-iming Hadiah dari Kocek Pribadi

4 November 2025
Raul Gozalen, kapten tim futsal UIN Sunan Kalijaga Jogja MOJOK.CO

Kekuatan dari Ban Kapten Cadangan Tim Futsal UIN Jogja, Kalem di Belakang Ganas di Depan

9 November 2025
sejarah kopi pangku.MOJOK.CO

Kopi Pangku, Jejak Kolonial yang Menyala Remang di Pantura

6 November 2025
Coming soon bus listrik Trans Semarang: kursi nyaman, ramah lingkungan dan difabel MOJOK.CO

Coming Soon Bus Listrik Trans Semarang: Kursi Nyaman, Ramah Lingkungan dan Difabel

6 November 2025
ayah, kehilangan ayah, fatherless, kasih sayang ayah.MOJOK.CO

Saya Tidak Akrab dengan Ayah, tapi Terasa Sangat Kehilangan Saat Dia Sudah Tiada

6 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.