Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Otomojok

Bersama Honda Tiger 2000, Martabat Kurir Terangkat. Ingat, Kurir Bukan Budak yang Gajinya Bisa Kau Pangkas Gitu Aja

Alvian Darmawan Junior oleh Alvian Darmawan Junior
17 April 2021
0
A A
Bersama Honda Tiger 2000, Martabat Kurir Terangkat. Ingat, Kurir Bukan Budak yang Gajinya Bisa Kau Pangkas Gitu Aja MOJOK.CO

Bersama Honda Tiger 2000, Martabat Kurir Terangkat. Ingat, Kurir Bukan Budak yang Gajinya Bisa Kau Pangkas Gitu Aja MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Yoi bro, kalian nggak salah baca. Pekerjaan saya adalah kurir, dan motor saya adalah Honda Tiger 2000 generasi kedua.

Oke, sebelumnya saya sudah bisa menebak hal yang menjadi pertanyaan pertama di benak kamu semua. “Kenapa antar paket pakai motor Honda Tiger? ‘Kan ribet. ‘Kan itu motor tua. ‘Kan malah nyusahin diri sendiri.” Dan ‘kan-‘kan yang lainnya.

Yah, jujur aja, bacotan macam itu sih udah sering banget saya dengar. Jangankan dari orang lain, Bapak saya sendiri pun hampir setiap hari bilang kayak gitu. “Kan, itu motor Bapak!” Iya, iya, Pak. Anggap aja Honda Tiger ini sudah diwariskan. Meski saya agak maksa dan kayaknya Bapak masih belum rela “berpisah” sama Tiger satu ini.

Sebagai seorang kurir, mengantarkan paket pakai motor matik, sih, udah biasa banget. Pakai motor bebek juga udah basi. Nah, pakai sport cruiser yang udah bangkotan macam Honda Tiger itu baru memesona.

Sebenarnya, perusahan tempat saya bekerja itu menyediakan fasilitas top berupa kendaraan pengangkut paket. Bentuknya imut, sekilas mirip bajaj gitu, warnanya putih, dan pastinya punya tiga roda. Kalian pasti tau lah, ya.

Tapi nggak tahu kenapa, entah saya yang nggak suka sama kendaraan operasional itu, atau memang saya kurang bersyukur, tapi menurut saya, wara-wiri ngantar paket pakai kendaraan kantor itu tuh ribet aja, gitu.

Yang pertama, bentuknya agak lebar kayak motor merk VIAR yang biasanya digunain buat antar galon. Body motor yang bongsor itu nyusahin kurir untuk bermanuver masuk gang-gang sempit. Ribet.

Yang kedua, saya malah nggak pede karena orang-orang sekitar malah menyangka pekerjaan saya adalah supir bajaj, bukan kurir. Dan alasan yang terakhir, saya dituntut untuk menjaga solidaritas sesama kurir dengan cara meng-klakson setiap kurir yang sama-sama pakai kendaraan tersebut, padahal belum tentu juga kenal satu sama lain.

Kamu tahu, suara klakson motor roda tiga itu nggak banget. Sekali klakson, semua pada noleh, nggak cuma teman sesama kurir. Kayak ambulance mau lewat.

“Antar galon, Mas?”

“Galon ndiasmu!”

Lalu, kenapa saya malah pakai motor Honda Tiger, bukan motor jenis lain?

Sebenarnya saya punya motor matik di rumah. Tapi ya gitu, motor matik terlalu standar. Saya ngerasa kayak kurang greget gitu kalau ngantar paket pake matik. Jadi, motor matik biar dipakai orang tua ke pasar aja.

“Kan motor matik ini punya Bapak!”

“Iya-iya, semua punya Bapak!”

Honda Tiger tersebut adalah motor bekas turun-temurun dari orang tua saya… yang mana agak saya paksa untuk segera diwariskan. Jadi, alasan utama saya bekerja pakai Honda tiger adalah supaya selalu terkenang dengan orang tua saya dan lebih termotivasi dan semangat bekerja untuk mereka. Hasek.

“Di STNK masih nama Bapak!”

“Iya-iya, Pak, besok saya balik nama!”

Sudah hampir setahun saya bekerja sebagai kurir bareng Honda Tiger. Ini kebanggan bagi saya, di mana kurir yang lain kebanyakan hanya pakai “motor ampas”. Motor ini membuat saya seakan-akan menjadi kurir sebenarnya di circle saya. Ya circle kurir yang kalau ngopi ditemenin Gudang Garam ketengan.

Bagi kurir berselera tinggi seperti saya, Honda Tiger itu justru nyaman buat bawa banyak barang mengandalkan tas obrok.

Gini ya, joknya yang cukup panjang bikin saya stabil kalau bawa banyak barang. Motor yang cukup tinggi justru bikin tekanan berat malah nggak berasa. Ini berguna kalau-kalau saya melewati jalan yang gradakan atau melewati banyak polisi tidur yang dibikin sembarangan udah berasa menembus tembok cina.

Banyak yang bilang, body Honda Tiger itu terlalu besar buat kurir. Ya memang pada awalnya saya juga berpikiran demikian. Tapi setelah saya coba, Tiger ini punya actual size yang standar, kok, alias nggak kegedean walaupun harus bawa banyak barang. Body Tiger yang mengganggu, justru mendukung kinerja saya.

Kalau dibandingkan matik, saya rasa motor matik jauh lebih bisa bikin badan pegel. Tangki yang nggak terlalu besar dan bentuk stang tinggi membuat badan saya lebih tegap saat menggunakan Honda Tiger. Jadi nggak rentan pegel.

Tapi, di luar itu semua, yang paling saya suka adalah suara Tiger ini. Suaranya yang bulat dan nggak culun itu bikin saya sebagai kurir tuh kaya, ada gagah-gagahnya gitu.

Walaupun Tiger ini udah nggak bisa diajak ngebut kaya dulu, tapi itu justru jadi kelebihan. Nggak bisa ngebut membuat barang-barang saya tetap aman, nggak saling berbenturan. Saya bisa menjadi seorang kurir yang kalem dan nggak grasak-grusuk. Selain itu saya juga jadi bisa lebih menikmati perjalanan menyambangi rumah-rumah pelanggan.

Di sisi lain, bekerja sebagai kurir naik Honda Tiger adalah sebuah usaha mengubah pandangan eksesif masyarakat tentang motor ini. Dulu, Tiger dianggap sebagai motor anak orang kaya, motornya buaya darat, motornya tukang gelut. Padahal, motor ini juga punya jiwa sosialis ketika dipakai seorang kurir.

Dan nggak bisa bohong, walaupun Tiger ini bisa dibilang motor lawas, tapi masih banyak yang terkesima. Saya ngerasa derajat seorang kurir lebih terangkat, meski gajinya sempat mengalami pemotongan kemarin itu. Eh….

Profesi boleh kurir. Profesi yang terlalu sering dipandang remeh. Bahkan dianggap layak gajinya dipotong. Zaman lagi susah, eh disuruh bersyukur gitu aja. Bapakmu mau bayarin gaji kurir?

“Kalau Bapak, sih, nggak mungkin bayarin gaji kurir!”

“Iya-iya, Pak. Dah, mimik teh dulu sambil baca koran, Pak.”

Maaf ya, Bapak saya suka nyamber. Dah kayak supir bajaj kejar setoran.

Sekali lagi, Honda Tiger ini berjasa banget untuk martabat kurir. Jadi nggak malu-maluin kalau nongkrong sesama kurir atau beli odol di minimarket seberang jalan.

Walaupun begitu, sebagai “pahlawan kaum rebahan”, nggak jarang juga saya mendapat teguran dari rekan sesama kurir, maupun dari customer. Kebanyakan memandang saya angkuh dan berlebihan.

Sering timbul perkataan, “Loh, bukannya di perusahaan tempat Mas kerja sudah menyediakan transportasi operasional untuk antar paket, ya? Kenapa Mas malah repot-repot pakai Tiger pula.”

Mendengar demikian, DNA saya sebagai seorang kurir bergejolak. Saya lantas menjawab; “Ya lebih repot pake bajaj lah, Pak. Gang rumah Bapak kan sempit! Udah sempit, sering ditutup pula kalau ada hajatan. Saya kan harus bermanuver cari jalan lain.”

“Jadi kurir memang kudu pintar cari jalan.”

“Iya-iya, Pak. Mentang-mentang pensiunan kurir.”

Yah, itulah. Selain motor Honda Tiger yang diwariskan, karier saya pun warisan juga. Jadi, selama tas obrok-ku masih kuat, selama Honda Tiger ini masih tangguh, selama itu pula kamu bisa tetap nyaman rebahan menunggu paket tiba.

“Trek dung dung, trek dung dung, paket!”

“Ashiapp.”

BACA JUGA Kelebihan Sepeda Motor Suzuki yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri dan pengalaman unik lainnya bersama kendaraan di rubrik OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2021 oleh

Tags: hondahonda tigerHonda Tiger 2000KurirMobkasMotor BekasMotor HondaPahlawan Kaum Rebahanrekomendasi motor bekasTiger Bekas
Iklan
Alvian Darmawan Junior

Alvian Darmawan Junior

Kurir generasi kedua di keluarga. Kurir yang bangga dengan pekerjaannya.

Artikel Terkait

Vega R 2007 tak cocok untuk pergi dari Surabaya ke Mojokerto. MOJOK.CO
Catatan

Nekat Motoran dari Surabaya ke Mojokerto dengan Vega R 2007 Milik Ayah, Nyaris Terjebak di Area Hutan karena Awam Berkendara

7 Juli 2025
Honda Supra X 125 MOJOK.CO
Ragam

10 Tahun Kerja Pakai Honda Supra X 125 Karbu, Masih Jadi yang Terbaik Buat “Menaklukkan” Nasabah meski Motornya Kuno dan Lambat

20 Mei 2025
Honda Jazz Mobil Honda yang Memberi Rasa Penyesalan di Akhir MOJOK.CO
Otomojok

Road Trip Nekat ke Ujung Kulon Pakai Mobil Honda Jazz: Mulai dengan Gaya, Pulang dengan Rasa Bersalah

31 Maret 2025
Yamaha Mio, Matik Terbaik Pembunuh Dominasi Supra Bapak MOJOK.CO
Otomojok

Mengenang Yamaha Mio, Seri Skutik Yamaha Terbaik yang Mengalahkan Dominasi “Supra Bapak” tapi Kini Semakin Terlupakan

21 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banguntapan Bantul Terbaik, Lebih Kota dari Kota Jogja Itu Sendiri MOJOK.CO

Banguntapan Bantul vs Kota Jogja: Mengadu 2 Kekuatan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta. Siapa yang Lebih Besar, Megah, dan Bermasalah?

2 Juli 2025
Pemerintah Kota Yogyakarta tambah Tempat Khusus Merokok demi wujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Malioboro MOJOK.CO

Jangan Lagi Merokok Sembarangan di Malioboro karena Tersedia Banyak Tempat Khusus Merokok, Ada Spot Enjoy untuk Nikmati Suasana Jalan

3 Juli 2025
Nina Feast Meraup 17 Miliar per Tahun, tapi Malah Bikin Nangis MOJOK.CO

Menghitung Pendapatan Lagu Nina Feast yang Katanya Mencapai 17 Miliar per Tahun Hanya dari Spotify

8 Juli 2025
Nelangsa lulusan universitas (sarjana) susah cari kerja alias jadi pengangguran. Bapak minta ganti rugi karena udah keluar uang banyak semasa kuliah MOJOK.CO

Lulusan Universitas Jadi Sarjana Pengangguran, Langsung Dituntut Bapak Ganti Rugi Biaya Besar Semasa Kuliah sampai Hidup Kebingungan

3 Juli 2025
FIFGROUP Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat FIFestival Kuliner 2025

FIFGROUP Dorong Pemberdayaan UMKM Lewat FIFestival Kuliner 2025

8 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.