ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Otomojok

Pengalaman Naik Mobil Damkar Selama Demo Omnibus Law: Jadi Saksi Kerja Keras Pemadam Kebakaran yang Baik Hati

Aldrin Kevin oleh Aldrin Kevin
12 Oktober 2020
0
A A
Percuma Lapor Polisi, Lebih Baik Lapor Damkar Pengalaman Naik Mobil Damkar Selama Demo Omnibus Law: Jadi Saksi Kerja Keras Pemadam Kebakaran yang Baik Hati MOJOK.CO

Percuma Lapor Polisi, Lebih Baik Lapor Damkar Pengalaman Naik Mobil Damkar Selama Demo Omnibus Law: Jadi Saksi Kerja Keras Pemadam Kebakaran yang Baik Hati MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Niatnya cuma mau mengobrol dengan salah satu petugas pemadam kebakaran, berakhir dengan diajak naik mobil damkar. Seru dan berbekas di hati.

Berawal dari utas di Twitter tentang pengalaman naik mobil pemadam kebakaran (damkar), saya diminta untuk menuliskan pengalaman tersebut untuk rubrik Otomojok. Sebuah hal yang menantang karena saya buta otomotif: tidak begitu lancar menyetir motor, tidak bisa menyetir mobil, baru mencoba mengisi bensin pada saat umur hampir 22 tahun, tidak tahu nama suku cadang motor atau mobil, dan sebagainya.

Saya “berhasil” menumpang mobil damkar karena obrolan dengan Bang Nopri, pemadam kebakaran dari Kompi A Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan Jakarta Pusat. Demo tolak Omnibus Law yang menghancurkan tiga halte di Jalan M.H. Thamrin membuat pemadam kebakaran lalu-lalang bertugas. Melihat jarangnya ulasan mengenai pekerjaan ini, saya berinisiatif mengambil foto dan bertanya-tanya, sksd sedikit.

pemadam kebakaran (damkar) merupakan satuan yang paling jarang dibahas dalam sebuah demonstrasi (seringnya kalo ga polisi ya tentara). tadi w nyoba ngobrol sambil nanya2 dikit ama damkar, eh malah diajak numpang di belakang mobilnya pic.twitter.com/U5rALWX3JW

— Aldrin Kevin (@aldrinoo) October 8, 2020


Tak disangka, setelah selesai memadamkan sisa api di halte Sarinah, Bang Nopri mengajak saya ikut di belakang mobilnya (atau truk ya disebutnya?). Selama nebeng, saya ngobrol tentang profesi ini.

Saya tertarik dengan profesi ini setelah beberapa kali melihat postingan dari akun Instagram @humasjakfire tentang pemadam yang membantu melepas cincin yang kesempitan atau membantu mengambilkan hape yang jatuh ke selokan. Namun, untuk mobilnya, saya mana peduli.

Yang jelas, naik di belakang mobil damkar tidak ada mulus-mulusnya sama sekali. Entah suku cadang apa yg memengaruhi, tapi rasanya lewat speed bump saja sudah sangat berguncang. Apa karena posisi saya yang berdiri? Ah, rasanya naik metromini nggak gini-gini amat. Atau karena pegangannya bukan ke atas melainkan ke samping? Tidak juga.

Setelah sampai di Bundaran Hotel Indonesia, mobil damkar berhenti untuk beristirahat. Saya berkeliling sekitar bundaran untuk mengambil foto. Saat saya menemui mereka kembali dengan niat ingin berpamitan, saya malah diajak naik ke atap mobil damkar.

Wow, jadi begini rasanya. dibanding naik metromini, naik ke atas mobil damkar sangat gampang karena ada dua tangga, di belakang dan samping. Ruangan di atas juga lebar. Meskipun ada selang tambahan (selang utama ada di sebelah kanan mobil) dan tangga panjang (yang biasa untuk ambil kucing), petugas tetap bisa tidur-tiduran.

Niat berpamitan pupus karena mobilnya malah jalan. ya sudah, saya coba duduk di atas mobil damkar. Hasilnya tetap berguncang. Kondisinya jauh lebih seram karena kalau kita terlempar, jatuhnya akan lebih tinggi. Ya iyalah. Pegangannya juga tidak jelas. Kalau di belakang kita bisa pegangan ke pegangan tangga, kalau di atas, ya, pegang saja apa yang timbul dari atap mobil (dari bawah kita).

Saya mencoba menyesuaikan diri dengan guncangan selama mobil damkar ini bergerak. Selama di Thamrin, mobil ini jalannya pelan-pelan saja, toh titik kebakarannya juga banyak jadi mobil lebih banyak singgah. Saat mobil pulang ke Kantor Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat, sensasi naik mobil damkar sebenarnya baru muncul.

Mobil ini memang sering dikendarakan dengan terburu-buru, baik dalam artian “ngebut” maupun “berhentinya tidak lama-lama”. Saya saja sampai ikut ke Kantor Sudin karena belum sempat selesai pamitan karena mobil mau pulang, eh mobilnya jalan duluan. Karena posisi saya masih di atas mobil, ya sudah, saya ikut saja

Saya juga merasakan sensasi terburu-buru dalam artian ngebut. Entah berapa km per jam, namun ya terasa seperti naik motor dengan kecepatan standar warga Jakarta malam hari, lah. Mobil sempat berjalan mulus pada awal-awal perjalanan, mungkin karena ngebut. Setengah perjalanan ke depan, mobilnya goyang-goyang lagi. Berarti tidak ada pengaruhnya ngebut dengan tidak ngebut. Saya jadi bingung sendiri.

Salah satu aturan naik di atas mobil damkar adalah, sebaiknya rebah, atau merunduk. Duduk tidak disarankan karena ditakutkan kepala terkena palang, kabel, atau dahan. Saya melihat Bang Nopri lebay dengan merunduk saat menghadapi jembatan penyeberangan. Saat saya tanya, ia bilang takut kejedot. Saya awalnya menanggapi dengan bercanda. Alasan tersebut baru masuk akal saat saya hampir kejedot dahan pohon di jalan selepas Flyover Cideng.

Untuk masalah kecepatan, sayang saya tidak bisa mengukurnya. Namun, dengan standar kecepatan seperti yang saya sebutkan di atas, mobil damkar tersebut masih dibilang pelan oleh Bang Nopri. Mobil akan berjalan lebih ngebut lagi apabila damkar berangkat untuk memadamkan kebakaran.

Ditambah sirene yang menyala, kecepatan akan selalu konstan karena orang-orang memberi jalan. Lalu bagaimana cara agar dapat bertahan di atas? Katanya sih, tiduran dengan pegangan kepada apa saja yang ada di atap mobil saja. Dengan tiduran, kepala akan terhindar dari benda asing yang siap menyambar kepala. Tubuh mungkin juga lebih rileks daripada duduk.

Akhirnya saya sampai di Kantor Sudin. Ketiadaan angkutan umum dan kerusuhan yang masih terjadi membuat saya diberi tumpangan oleh Pak Supir sekaligus pemimpin Kompi A, Pak Wagiyanto. Saat sedang leyeh-leyeh di musala kantor, saya diberi nasi kotak dan teh tawar oleh Pak Ridwan, petugas keamanan kantor. Sungguh mulia teman-teman pemadam kebakaran. Pukul 6 pagi, saya berpamitan kepada Pak Ridwan (Kompi A sedang bertugas memadamkan Bioskop Senen).

Sekian pengalaman saya, mohon maaf saya lupa menanyakan dimensi mobil, kapasitas air, airnya disimpan di mana, dan sebagainya. Terima kasih untuk jajaran Kompi A Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Jakarta Pusat yang sudah memberi saya tumpangan: Pak Wagiyanto, Bang Nopri, Bang Hady, Bang Ikrom, dan Bang Komar. Sukses terus Korps Pemadam Kebakaran Indonesia. Pantang pulang sebelum padam.

BACA JUGA Balada Kernet Truk Tangki Pertamina dan ulasan soal mobil lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2020 oleh

Tags: Damkarmobil damkaromnibus lawpemadam kebakaranUU Cipta kerja
Iklan
Aldrin Kevin

Aldrin Kevin

Artikel Terkait

3 Hal Bermanfaat yang Bisa Dilakukan dengan Uang Rp900 Juta Ketimbang Dikasih ke “Calo” Polisi.MOJOK.CO
Aktual

3 Hal Bermanfaat yang Bisa Dilakukan dengan Uang Rp900 Juta Ketimbang Dikasih ke “Calo” Polisi

5 Januari 2025
Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja MOJOK.CO
Esai

Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja

21 Januari 2023
perppu cipta kerja mojok.co
Kotak Suara

Perppu Cipta Kerja Disahkan, Ini Dampaknya Terhadap Pekerja Perempuan

4 Januari 2023
perppu cipta kerja mojok.co
Hukum

Diterbitkan Jokowi, Buruh Jogja Tolak Perppu Cipta Kerja

1 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pa 212

PA 212, FPI, dan GNPF Ulama Siap Gelar Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja Bertajuk ‘Aksi 1310’

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Merger Grab dan GoTo bisa sebabkan ledakan pengangguran MOJOK.CO

Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran

13 Mei 2025
Jika bus Sinar Mandiri bertemu Jaya Utama, sopir akan lebih ngawur dari bus Sumber Selamat MOJOK.CO

Jika Bus Sinar Mandiri Ketemu Jaya Utama, Sumber Selamat Kalah Ngawur: Jalan Rusak Pantura Jadi Arena Balapan

15 Mei 2025
Sisi suram kos pasutri di Sleman Jogja MOJOK.CO

Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”

17 Mei 2025
Sarung Atlas saksi kasih sayang ibu sepanjang usia MOJOK.CO

Sarung Atlas Saksi Kasih Sayang Ibu, Dari Belajar Sarungan hingga di Pelaminan

19 Mei 2025
Mahasiswa UNY Sulit Menjelaskan ke Tetangga soal Kampusnya karena Kurang Populer, Mengaku Kuliah di UGM.MOJOK.CO

Mahasiswa UNY Sulit Menjelaskan ke Tetangga soal Kampusnya karena Kurang Populer, Mengaku Kuliah di UGM Biar Mudah Dipahami

19 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.