YOLO, Menikmati Hidup Hedon Tanpa Mikirin Nabung Ala Milenial - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Konsultasi Celengan

YOLO, Menikmati Hidup Hedon Tanpa Mikirin Nabung Ala Milenial

Haryo Setyo Wibowo oleh Haryo Setyo Wibowo
11 April 2019
0
A A
MOJOK-YOLO-CELENGAN
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Generasi U, alias Generasi Uzur suka sekali memperumit hidup. Mikirinnya nabung, nabung, nabung mulu. Generasi Milenial dong, mikirinnya cuman cara biar bisa bahagia sejak usia muda. Karena hidup cuman sekali, ngapain dibikin susah? YOLO, Man!!1!

Sahabat Celenger yang ingin sejahtera tanpa menabung sekaligus kaya tanpa bekerja,

Budayawan sekaligus seniman berfollower banyak, Sudjiwotejo, di satu kesempatan membuat pernyataan yang tidak saja sastrawi tapi juga religius, “Ketika kita khawatir besok tidak bisa makan, itu sudah menghina Tuhan”. Tidak keliru jika kita mendedah pernyataan tersebut dengan keyakinan sebagai makhluk beragama. Masalahnya, perjalanan kita sebagai makhluk ekonomi sebenarnya jauh lebih konsisten.

Sebaliknya seorang ekonom. Saat merespon timbulnya kebutuhan di masa depan yang tidak pasti, justru yang dikedepankan adalah kekhawatiran.  Misal sekarang uang habis, sementara besok perlu makan. Apa yang harus dilakukan?  Memilih! Ya, ilmu ekonomi secara sederhana memang ilmu tentang menentukan pilihan.


Pilihan pertama puasa. Ya sudah, karena tidak memiliki uang konsekuensinya besok tidak melakukan konsumsi. Problem yang dihadapi kemudian, kuat berapa lama?

Baca Juga:

Air Fryer Belum Tentu Lebih Sehat daripada Wajan Penggorengan Biasa

Generasi Sandwich Nggak Butuh Dukungan, Kami Butuh Uang, Uang yang Banyak

Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya

Kedua utang. Pilihan tersebut rasional, tetapi menimbulkan kewajiban untuk membayar di masa depan. Iya kalau kuat membayar, bagaimana kalau tidak?

Ketiga bekerja. Ini konsekuensi logis makhluk ekonomi sekaligus beragama bahwa manusia memang harus bekerja untuk mendapatkan gaji, upah atau imbal jasa.

Begitu sudah mempunyai penghasilan, problem selanjutnya justru tambah banyak. Daftar kebutuhan bertambah panjang, beragam, dan sudah tentu akan menggerogoti penghasilan kita. Iya kalau jumlahnya dapat untuk memenuhi seluruh kebutuhan, kalau kurang? Maka kemudian manusia memerlukan kemampuan dalam mengelola keuangan.

Itu kalau pikiran generasi U, Uzur. Hahaha. Pikiran generasi milenial lain lagi. Kesulitan itu dipikirkan lain kali. Sekarang mikirnya bagaimana cari cara hidup enaq~

Pengelolaan keuangan “generasi tua”, di mana menabung merupakan salah satu kunci sukses tujuan keuangan, pelan tapi pasti mendapat tantangan sangat keras dari para milenial yang mengibarkan panji YOLO, You Only Live Once! Hidup hanya sekali, mengapa kita harus bersusah payah menabung hingga mengganggu kenyamanan hidup?

Istilah tersebut tidak saja telah direkam dalam Oxford English Dictionary, tetapi juga sudah menjadi sikap mental perlawanan para milenial dalam menghadapi kekakuan generasi sebelumnya. Hidup sekali saja kok mikirnya ribet banget sih? Masih muda sudah memikirkan dana pensiun, belum menikah sudah memikirkan tabungan untuk rumah, dan bahkan baru dapat gaji pertama sudah menyisihkan sebagian untuk pesan tempat di San Diego.

Ini bukan merencanakan piknik di San Diego, kota pantai di California ya, Gaess. Tapi tempat pemakaman bernama San Diego yang tempatnya begitu asri, mewah, mahal, dan ditata sedemikian rupa biar tidak nampak angker, berhantu dan berserak nisan. Serius, tidak sedikit orang Jakarta yang sudah nabung agar kelak saat meninggal bisa beristirahat tenang di sana.

Kalau marketing pemakaman tersebut mengatakan lokasi-lokasi mana saja yang memungkinkan para ahli kubur untuk melewati jalur yang paling dekat dengan surga tetapi harganya 5 kali lipat dibandingkan yang jalur biasa. Saya yakin tetap ada yang rela menabung untuk mendapatkan unitnya. Apalagi kalau bisa melalui KPRMDSTM, Kredit Pemilikan Rumah Masa Depan Setelah Meninggal.

Sebagian milenial yang masuk group YOLO, sudah banyak yang meninggalkan pola pikir menabung untuk hal-hal yang bisa jadi tidak akan pernah mereka atau keturunannya nikmati. Kecenderungan untuk mendapatkan “kemewahan dan kenyamanan” sejak muda lebih mengemuka dari pada generasi sebelumnya.

Belum umur 30, gaji 30 juta sebulan lebih memilih pergi ke 30 kota untuk menuntaskan rasa ingin tahunya. Hahaha ya nggak harus serba 30. Kesannya kok dramatis banget. Tetapi memang ada pola yang nyata bahwa mayoritas milenial “lebih tidak sayang uang” dibandingkan generasi sebelumnya. Saking percaya dirinya, nabung pun jarang dipikirkan.

Para milenial beli secangkir kopi 30 ribu merem saja. Tetapi generasi sebelumnya, kalau belum kaya mending milih kopi di warteg atau starbak keliling yang modal kopi sachetan, gelas plastik, termos air panas dan didukung dengan sepeda buluk untuk mendukung mobilitas.

Mana mau paham generasi U, uzur, betapa berbedanya kopi digunting vs digiling? Kalian para milenial tetap saja akan dianggap boros dan melakukan kesia-siaan.

Fakta tersebut tidak saja terjadi di Indonesia. Bukan soal kopi sachetan ya, tetapi soal kemauan menabung yang begitu rendah terjadi di banyak negara besar termasuk di Amerika Serikat. Kenapa AS, karena datanya begitu berserak dan paling gampang diakses dibandingkan negeri kita sekalipun.

Di AS, lebih dari 50% milenial saldo tabungannya kurang dari 14 juta saja, bahkan ada yang nggak nabung blas! Keren kan? Keren ndasmu itu! Jadi kalian nggak perlu minder kalau ketemu dengan mereka. Setidaknya kalau kalian nabung di Bank Mandiri masih ada 100ribu yang tidak bisa ditarik, lain lagi kalau di BCA. Dihempaskan jadi nol rupiah untuk survive hingga hari gajian dengan mie instan pun bisa!

Pergeseran perilaku telah terjadi. Di jaman muda kakek-nenek kalian, mereka menanam pohon yang berbuah untuk tinggalan anak cucu. Sangat mungkin mereka tidak menikmatinya. Di jaman Ayah-ibu kalian, mereka mulai bisa menikmati hasil dari pohon yang di tanam. Sementara ketika kalian mulai dewasa, mulai berpikir untuk menebangnya, “ini pohon kok lebih banyak ngasilin ulet dibanding buahnya. Dah tebang aja, ganti tanaman dalam pot”.


Praktis, revolusioner, dan hasilnya untung-untungan! Hahaha

“Ya iyalah, hidup sekali saja kok ribet banget lho. Pingin buah tinggal beli ke super kampret, pingin suasana teduh di siang hari tinggal masuk ke mall yang udaranya lebih sejuk dari pegunungan. Hah?”

Sebenarnya ada positifnya. Kalau berbicara pengalaman, para milenial jauh lebih kaya pengalaman daripada generasi sebelumnya. Saat generasi U, Uzur, bicara pengalaman susahnya hingga mampu mencapai tujuan keuangannya secara berdarah-darah. Para milenial sudah berdarah-darah untuk bisa menikmati kenyamanan hidup sedini mungkin.

Kalau emak-emak hanya gandrung sam drakor dengan mengusahakan waktu senggang dari pagi hingga pagi lagi. Maka para milenial yang gandrung dengan Kpop, langsung mikir nabung setahun untuk ke Korea. Begitulah, mereka memang jauh lebih berani, thas thes, mikir kesulitan di belakang, dan tidak kebanyakan teori.

“Nggak mikir nabung untuk menikah?”

“Nggak perlu, sekarang yang penting bisa lihat Oppa dulu. Kalau pun kami menikah, Kami akan menikah dengan undangan terbatas, sederhana, dan yang penting sah. Kalau orang tua berencana menyebar undangan, ya sudah. Berarti mereka ingin mengambil porsi tanggung jawab lebih.”

YOLO, Man, YOLO~

Terakhir diperbarui pada 11 April 2019 oleh

Tags: Haryo setyo wibowoKonsultasi keuanganMenabungmilenialYOLO
Haryo Setyo Wibowo

Haryo Setyo Wibowo

Artikel Terkait

Air Fryer Belum Tentu Lebih Sehat daripada Wajan Penggorengan Biasa

Air Fryer Belum Tentu Lebih Sehat daripada Wajan Penggorengan Biasa

26 Januari 2022
Generasi Sandwich Nggak Butuh Dukungan, Kami Butuh Uang, Uang yang Banyak MOJOK.CO

Generasi Sandwich Nggak Butuh Dukungan, Kami Butuh Uang, Uang yang Banyak

25 November 2021
Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya MOJOK.CO

Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya

8 Agustus 2021
Pemerintah Luncurkan Bansos ‘Rumah untuk Milenial’, Isinya Bata dan Semen
 satire mojok x firal mojok.co

Pemerintah Luncurkan Bansos ‘Rumah untuk Milenial’, Isinya Bata dan Semen


12 Juli 2021
Meme ‘Blok Goblok’ dalam Semesta Emak-emak Boomer dan Tanggung Jawab Generasi Milenial

Meme ‘Blok Goblok’ dalam Semesta Emak-emak Boomer dan Tanggung Jawab Generasi Milenial

17 Mei 2021

Habib Kok Gitu? Udah Nggak Pakai Jubah, Malah Aktif YouTube-an Lagi

15 April 2021
Pos Selanjutnya
ketika menstruasi MOJOK.CO

5 Hal yang Ingin Didengar Cewek Ketika Menstruasi

Komentar post

Terpopuler Sepekan

MOJOK-YOLO-CELENGAN

YOLO, Menikmati Hidup Hedon Tanpa Mikirin Nabung Ala Milenial

11 April 2019
warung kopi mbah kuwot mojok.co

Kisah Mbah Kuwot Selamat dari Romusha dan Buka Warung Kopi Legendaris di Trenggalek

19 Juni 2022
Universitas Sanata Dharma

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
UTBK bocor di jogja

Viral di Sosmed, UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta Bocor, Pelaku Ditangkap

20 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022

Terbaru

Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022
Pentingnya ganti oli mesin mobil

5 Alasan Ganti Oli Mesin Perlu Dilakukan Berkala

25 Juni 2022
hasil pertandingan piala presiden PSS Sleman PSIS Semarang

Takluk dari PSIS Semarang, PSS Sleman Harus Menang di Laga Terakhir Grup A Piala Presiden

24 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In