ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pesan-Pesan Hidup Orang Cina buat Gen Z Indonesia, Biar Nggak Lembek dan Menye-Menye karena Kehidupan Memang Keras!

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
22 Mei 2024
0
A A
Pesan Hidup Ala Cina untuk Gen Z Indonesia biar Nggak Lembek dan Menye-Menye MOJOK.CO

Ilustrasi - Pesan hidup ala Cina untuk Gen Z Indonesia biar nggak lembek dan menye-menye. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Ada sederet pesan dari tradisi Cina yang agaknya perlu jadi renungan bahkan lecutan bagi Gen Z Indonesia. Pasalnya, selama ini Gen Z Indonesia mendapat stereotip sebagai generasi lembek dan menye-menye. Sementara kehidupan terlampau keras dan tak selalu sesuai yang mereka bayangkan.

***

“Senior saya, Anwar Fuady (pemeran dan politikus Indonesia) bilang, Mi kalau tua jangan miskin, nanti cucu nggak akan datang.”

Ucapan dari Anwar Fuady kepada Helmy Yahya (presenter senior) tersebut memang terkesan bercanda. Namun, Helmy justru menangkap pesan yang kelewat serius: seseorang harus memperjuangkan kesejahteraan hidupnya masing-masing.

Helmy Yahya lantas mengorelasikannya dengan empat pesan dari tradisi Cina, antara lain:

  1. Jangan miskin, tidak akan ada yang membantumu
  2. Jangan mengeluh, tidak akan ada yang mendengarkanmu
  3. Jangan mengandalkan orang lain, karena yang bisa diandalkan hanya diri sendiri
  4. Jangan mencari simpati atas kesalahanmu, karena tidak ada orang yang ingin kita menang

“Dengan etos kerja itulah Cina sekarang ekonominya maju terus. Bahkan sudah hampir mengalahkan Amerika,” ujar Helmy sebagaimana yang Mojok kutip dari kanal YouTube Helmy Yahya Bicara.

Orang Indonesia harus tiru orang Cina

Helmy memberi contoh, dari top 10 orang terkaya di Indonesia, 8 di antaranya adalah orang-orang berdarah Cina. Itulah kenapa Helmy berharap agar empat pesan Cina tersebut juga jadi lecutan bagi masyarakat Indonesia agar keluar dari garis kemiskinan.

“Kalau kita diberi waktu (hidup) 70 tahun, rata-ratanya orang Indonesia, kepotong masa kanak-kanak dan remaja, setidaknya kita punya waktu 50-an tahun untuk berusaha,” tutur Helmy.

Persoalannya, apakah empat pesan Cina yang cenderung kejam itu cocok jika diterapkan untuk masyarakat Indonesia. Terkhusus untuk para Gen Z?

“Itu toxic positivy, sih!,” tukas Afandi, salah seorang Gen Z saat Mojok mintai pendapat.

Baginya, kemiskinan di Indonesia terjadi bukan karena masyarakatnya yang malas bekerja keras. Bukan juga karena Gen Z yang mendapat cap lembek dan menye-menye. Tapi memang karena sistem pemerintahan Indonesia yang cenderung memiskinkan rakyat sendiri.

“Gimana nggak miskin, lapangan kerja di Indonesia aja susah,” ujar Afandi.

Bagi orang Cina tak ada waktu berleha-leha

Mojok lalu mencoba menghubungi Novi Basuki, intelektual muda yang sudah lama melanglangbuana di Cina. Menurut intelektual asal Situbondo, Jawa Timur itu, ada latar belakang yang harus diketahui dulu mengapa orang-orang Cina dikenal sebagai bangsa pekerja keras: etos kerjanya tinggi.

Sepengamatan Novi selama di Cina, orang Cina kalau kerja seperti robot. Tak kenal lelah dari pagi hingga malam. Mental semacam itu pun bahkan sudah dilatih sejak di bangku sekolah. Di mana anak-anak  harus sekolah dari pagi sampai malam, lalu lanjut sederet les yang sudah menanti.

Kata Novi, sejak anak-anak, orang Cina benar-benar ditempa agar tidak bermental cemen. Tak ada waktu untuk mengeluh dan menye-menye. Sebab, di luar sana ada ratusan juta orang yang bersaing sengit dengannya.

“Karena mereka merasa sudah terlalu lama hidup miskin. Tahun 1949-1978, masyarakat Cina jauh lebih miskin dibanding Indonesia dan bahkan lebih miskin juga ketimbang negara-negara Afrika di selatan Gurun Sahara,” jelas Novi saat Mojok hubungi, Selasa (21/5/2024).

“Mereka benci hidup miskin dan ingin mengubahnya dengan bekerja sekeras-kerasnya, segiat-giatnya,” sambung Novi.

Menurut Novi, etos kerja dan etos hidup orang Cina yang semacam itu terpengaruh ajaran Cina berbunyi:

  1. 事在人为 (shi zai ren wei): sukses atau tidaknya seseorang bergantung pada usahanya.
  2. 人定胜天 (ren ding sheng Tian): manusia pasti bisa mengalahkan Tuhan.

Bukan toxic positivy, tapi realitas hidup

Bagi beberapa Gen Z empat pesan Cina yang Helmy Yahya paparkan di atas adalah toxic positivy. Tapi bagi Novi justru demikianlah realitas hidup. Pada akhirnya, memang hanya diri sendiri yang akan menjadi penolong bagi diri sendiri. Tidak bisa bersandar pada siapapun selain kepada diri sendiri.

“Menurut saya, sukses tak akan bisa diraih dengan berleha-leha. Tentu terkecuali kalau kita punya orang dalam atau kita punya paman atau bapak atau siapalah di pos-pos penting pemerintahan atau perusahaan keluarga,” ujar intelektual muda Situbondo tersebut.

Orang Cina Tak Punya Waktu Berleha-leha MOJOK.CO
Ilustrasi – Sederet pesan dari Cina yang menuntut kerja keras. (Sol/Unsplash)

Indonesia adalah negara subur. Novi menduga, mungkin hal itulah yang membentuk sifat orang Indonesia kebanyakan menjadi pribadi yang santai, tidak perlu ngoyo karena bayangan, “di negara sesubur ini sepertinya hampir mustahil ada orang mati kelaparan”.

Sementara Cina tidak seperti itu. Cina adalah negara empat musim. Bahan makanan hanya tumbuh di musim semi. Di musim lainnya tidak. Itulah yang salah satunya kemudian membentuk mental merekCa menjadi pribadi yang pekerja keras. Karena kalau tidak begitu, mereka tidak akan bisa makan.

“Nah, kalau mental kerja keras ini kemudian diterapkan di Indonesia yang subur, alangkah akan majunya negara kita,” ucap Novi.

Renungan untuk Gen Z Indonesia

Dalam pengamatan Novi, sebenarnya Gen Z di manapun sama saja: kalau bisa nyantai, mereka akan nyatai. Gen Z Cina pun begitu. Bahkan Gen Z Cina sempat membuat gerakan “rebahan” (躺平 (tang ping)). Tapi karena kehidupan tak ramah bagi orang yang berleha-leha, maka pada akhirnya merekapun kembali pada ritme hidup orang Cina kebanyakan: keras, ambisius dan serba cepat.

Selain empat pesan Cina yang Helmy paparkan, kata Novi ada sederet pesan-pesan Cina yang tak kalah kejam. Tapi memang berisi lecutan energi bagi orang Cina untuk terus menempa diri. Di antaranya:

  1. 穷在闹市无人问,富在深山有远亲 (qiong zai nao shi wu ren wen, fu zai shen shan you yuan qin): kalau miskin, di keramaian pun tak akan ada yang menyapa; kalau kaya, di pedalaman pun ada yang mengaku saudara.
  2. 有钱道真语,无钱语不真 (you qian dao zhen yu, wu qian yu bu zhen): kalau punya uang, segala yang diomongkan akan dianggap sebagai kebenaran; kalau tidak punya uang, tak akan ada yang menggubris apapun yang dikatakan.
  3. 不为五斗米折腰 (bu wei wu dou mi zhe yao): tidak/jangan sekali-kali membungkukkan punggungmu kepada yang kaya atau penguasa hanya demi keuntungan yang tidak seberapa ketimbang harga dirimu.

Apakah sederet pesan-pesan Cina tersebut cocok diterapkan untuk Gen Z di Indonesia? Tentu cocok-cocok saja. Ada satu wejangan dalam kitab kuno I Ching yang agaknya perlu para Gen Z Indonesia renungkan: 天道酬勤” (Tian dao chou qin).

“Terjemahan bebasnya: hadiah Tuhan hanya akan diberikan kepada mereka yang ulet berusaha,” tegas Novi Basuki.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Tinggalkan Kerja Kantoran demi Jualan Paper Bag di Jogja meski “Kecewakan” Ibu, Malah Sejahtera dengan Omzet Puluhan Juta hingga Beri Lapangan Kerja ke Banyak Orang

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2024 oleh

Tags: ajaran cinacinaetos kerja gen zetos kerja orang cinaGen Zgen z indonesiamotivasi cinamotivasi penuh semangatpesan luhur cinaquotes cina
Iklan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

11 Tuntutan Serikat Pekerja di Hari Buruh. MOJOK.CO
Aktual

Hari Buruh 2025: Serikat Pekerja Minta Hentikan Eksploitasi pada Gen Z hingga Syarat Lamaran Kerja yang Aneh

30 April 2025
BYD M6, Raja Baru Mobil Listrik yang Membuat Wuling Ketakutan MOJOK.CO
Otomojok

BYD M6 Berhasil Menjadi Raja Baru Mobil Listrik di Indonesia yang Bisa Membuat Wuling Ketakutan

23 April 2025
zodiak.Mojok.co
Ragam

Skeptis Sama Agama dan Kondisi Ekonomi Tak Menentu Jadi Alasan Gen Z Tertarik pada Zodiak

10 Februari 2025
Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?.MOJOK.CO
Ragam

Benarkah Freelance Lebih Menjanjikan Buat Gen Z dan Milenial di 2025?

16 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Totok Hedi Bicara Soal Brutalnya Pemilu 2024 dan Curiga ke Jokowi Sejak Omnibus Law

Totok Hedi Bicara Soal Brutalnya Pemilu 2024 dan Curiga ke Jokowi Sejak Omnibus Law

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Modal uang Rp3 ribu bisa naik kereta api dari Surabaya hingga Jakarta MOJOK.CO

Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Modal Rp3 Ribu buat ke Berbagai Kota Tanpa Diusir

21 Mei 2025
Kos dekat UPN Jogja, harga murah fasilitas mewah MOJOK.CO

Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu

23 Mei 2025
Tertipu lowongan kerja (loker) palsu di Kalideres, Jakarta Barat MOJOK.CO

Tergiur Loker Gaji Besar di Kalideres Jakarta Barat, Uang Jutaan Ludes buat Jaminan Berakhir Terlantar di Ruko Kosong

19 Mei 2025
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025
Mahasiswa UIN Jogja, UIN Sunan Kalijaga.MOJOK.CO

Mahasiswa Jurusan Matematika UIN Jogja “Terjebak” Stigma, Disuruh Meruqyah sampai Melacak Uang Hilang Gara-gara Dianggap Paham Hal Klenik

21 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.