Sebagai seorang alumnus Jurusan Sistem Informasi di sebuah kampus swasta di Jogja, Toha* (22) menepis beberapa pandangan umum tentang jurusannya yang salah kaprah. Pemuda itu bilang tak semua mahasiswa di jurusannya bisa ngoding, malah lebih sering dikira hacker.
Toha berujar saat kelas 2 SMP ia sudah punya komputer. Sejak itulah ia lebih sering main game sepulang sekolah. Sesekali ia mempelajari Windows seperti Word dan Excel.
“Jadi jam 13.00 WIB aku pulang sekolah langsung pegang laptop. Kadang-kadang kalau lupa waktu, aku bisa sampai malam sekitar jam 09.00 WIB,” ujar Toha.
Maka, saat SMK Toha pun meneruskan minatnya untuk masuk ke Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Selanjutnya, ia mulai mencari lebih dalam jurusan kuliah yang selinear dengan jurusan tersebut.
Melansir dari Quipper.com–perusahaan teknologi pendidikan, jurusan ini membutuhkan bidang keilmuan yang menggabungkan ilmu komputer, bisnis, dan manajemen. Di sana, kamu akan mempelajari proses bisnis perusahaan berdasarkan data yang dimiliki perusahaan. Kemudian, merancang sistem yang dibutuhkan oleh perusahaan.
“Oleh karena itu, aku nekat merantau di Jogja untuk kuliah di Sistem Informasi,” ucap Toha.
#1 Nggak semua mahasiswa Jurusan Sistem Informasi bisa ngoding
Nyatanya, tak semua orang yang masuk Jurusan Sistem Informasi paham dengan materi yang akan mereka pelajari di perkuliahan. Salah satunya adalah coding. Coding merupakan dasar ilmu yang harus dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Sistem Informasi. Toha sendiri mengaku kaget saat menjumpai sebagian teman kelasnya tak mengetahui materi dasar tersebut.
“Semester awal itu mereka banyak yang ngeluh. Nggak nyangka, ternyata jurusan Sistem Informasi yang dianggap keren itu lebih banyak coding. Jadi kebanyakan mereka belajar dari awal,” ujar Toha.
Toha sendiri tak terlalu kesulitan, karena sejak SMK, jurusan yang ia geluti masih linear. Sementara, teman-temannya berpikir kalau Jurusan Sistem Informasi setidaknya harus punya modal jago pelajaran Matematika.
“Kalau menurutku, Sistem Informasi itu lebih banyak menggunakan logika berpikir dan penalaran. Selain itu, setidaknya mereka harus paham istilah atau bahasa pemrograman,” ujar salah satu alumnus kampus swasta di Jogja tersebut.
Berdasarkan laman resmi Institut Teknologi PLN, Jurusan Sistem Informasi lebih cocok untuk mereka yang tertarik pengembangan software. Sementara, orang yang tertarik dengan hardware lebih cocok untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer.
#2 Nggak semua lulusannya bisa nyervis laptop
Karena sehari-hari hampir berkutat dengan laptop, mahasiswa Jurusan Sistem Informasi seringkali dianggap jago nyervis. Padahal, kata Toha, setiap kampus memiliki kefokusan tersendiri.
Kampus swasta di Jogja, tempat Toha kuliah misalnya, fokus materinya di bidang website dan bisnis digital. Ada pula yang keluaran alumninya jago dalam pembuatan aplikasi, game, Internet of Things (IoT) dan sebagainya. Jadi, tidak mentang-mentang karena dia kerjanya ngotak-ngatik laptop maka dianggap serba bisa.
“Ya sebetulnya aku sedikit paham, tapi kalau disuruh nyervis semua seperti laptop, WiFi, printer, tergantung juga masalahnya. Dan nggak semua aku bisa,” kata Toha.
Baca Halaman Selanjutnya