Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Chat Whatsapp Cuma Panggil Nama Itu Nyebelin Banget

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Februari 2020
0
A A
chat whatsapp chat wa MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Orang yang suka manggil nama atau pakai huruf ā€œPā€ buat ngawalin chat WhatsApp itu punya masalah apa, sih? Kalau penting jangan chat WA, tapi telfon aja udah.

Sebelum membaca tulisan ini, silakan kamu tonton dulu video pendek dari @bintangemon ini:

Kepada tersangka
P
P
P pic.twitter.com/QCTXUoFiVw

— haduhaduh (@bintangemon) February 21, 2020

Apa orang nyebelin di dunia ini masih kurang? Dari mereka yang bikin instastory titik-titik sampai mereka yang suka bilang, ā€œApa cuman gueee….ā€ Ternyata masih ditambah sama orang yang mulai chat WhatsApp pakai huruf ā€œPā€ doang. Saya setuju sama @bintangemon. Jempolmu itu baru tumbuh? Sibuk ngejar kuyang? Apa, sih, susahnya ngetik to the point?

Tingkatan nyebelin orang yang suka chat WhatsApp pakai huruf ā€œPā€ itu setara sama mereka yang suka manggil nama terus udah. Ngilang. Apa ya habis ngetik nama mereka langsung pingsan? Ini bukti kalau ghosting nggak cuma terjadi di hubungan asmara aja. Ghosting juga berlaku di chat WhatsApp.

ā€œSen….ā€

Udah, gitu doang. Sialnya, banyak kontak di WhatsApp saya yang suka kayak begitu. Maksudnya tuh, apa? Ngecek kita masih hidup atau nggak? Lebih nyebelin lagi ketika:

ā€œYa,ā€ saya balas dua jam kemudian.

ā€œGak jadi, deh. Udah ini.ā€

HAAAHHH! UDAH APANYA! DIPIKIR AING DUKUN YANG TAU ENTE MAU NGOMONG APA! TIBA-TIBA BILANG UDAH! YA KALAU UDAH CEBOK SANA!

Duh, maaf ya caps lock jebol. Maklum, kalau di dunia nyata, saya nggak berani bilang gitu ke orangnya. Mumpung lagi nulis, izinkan saya misuh-misuh sekali ini saja.

BTW, orangnya balas chat itu tiga jam kemudian ketika rasa penasaran udah naik dan mulai cemas jangan-jangan ada yang sakit atau kecelakaan. Buat kamu yang nggak bisa ngontrol rasa penasaran, orang-orang yang chat WA cuma manggil nama memang layak dijewer…bola matanya.

Makin emosi ketika tahu ternyata sender nggak nyimpen nomer kita.

ā€œKenapa, e? Ada yang bisa dibantu?ā€

Nggak, kok. Gpp. Udah ini. Tadi sih cuma ngetes ini nomermu apa bukan. Mau aku save.ā€

Biyangane setan alas! Udah temenan beberapa tahun, nomer hape aja belum disimpan. Iya, saya memang nggak sefemes sender. Malah curhat….

Sebenarnya, ada masalah apa sih sama orang yang chat WA cuma manggil nama atau huruf ā€œPā€ aja? Konyolnya, ada yang keukeuh kalau ā€œPā€ itu singkatanĀ  ā€œAssalamualaikumā€. Eh Jangkrik Alaska, kalau ā€œPā€ itu singkatan ā€œAssalamualaikumā€, balasan ā€œWalaikumsalamā€ disingkat pakai huruf apa enaknya?

Kebiasaan ngawalin chat pakai huruf ā€œPā€ itu kayaknya kebawa dari budaya Blackberry. Mending kalau Blackberry ada notif suaranya: ā€œPing!ā€ Nah kalau WhatsApp kan nggak ada. Apalagi kalau hape lagi silent. Mau ngetik ā€œPā€ ribuan kali juga nggak bakal direspons. Apalagi kalau ternyata kamu udah diblok. MAMAM.

Nah, Ketika kamu cuma manggil nama aja ketika chat WA itu kayak lagi manggil Abang Bakso.

ā€œBang!ā€

Abangnya diem aja karena nggak denger.

ā€œBAAANG!ā€

ā€œYa?

ā€œBakso masih?

ā€œMasihā€

ā€œYaudah, yang rajin jualannya!ā€

Atau situasi kayak gini yang terjadi:

ā€œBang!ā€

ā€œYa?ā€

ā€œBakso masih?ā€

ā€œHabis.ā€

ā€œPesugihan, ya?ā€

Tolong yang di atas jangan ditiru.

You know what, saya rasa, kebiasaan chat WhatsApp cuma manggil nama itu yang bikin orang suka matiin centang biru. Dimatiin sekalian biar nggak tahu kalau chat nyebelin itu sudah dibaca.

Kalau nggak tahu udah dibaca atau belum, yang ditandai dengan centang biru, kan kamu bisa terhindar dari ā€œkebijakan tak tertulisā€ untuk segera menjawab dan terhindar dari pertanyaan:

ā€œKok cuma di-read doang?ā€

Ya sender cuma manggil nama aja, kok. Memangnya lagi ngabsen di kelas?

Makanya, kalau teman yang mematikan fitur centang biru, mungkin itu gara-gara kamu. Gara-gara kamu yang suka awalin chat WhatsApp cuma manggil nama. Kalau kena blok, sadar aja kamu memang nyebelin.

Lagian, apa susahnya langsung to the point? Apa karena yang mau diomongkan lewat chat WA itu panjang jadi butuh perhatian penuh? Ya telfon aja, dong. Atau kalau memang panjang, tulis dulu di MS Word lalu copas ke WhatsApp. Siapa tahu malah jadi artikel dan bisa dikirim ke Mojok.

BACA JUGA Membela Orang yang Mematikan Centang Biru WhatsApp atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 27 Februari 2020 oleh

Tags: chatchat Pchat panggil namachat wachat whatsappLinewhatsapp
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Bahayanya Jika Menggunakan WhatsApp Pihak Ketiga. MOJOK.CO
Tekno

Bahayanya Jika Menggunakan WhatsApp Pihak Ketiga

13 Mei 2023
Tips Edit Gambar untuk Jadikan PP WhatsApp yang Aesthetic. MOJOK.Co
Tekno

Tips Edit Gambar untuk Jadikan PP WhatsApp yang Aesthetic

10 April 2023
social spy whatsapp mojok.co
Kilas

Hati-hati Social Spy WhatsApp, Aplikasi Penipuan Berkedok Sadap!

9 Februari 2023
cara kirim pesan file besar di WA lewat Google Drive - MOJOK.CO
Kilas

Cara Kirim File Berukuran Besar di WhatsApp Pakai Google Drive

23 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu Mojok.co

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran ke Sate Ratu

8 Juli 2025
FIFGROUP Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat FIFestival Kuliner 2025

FIFGROUP Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat FIFestival Kuliner 2025

8 Juli 2025
Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

9 Juli 2025
Wakil Presiden, Gibran dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin dalam kunjungan di sentra industri tenun lurik di Cawas, Klaten MOJOK.CO

Menjawab Tantangan Regenerasi Perajin Tenun Lurik Tradisional di Klaten

10 Juli 2025
Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat

Angkringan Jogja Pamornya Tak Akan Pernah Meredup, meski Harganya Tak Lagi Bersahabat

7 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News MojokĀ  DMCA.com Protection Status

Ā© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

Ā© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.