MOJOK.CO – Sebagai mantan pengguna Android, saya pastikan bahwa iOS dan iPhone memang keren. Nggak cuma gengsimu yang bakal terangkat, tapi semangatmu juga.
Pindah dari Android ke iOS adalah sebuah keputusan yang kini saya sesali…
… kenapa nggak dari dulu aja karena iOS itu ternyata asik banget.
Pertama, maafkan saya karena judul yang agak menyesatkan itu. Kedua, kalau dibilang agak norak atau ketinggalan zaman karena baru sempat merasakan OS iOS, sih, saya bodo amat. Ya itu tadi. Saya menyesal nggak dari dulu pindah dari Android.
Saya adalah pengguna OS Android selama 10 tahun. Dan kesan saya kali pertama menggunakan OS iOS adalah luar biasa. Saya merasakan pengalaman ini untuk pertama kalinya lewat iPhone 8.
Sudah hampir seminggu saya menggunakan iOS. Saya merasakan bahwa OS ini memang punya kelas. Kalau boleh jujur, iPhone dan iOS-nya adalah entitas yang berbeda dengan hape-hape Android di luar sana. Kalau boleh saya bilang, iOS selevel lebih tinggi dibanding android dalam beberapa aspek. Juga dengan iPhone melawan hape-hape Android di luar sana. Saya pikir, harga yang bikin kantong menangis ketika mau beli iPhone sangat wajar karena ada harga, tentu ada kualitas.
Saya merasakan betul betapa iPhone adalah jenis hape yang nggak cuma buat gengsi tapi juga cocok untuk orang-orang yang memerlukan kenyamanan, kecepatan, dan keestetikan. Kesan pertama setelah 10 tahun lebih pakai Android adalah betapa miskinnya iPhone akan tombol-tombol. Saya sempat merasa kagok saat mau keluar dari aplikasi yang biasanya kalau di hape-hape Android ada tombol Back dan di iPhone 8 cuma ada satu tombol. Duh katro banget yak saya.
Tapi, meski iPhone itu “miskin” tombol-tombol, di situlah letak kelebihannya. iPhone jauh lebih efisien, sederhana, dan multitasking dalam urusan pencet memencet. Tinggal geser kiri, kanan, atas, dan bawah. Fitur-fitur yang ada di iPhone 8 saya bisa dijelajahi dengan begitu mudah, cepat, dan lugas.
Walau iPhone 8 saya termasuk keluaran lawas, tapi soal kinerja sungguh mantap. Ketika saya membandingkan dengan hape saya dulu macam Xiaomi, Redmi, dan Samsung. Saya sungguh terpukau dengan betapa cepatnya iPhone saya berkurang baterainya.
Saya nggak tahu itu kelebihan iPhone dan OS iOS-nya atau bukan. Tapi ketika dulu memakai Samsung M21, jujur, iPhone 8 saya begitu ringkih soal baterai. Maklum, setelah saya cek kapasitas baterai iPhone 8 dan Samsung M21 ternyata bagai bumi dan langit.
Bicara jeroan, iPhone 8 saya yang jadul ini dibekali chipset A11 Bionic yang memang modelan lama tapi kinerjanya bikin saya puas banget. Buka berbagai aplikasi cepat bener. Buka aplikasi macam Shopee dan Tokopedia yang terbilang berat juga lancar jaya. Lain cerita ketika saya dulu memakai Xiaomi dan Samsung yang kecepatan membuka aplikasinya sih cepat juga, tapi masih kalah cepat dengan iPhone 8.
Dari segi desain, dibanding Android, iPhone desainnya nggak macam-macam. Cenderung sederhana, tapi elegan. Dari segi kamera dan kualitas merekam video, entah kenapa iPhone 8 saya yang bisa dibilang jadul masih asik banget untuk diajak memotret dan merekam video.
Output-nya oke punya. Dari kualitas gambar dan warna foto yang dihasilkan jadi keliatan estetik. Dibanding Android yang walau kameranya sudah 48 MP, tapi tetap saja hasil gambarnya terkesan terlalu berlebihan. Warna saturasinya kadang berlebihan dan tingkat kecerahannya sungguh sangat jauh dari kata natural.
iPhone 8 yang saya pakai punya 12 MP untuk kamera belakang dan 7 MP untuk kamera depan. Pertama-tama saya agak ragu, karena level kamera seperti itu biasanya ada di level hape-hape entry level Android dengan harga satu sampai dua jutaan rupiah. Namun ternyata ini iPhone dan iOS, 12 MP iPhone dengan 48 MP-nya Android ternyata setara bahkan mungkin masih lebih bagus.
Video yang dihasilkan pun kualitasnya jauh lebih oke dengan standar 4k 30 FPS dibanding Android dengan standar yang sama. Video jauh lebih stabil, warna lebih oke, dan nggak ada “gempa-gempaan” ketika proses merekam.
Saya nggak bakal bicara soal kasta yang meningkat ketika menggunakan iPhone dan iOS-nya. Tapi patut diakui, harga mahal iPhone memang sesuai dengan kualitasnya.
Saya memang awam soal dunia hape. Tapi sebelum saya terjun untuk mencoba beralih dari android ke iOS, saya sudah melakukan riset kecil-kecilan. Dan kekurangan terbesar yang saya temukan dari testimoni banyak pengguna iPhone adalah baterai boros, memori terbatas, dan banyaknya keterbatasan menggunakan aplikasi.
Baterai iPhone 8 memang boros banget. Dalam satu hari, saya bisa ngecas sampai tiga kali dan itu menjengkelkan. Memang sih, prosesor dan chipsetnya bisa membuka segala aplikasi dengan cepat dan mulus.
Namun, saya jadi nggak bisa asik lagi berlama-lama video call sama pacar, main game, dan nonton YouTube. Positifnya, saya jadi nggak terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar hape. Karena video call pacar, main game, dan nonton YouTube pindah ke laptop. Hehehe….
Jualan iOS memang eksklusivitas. Maka dari itu, banyak hal yang perlu dibayar jika ingin lebih saat menggunakan iPhone. Sebut saja iCloud yang kalau mau memori lebih harus bayar. iTunes, yang kalau mau dengar musik harus beli.
Beda dengan Android yang aplikasi-aplikasinya enak untuk diakalin karena status open source . Jadi saya tidak bisa menemukan Spotify mod gratisan, VSCO gratisan sampai aplikasi-aplikasi gratisan lainnya di iOS dan iPhone. Tentu sebagai orang yang hemat, hal tersebut cukup bikin saya kecewa.
Apalagi ketika saya tengok harga kabel dan kepala casan iPhone asli di situs resminya. Sungguh harganya lumayan nggak ngotak bagi kantong masyarakat kelas menengah ke bawah dan itu menjadi sisi negatif jika kamu mau pindah dari Android ke iOS. Intinya sih sederhana, kita harus mengeluarkan banyak duit kalau mau pakai iPhone.
Tapi itu semua bukan kabar buruk. Karena iOS dan iPhone ini memang keren. Mahal bukan masalah jika kualitas yang didapat juga setimpal.
Sebagai mantan pengguna Android, saya pastikan bahwa iOS dan iPhone memang keren. Nggak cuma gengsimu yang bakal terangkat, tapi semangatmu juga. Ya, semangat untuk kerja lebih keras lagi biar bisa upgrade iPhone ke level yang lebih baru.
BACA JUGA Tips Membeli iPhone untuk Pemula: No. 1 Jangan Beli Seri Terbaru dan pengalaman menggunakan OS lainnya di rubrik KONTER.