Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Nggak Semua yang Jualan Makanan Mahal Layak Dikatain: Ah Gini Doang mah Mending Bikin Sendiri

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
21 Juli 2021
0
A A
ilustrasi Nggak Semua yang Jualan Makanan Mahal Layak Dikatain: Ah Gini Doang mah Mending Bikin Sendiri bittersweet by najla mojok.co

ilustrasi Nggak Semua yang Jualan Makanan Mahal Layak Dikatain: Ah Gini Doang mah Mending Bikin Sendiri bittersweet by najla mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Nggak semua pengusaha kuliner itu punya niat jadi kapitalis penindas rakyat. Jualan makanan mahal lebih sering karena dilema.

Memang banyak pengusaha kuliner yang jualan makanan mahal padahal kelihatannya “gitu doang”. Misalnya saja restoran cepat saji yang jual ayam goreng. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa lebih baik melipir ke Olive Chicken atau Geprek Bu Rum karena mereka sama-sama jual ayam krispi dan sama-sama gurih, tapi harganya jauh lebih ramah kantong. Bahkan ada juga yang memilih menggoreng ayam sendiri, mulai dari belanja ke pasar dan memilih potongan ayam terbaik, ngulek bumbunya, sampai bergumul dengan adonan tepung demi mendapatkan hasil olahan ayam super kriuk.

Sebagai orang yang pernah merantau dan sampai sekarang tinggal di kota orang, saya amat familier dengan perhitungan harga makanan demi memperoleh nilai paling irit. Apalagi jika tujuan berhemat ini buat ngepasin jatah uang bulanan, wah pokoknya selisih gopek juga dijabanin. Masalahnya kalau kita ngomongin ayam goreng, nasi telor, atau makanan sehari-hari sih sudah biasa. Sekarang semuanya lebih kepada pilihan. Pun itu tergantung selera dan mau atau nggak seseorang bercapek-capek buat masak agar lebih sedikit keluar uang. Semakin banyak uangmu, maka semakin banyak pilihan makananmu dan kreasi memasakmu. Sederhananya begitu.

Berdasarkan logika sederhana inilah, hampir semua orang menganggap bikin makanan sendiri selalu jauh lebih murah daripada beli. Padahal, logika kayak gini nggak bisa dipukul rata juga sih. Memang ada beberapa orang yang jualanan makanan mahal habis di biaya produksi, sebagian lainnya habis di biaya promosi, ada juga yang mahal karena biaya membangun brand image. Ada juga yang sudah jual mahal, nggak enak, brand-nya nggak jelas pula. Meskipun jarang karena bakal jadi nggak laku, tapi jenis yang begini tetap ada kalau dicari.

Ngomongin soal biaya produksi, kalau Anda ingat, beberapa waktu yang lalu masyarakat urban sempat-sempatnya protes buat menurunkan harga dessert box Bittersweet by Najla. Itu loh, makanan manis yang isinya krim dan kue aneka rasa. Rata-rata harga dessert box Bittersweet by Najla emang dibanderol agak mahal, sekitar Rp50-80 ribu per kotak. Padahal kotaknya juga nggak sebesar kotak bekal makan anak SD. Oleh karena dianggap mahal dan banyak banget yang pengin nyicipin (kabarnya sih enak), orang-orang melakukan “demo” di media sosial. Yah, mungkin di saat bersamaan Mbak Najla sebagai pemilik usaha kulinernya ketawa aja. Hebohnya masyarakat yang minta turun harga itu di satu sisi menaikkan nama brand, promosi gratis. Di sisi lain momen protes itu bisa dijadikan ajang pembelaan dari produsen bahwa untuk mencapai rasa yang paripurna, dibutuhkan dana yang nggak sedikit. Istilah Jawa-nya ono rego ono rupo.

Lagian yang protes juga kocak, di mana-mana yang jualan makanan punya hak mutlak menentukan harga dagangannya. Kalau nggak suka tinggal skip, nggak usah beli. Gampang bukan?

Tapi, okelah. Kalau misalkan tuduhan “harga kemahalan” dessert box tersebut perlu diluruskan, sebenarnya penjelasannya simpel. Biaya produksi yang mencakup bahan-bahan premium itu nggak murah. Belum lagi, dalam proses produksi dibutuhkan alat-alat pembuat kue yang juga mahal. Ditambah lagi biaya tenaga, karyawan, dan pendistribusian. Wah, bisa gila sih kalau dihitung beneran.

Sebagai gambaran, saya pernah membuat kurang lebih 15 dessert box berukuran kecil dengan bahan dasar biskuit Oreo, krim keju, dan krim puding cokelat. Biaya buat beli susu cair satu liter, keju Kraft satu bungkus, cokelat batang satu bungkus, maizena, gula, agar-agar, sampai biskuit Oreo dan bahan tambahan lain jika dijumlahkan kurang lebih Rp100 ribu. Kalau saya jual satu box kecilnya Rp10 ribu (padahal habis dalam tiga kali sendokan), saya baru dapat laba Rp50 ribu. Tapi, laba itu perlu dikurangi lagi dengan uang gas, biaya pengemasan, uang listrik buat menyimpannya di kulkas, uang lelah, dan skill memasaknya. Lah anjir, nggak jadi kaya dong. Berdasarkan pengalaman ini saya jadi maklum kalau Bittersweet by Najla itu mahal. 

Nggak semua orang yang jualan makanan mahal memang niat jadi kapitalis dan segera naik haji. Lebih banyak pengusaha kuliner yang dilema antara menaikkan harga biar untung atau menekan biayanya biar orang-orang pada beli. Makanya kalau nemu makanan mahal, kita nggak bisa sembarangan ngatain, “Lah gini doang mah mending bikin sendiri!” Emangnya Anda pikir skill menciptakan rasa makanan yang mantap itu mudah didapatkan dalam sekali percobaan? Mereka juga bolak-balik mencari formula yang paling pas biar ketemu rasa yang paling sempurna keleeeus.

Saran saya sih kalau nemu makanan mahal yang sekiranya nggak masuk akal, mending nggak usah beli. Belilah sesuatu sesuai kemampuan Anda, nggak usah maksa.

BACA JUGA Alasan di Balik Diksi Selebgram Kuliner yang Terkesan Itu-itu Aja saat Review Makanan atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2021 oleh

Tags: bisnis kulinerbittersweet by Najladessert boxjualan makananKulinermakanan mahal
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.
Kuliner

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Mangut kepala manyung Pantura di Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Sulit Cari Kerja di Jogja, Milenial Asal Pati Ini Putuskan Buka Bisnis Sendiri dan Hasilkan Rp15 Juta per Bulan

28 April 2025
Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten.MOJOK.CO
Ragam

Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten

23 Desember 2024
Sastra Boga dalam acara Festival Sastra Indonesia 2024. MOJOK.CO
Hiburan

Sastra Boga: Menyelami Sastra dalam Kuliner Tradisional Jawa

30 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hal-hal riang di bawah panggung JVWF Music Fest 2025 di Jogja yang hadirkan HIVI! hingga Sheila on 7 MOJOK.CO

Sheila On 7, HIVI!, dan Suasana Riang di Bawah Panggung JVWF Music Fest 2025

14 Juli 2025
Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
mahasiswa KKN.MOJOK.CO

Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”

11 Juli 2025
Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja Agar Tidak Kecewa Mojok.co

Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.