Cara Memaknai Puisi Neno Warisman di Munajat 212 yang Dianggap Ancam Tuhan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Cara Memaknai Puisi Neno Warisman di Munajat 212 yang Dianggap Ancam Tuhan

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
23 Februari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Ketika Neno Warisman bilang “Tak ada lagi yang menyembah-Mu” di Munajat 212, ya nggak melulu harus dimaknai harfiah begitu dong. Itu kan puwisiiiie~

Jagat dunia media sosial kembali ramai oleh puisi Neno Warisman yang terdokumentasi dengan baik saat acara Munajat 212 di Monas. Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi ini dibicarakan netizen yang—lagi-lagi—terbelah.

Berikut potongan isi puisi atau doa yang jadi masalah:

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami Khawatir ya Allah

Kami Khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Sebelum membahas isi puisi yang dibacakan Neno Warisman tersebut, sebenarnya perdebatan sudah muncul saat netizen terbelah, apakah yang dibacakan ini termasuk doa atau puisi?

Menurut pendukung Prabowo-Sandi, yang dibacakan Neno Warisman itu puisi, jadi ya isinya tak bisa dimasalahkan. Puisi kan bagian dari seni berekspresi, dan ekspresi itu bebas.

Sedangkan pendukung Jokowi-Ma’ruf menganggap apa yang dibacakan itu merupakan doa, tapi cuma modelnya saja yang berbentuk puisi. Dan namanya doa, tak etis ketika redaksinya berupa ancaman ke Tuhan.

Baca Juga:

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
capres dari ugm

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023

Kalau kita ingat, sebenarnya perkara puisi semacam ini juga sempat ramai beberapa waktu lalu (April 2018) saat Ganjar Pranowo membacakan puisi pada acara talk show di salah satu stasiun televisi.

Biang kerok permasalahan ada pada bagian puisi yang dibacakan Ganjar: Kau bilang Tuhan sangat dekat, namun kau sendiri memanggil-Nya dengan pengeras suara setiap saat.

Mendengar itu, segera panas lah itu kuping orang-orang yang kontra dengan Ganjar. Kader PDIP itu lalu dianggap sudah melecehkan azan.

Namun ketika dijelaskan bahwa puisi yang dibacakan Ganjar merupakan puisi Gus Mus, mendadak semua ribut-ribut itu meredam seketika. Bahkan orang-orang yang tadinya sempat kepanasan langsung buru-buru menghapus postingannya.

Uniknya, cara pandang demikian tidak muncul saat Neno Warisman membacakan puisi yang lumayan nyentil—kalau disepakati ini merupakan puisi lho ya, bukan doa.

Hedeh, jangan buru-buru bilang kalau ini standar janda, eh, ganda. Jangan suuzon dulu. Lagian kasus puisi Neno kan dibacakan di acara untuk umat bernama Munajat 212. Acara umat muslim yang paling kaffah. Jadi, sepanjang umat di sana nggak protes ya nggak apa-apa dong. Bebas.

Beberapa tafsir kemudian muncul dari pembacaan puisi tersebut. Seperti puisi Neno ini hampir mirip dengan redaksi hadis yang pernah dibacakan oleh Rasulullah SAW saat Perang Badar. Peristiwa pada 17 Ramadan tahun kedua Hijriyah itu memang sempat jadi analogi bagi pendukung Prabowo-Sandi saat Amien Rais menyamakan Pilpres 2019 seperti Perang Badar.

Ada beberapa bagian dari puisi Neno Warisman yang dianggap memakai doa Nabi saat berada dalam keadaan terdesak karena berhadapan dengan tentara Quraisy yang tiga kali lipat lebih banyak pada Perang Badar. Meski sebenarnya ada juga ulama yang mengklaim bahwa riwayat ini kurang tepat redaksinya dan tidak bisa dimaknai seolah-olah Nabi “memaksa” Allah untuk memenangkan umat Islam.

Terlepas dari hal itu, netizen tetap terbelah antara yang membela dengan yang menggugat penggunaan diksi yang dipakai Neno Warisman. Apalagi pada kalimat yang menyebut bahwa kalau nggak menang, dikhawatirkan Allah nggak bakal lagi disembah. Mukegile.

Tentu saja banyak orang jadi membayangkan cara pikir bagaimana kalimat ini bisa ditulis dengan cukup berani oleh Neno.

Apa iya, kalau pihak yang mereka dukung akhirnya kalah maka semua warga negara Indonesia bakal jadi auto-murtad gitu? Mendadak semacam kena sihir lalu tiba-tiba jadi warga penyembah pohon semua? Atau tiba-tiba mengimani agama Kerajaan Ubur-Ubur?

Sebelum sampai ke pemikiran liar semacam itu, seharusnya kita nggak perlu kaget dengan penggunaan-penggunaan diksi yang aneh-aneh semacam itu kalau bicara soal puisi. Toh, namanya juga puisi, puisi kan bebas. Puwiisiiie gitu lho.

Chairil Anwar aja nulis di puisinya “aku binatang jalang”, terus apa iya betulan kebetulan Chairil jadi binatang? Kan nggak? Lagian zaman sekarang, semua orang nggak perlu belajar bikin puisi dengan serius kalau mau bikin puisi, tuh nyatanya Lord Fadli Zon aja bisa bikin puisi yang berkuantitas.

Jadi kalau misalnya Neno bilang “Tak ada lagi yang menyembah-Mu”, ya nggak melulu harus dimaknai harfiah begitu dong.

Bisa saja kalimat itu dimaknai, pada nggak menyembah Allah soalnya pada sibuk demo kan juga bisa. Bukannya ingat Allah, malah ingat mulu sama jagoan politiknya. Nggak di jalan nggak di masjid, malah ingatnya jagoan politiknya mulu. Ini umatnya siapa sih sebenarnya?

Atau bisa juga dimaknai; karena begitu menuhankan hasil piplres, Tuhan yang beneran sampai dilupain. Atau ditafsirkan: karena begitu menuhankan emosi, sampai lupa hikmah salat dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan dilupakan, padahal mulut teriak-teriak menyebut nama Tuhan.

Tuh, revolusioner sekali bukan tafsir bagian puisinya Neno Warisman ini menyindir semua kalangan? Keplok dolo dooong. Kasih apresiasi.

Jadi jangan hanya semata-mata belio merupakan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, lalu seolah-olah Neno berpihak ke salah satu paslon. Neno itu netral-netral aja kok dalam puisinya. Belio berpihak pada umat Islam. Titik.

Dan karena kebetulan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma’ruf itu sama-sama muslim, jadi beliau ini sebenarnya sedang bela dua-duanya.

Mungkin yang dimaksud Neno itu adalah, jangan sampai yang menang Pilpres 2019 nanti itu paslon dari Kepulauan Faroe atau paslon dari daerah Segitiga Bermuda. Udah nggak ikut iuran biaya kampanye, nggak jelas lagi agamanya apaan.

Lagian dalam puisinya, Neno juga sama sekali tidak menyebut bahwa jika yang menang Jokowi-Ma’ruf, maka kekhawatiran itu akan terjadi. Lha wong dalam redaksinya, Neno sama sekali tidak ada nyebut Jokowi-Ma’ruf kok. Bahkan nyebut harus Prabowo-Sandi saja nggak.

Kalau kemudian ada teriakan dari jamaah yang menyinggung paslon nomor dua, padahal izin acara bukan kampanye, ya anggap saja itu kreativitas yang bikin acara saja. Improvisasi, sebut saja begitu.

Masa cuma teriakan-teriakan dari jamaah soal paslon nomor dua begituan aja kagak boleh sih, kaku amat jadi orang. Lha wong yang ikut Munajat 212 nggak kaku kok kalau nyangkut kesalahan sendiri. Gitu aja kok repot.

Terakhir diperbarui pada 23 Februari 2019 oleh

Tags: gus musjokowimunajat 212neno warismanprabowopuisipuisi Neno Warismansandi
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!
Movi

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
capres dari ugm
Kotak Suara

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023
deklarasi anies oleh pks
Kotak Suara

PKS Resmi Mendeklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres, Bagaimana Elektabilitasnya? 

25 Februari 2023
belanja iklan politisi
Kotak Suara

Yuk, Intip Daftar Capres Paling Sering Ngiklan di Medsos, Siapa yang Paling Gede?

20 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Nyanyian nyamuk Amien Rais MOJOK.CO

Panduan Kunci Gitar Nyanyian Nyamuk Hasto Ala Amien Rais

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Baper Mikir Politik

Cara Memaknai Puisi Neno Warisman di Munajat 212 yang Dianggap Ancam Tuhan

23 Februari 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In