Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
3 November 2025
A A
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO

Ilustrasi - Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

“Saya belajar bahwa yang membuat seseorang kuat bukan karena ia tidak pernah jatuh, tapi karena ia selalu memilih untuk bangkit.” Begitu kata Aliya Eka Listiyanti, mahasiswa beasiswa KIP Kuliah yang baru saja lulus sebagai sarjana cumlaude di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya).

Ibu Aliya meninggal kala ia masih berjuang mengejar mimpi. Namun, situasi yang semulia menjadi titik terendahnya itu, ia jadikan sebagai dorongan untuk menyalakan harapan baru.

Ditolong kerabat demi bisa sekolah SMA

Aliyah lahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas. Ayahnya bekerja serabutah (buruh dan tukang ojek). Sementara ibunya awalnya adalah ibu rumah tangga biasa.

Alhasil, ada banyak hal yang tidak bisa serta-merta dia dapatkan dengan mudah. Sekali pun itu urusan sekolah.

Misalnya, kala hendak melanjutkan SMA, Aliya mengaku nyaris putus sekolah karena tak ada biaya. Beruntung, saat itu seorang kerabat jauh bersedia menanggung biaya SMA Aliyah. Bahkan juga memberinya tempat tinggal.

“Kalau tidak karena kebaikan Mas Eko dan keluarganya (kerabat yang dimaksud), mungkin saya tidak akan bisa sekolah lagi,” tutur Aliya, seperti dimuat di siaran UMSurabaya.

Mendapat kesempatan tersebut, tentu saja Aliya tak mau menyia-nyiakan. Meski sejak kecil terkendala ekonomi, tapi Aliya memang merupakan pembelajar yang tekun.

“Waktu SD sampai SMP, saya selalu berusaha jadi juara kelas. Saya percaya, pendidikan bisa mengubah hidup saya,” ujarnya. Itu lah kenapa dia bertekad betul untuk lanjut ke perguruan tinggi—menjadi sarjana.

Nyaris tak bisa kuliah, untung ada beasiswa KIP Kuliah

Hanya saja, perjalanan untuk bisa kuliah pun tak mudah bagi Aliya. Apalagi saat itu orang tuanya harus berpisah.

Satu sisi Aliya juga harus berpikir membantu sang ibu. Sebab, sejak perpisahan itu, ibu Aliya harus menopang ekonomi keluarga.

Aliya sebenarnya sempat mendaftar di beberapa universitas untuk jurusan Arsitektur. Akan tetapi, ia berkali-kali gagal lolos seleksi.

“Saya sempat merasa gagal, merasa mungkin mimpi ini terlalu tinggi untuk gadis dari keluarga sederhana seperti saya,” katanya.

Dalam situasi tersebut, Aliya tersadar bahwa dia tak boleh menyerah dan harus terus melangkah. Oleh karena itu, dia bekerja sebagai guru les privat anak-anak SD.

Sedikit demi sedikit uang hasil mengajar ia kumpulkan untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri. Akhirnya, berkat beasiswa KIP Kuliah, Aliya bisa kuliah gratis di jurusan yang dia impikan di UMSurabaya, gratis.

Iklan

“Saya menangis waktu menerima pengumuman. Bukan karena saya lolos, tapi karena saya berhasil membuktikan pada diri sendiri bahwa saya mampu,” kenangnya.

Ibu meninggal kala anak berjuang

Aliya tak mau kuliah sekadar kuliah. Dia dikenal sebagai mahasiswa aktif dan mengejar banyak prestasi.

Dia menorehkan berbagai penghargaan tingkat nasional seperti Gold dan Silver Medal di Futuristic and Prestige Research, Technology, and Art (2023), serta Silver dan Bronze Medal di Mandalika Essay Competition (2024).

Dia juga menjadi peserta terbaik dalam program Studi Independen MSIB Batch 5 di PT Neosia Pratama Indonusa. Bahkan dipercaya memimpin lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia.

Namun di tengah masa berjuang mengejar mimpi itu, pukulan telak menghantam Aliya. Saat memasuki semester tujuh, ibunya jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.

“Itu titik terendah dalam hidup saya. Ibu adalah sumber doa dan semangat saya. Beliau orang pertama yang ingin saya buat bangga saat wisuda,” ujarnya dengan suara bergetar.

Mahasiswa beasiswa KIP Kuliah jadi sarjana cumlaude

Aliya sempat terkungkung dalam duka mendalam. Namun, pada akhirnya dia memilih bangkit karena dia harus terus mengejar mimpinya.

Aliya menjadikan skripsinya sebagai bentuk penghormatan bagi sang ibu. Tugas akhirnya adalah desain pengembangan rumah sakit di desanya  tempat terakhir ibunya dirawat sebelum berpulang.

“Setiap garis yang saya gambar penuh kenangan. Skripsi itu bukan hanya karya akademik, tapi juga persembahan cinta terakhir untuk ibu,” tuturnya lirih.

Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana MOJOK.CO
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude. (UMSurabaya)

Pada Sabtu (26/10/2025) lalu Aliya resmi diwisuda. Dia lulus sebagai sarjana cumlaude dengan IPK 3,79.

Dia merupakan sarjana pertama dalam keluarganya. Kini dia masih akan mengejar mimpinya menjadi Arsitek. Aliya kini menjadi simbol harapan baru bagi adik dan keluarganya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Beasiswa KIP Kuliah di Tangan yang Tepat: Jadi 2 Bisnis Berkembang meski Dikhianati-Diremehkan, Malah Tak Lupa Kasih Bantuan ke Sesama atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Terakhir diperbarui pada 3 November 2025 oleh

Tags: beasiswaCumlaudekip kuliahmahasiswa kip kuliahsarjanaUMSurabayauniversitas muhammadiyah surabaya
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Kampus

Kisah Wisudawan UNJ Nyaris Drop Out Kuliah karena Fakta Mengejutkan dari Sang Ayah soal Ibu yang Sudah Tiada

3 November 2025
mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Wisudawati jual harta berharga untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), sempat ditolak di PTN. MOJOK.CO
Kampus

Uang Habis untuk Biaya Pengobatan Ibu sampai Jual Harta Berharga agar Bisa Kuliah, Kini Jadi Wisudawati dengan Segudang Prestasi

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.