Bomb Takjil di Malang: Berbagi Takjil dengan Tema Tak Biasa - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Bomb Takjil di Malang: Berbagi Takjil dengan Tema Tak Biasa

Redaksi oleh Redaksi
26 Mei 2018
0
A A
Bomb-Takjil-MOJK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kata ‘bom’ dianggap sensitif, tapi komunitas wanita bercadar di Malang ini justru berbagi takjil dengan tema di luar kebiasaan: Bomb Takjil.

Dalam beberapa kasus penerbangan, tak sekali dua kali dilaporkan ada penumpang yang terpaksa diturunkan atau diperiksa karena bercanda soal keberadaan bom. Dilansir dari Detik.com, sejak awal bulan Mei ini, setidaknya telah terjadi 4 kasus delay pesawat yang disebabkan candaan penumpang soal bom.

Sensitifnya penggunaan kata ‘bom’ bukanlah tanpa alasan. Beberapa kali, kasus peledakan bom terjadi di Indonesia dan menimbulkan sejumlah korban jiwa. Tentu, masih lekat pula ingatan kita pada tragedi bom Surabaya lalu. Kesedihan dan duka cita inilah yang menjadi pengingat penting atas tidak sesuainya kata ‘bom’ dimasukkan dalam konteks candaan.

Tapi nyatanya, meski kasus-kasus candaan bom ini banyak dikecam, penggunaan kata ‘bom’ seolah tak mudah berhenti digunakan.

Begini ceritanya: menyusul tragedi bom Surabaya, sekelompok kaum wanita bercadar di Kota Malang berniat menghapus stigma negatif yang melekat pada wanita bercadar. Maka, tersebutlah Komunitas Si Bekas (kelompok jual-beli barang bekas) dan Komunitas Mumu (kelompok wanita bercadar) yang kemudian melakukan aksi berbagi takjil di pinggir jalan raya depan Museum Brawijaya, hari Kamis lalu (24/5).

Baca Juga:

Sampai Bertemu Di Gunung Arjuno (Bagian 2)

Hantu Muka Rata dan Kuntilanak Penghuni Sebuah Kampus di Malang

Aji Prasetyo: Komikus Juga Musisi yang Suka Bernarasi

Bukan cuma takjil, komunitas ini juga membagikan bunga sebagai simbol kedamaian. Menurut mereka, aksi ini merupakan reaksi dari tragedi pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo. Harapannya, pandangan masyarakat terhadap wanita bercadar akan menjadi lebih baik.

Sungguh tujuan yang mulia—bukankah begitu? Namun, dalam upaya pembagian takjil gratis ini, ada satu hal yang disorot tajam-tajam: mereka justru terang-terangan menggunakan kata bomb (bentuk bahasa Inggris dari bom) dalam poster takjil gratis. Lebih lengkapnya, mereka menggunakan tulisan Bomb Takjil.

[!!!!!!!!!!!!!!!11!!!!!1!!]

Sumber: viva.co.id

Sontak saja, tulisan ini menjadi perbincangan. Kira-kira, apa maksud mereka menggunakan kata ‘bomb’ di tengah-tengah situasi duka selepas Indonesia bersedih karena bom Surabaya? Sudahkah mereka mempertimbangkan fakta bahwa penggunaan kata tersebut dinilai cukup sensitif?

Meski dianggap sebagai blunder besar, hal ini pun ramai mendorong penerkaan makna yang sebenarnya ingin mereka bawa. Bisa saja, penulisan Bomb Takjil dibuat atas dasar analisis dan pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Kata ‘bomb’ bermakna negatif, sedangkan ‘takjil’ bermakna positif.

Mungkin, tujuan dari penggabungan istilah ini melalui tema Bomb Takjil adalah ‘menghilangkan sesuatu yang negatif melalui sesuatu yang positif’. Lagi pula, karena kegiatan ini digelar untuk menghapus stigma negatif akibat kasus bom, kata ‘bomb’ pun lantas dipilih untuk diam-diam berpesan:

“Kami tidak terlibat pada tragedi bom apa pun, kecuali bom takjil.”

2. Tulisan Bomb Takjil menggambarkan keadaan takjil yang mereka bagikan.

Bisa saja, takjil yang mereka bawa jumlahnya banyak dan bisa dibagikan ke banyak sekali orang, sampai-sampai diibaratkan dengan bom yang berdampak luas.

Bukan tidak mungkin pula, mereka merencanakan berbagi combro yang isinya penuh dengan sambal tempe yang bakal ‘meledak’ saat dikunyah atau klepon yang tak kalah ‘meledak’-nya di mulut. Hmm.

Yah, namanya juga menerka-nerka—tentu tidak bisa dipastikan kebenarannya. Toh, kemungkinan di atas memang hanya sebatas kemungkinan, bukannya bermaksud meneruskan ‘plesetan’ yang sedang mereka lakukan.

Benar atau tidaknya kedua tebakan di atas, tentu merupakan langkah yang kurang tepat jika kata ‘bomb’ lantas dilibatkan. Dalam pesawat saja, jika bercanda soal bom, kita bakal diturunkan dan bisa-bisa terancam hukuman pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

Gitu loh, sist.

Terlepas dari pro dan kontra penggunaan tema Bomb Takjil ini,saya menyimpan pertanyaan untuk mereka: tidakkah mereka tahu bahwa kata ‘takjil’ memiliki dua makna dalam KBBI, yaitu ‘makanan berbuka puasa’ dan ‘menyegerakan’? Bukankah hal ini justru akan menimbulkan lebih banyak tafsir yang aneh-aneh dari poster mereka?

Plus, ngapain sih itu ada gambar bom segala di posternya?

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2018 oleh

Tags: bom surabayaBomb Takjilkomunitas wanita bercadarMalang
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Sampai Bertemu Di Gunung Arjuno (Bagian 2) MOJOK.CO

Sampai Bertemu Di Gunung Arjuno (Bagian 2)

17 Maret 2022
Hantu Muka Rata dan Kuntilanak Penghuni Sebuah Kampus di Malang

Hantu Muka Rata dan Kuntilanak Penghuni Sebuah Kampus di Malang

18 Februari 2022
AJI PRASETYO: KOMIKUS JUGA MUSISI YANG SUKA BERNARASI

Aji Prasetyo: Komikus Juga Musisi yang Suka Bernarasi

17 November 2021
IKSAN SKUTER: SEDIKIT KURANG TERKENAL YANG SUDAH TERKENAL - PutCast

Iksan Skuter: Sedikit Kurang Terkenal yang Sudah Terkenal

12 November 2021
Christabel Annora Musisi Asal Malang yang Gemar Mengaja

Christabel Annora Musisi Asal Malang yang Gemar Mengajar

5 November 2021
Teror 10 Hari di Jawa Timur MOJOK.CO

Teror 10 Hari di Jawa Timur

4 November 2021
Pos Selanjutnya
Asus Zenfone 5z - MOJOK.CO

Asus Zenfone 5z Sukses Kalahkan Performa Samsung Galaxy 9+ dengan AI Boost

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Bomb-Takjil-MOJK.CO

Bomb Takjil di Malang: Berbagi Takjil dengan Tema Tak Biasa

26 Mei 2018
Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan MOJOK.CO

Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan

26 Mei 2022
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam giriloyo mojok.co

Makam Giriloyo, Rumah Peristirahatan Terakhir Sultan Agung yang Dibatalkan

26 Mei 2022
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang jadi tempat syuting KKN di Desa Penari

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
gelanggang mahasiswa ugm mojok.co

UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa

24 Mei 2022

Terbaru

Sungai Aare, Swiss untuk berenang

Orang Swiss Suka Hanyutkan Diri di Sungai pada Musim Panas

29 Mei 2022
buya syafii maarif mojok.co

Melepas Kepergian Buya

28 Mei 2022

Jokowi: Buya Syafii Maarif Sosok yang Menyuarakan Toleransi 

27 Mei 2022
Buya Syafii Maarif

Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan

27 Mei 2022
Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

27 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In