ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pengalaman “Katrok” Pertama ke Pakuwon Mall Jogja, Takut Naik Eskalator hingga Terpaksa Membeli Kaos Rp650 Ribu buat Menutup Rasa Malu

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
21 April 2025
0
A A
Pakuwon Mall Jogja, .MOJOK.CO

Ilustrasi Pengalaman “Katrok” Pertama ke Pakuwon Mall Jogja, Takut Naik Eskalator hingga Terpaksa Membeli Kaos Rp650 Ribu karena Gengsi (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Pengalaman pertama kali ke Pakuwon Mall Jogja memberikan kesan tidak menyenangkan. Bukannya happy, malah terkesan katrok dan malu-maluin.

***

Bagi banyak orang, jalan-jalan ke mal terasa menyenangkan. Di sana, pengunjung dapat berbelanja, makan, nonton film, atau sekadar ngadem bersama teman-teman.

Namun, hal tersebut tak dirasakan narasumber Mojok, Ferdi (24). Lelaki asal Pacitan ini mengaku mendapatkan pengalaman tak menyenangkan saat pertama kali jalan-jalan ke mal, yakni ke Pakuwon Mall Jogja.

“Pengalaman katrok sih lebih tepatnya, malu-maluin. Kalau diingat-ingat malah geli sendiri,” tawanya saat menceritakan pengalaman tersebut kepada Mojok, Sabtu (19/4/2025) malam.

Pengalaman tak mengenakan tersebut terjadi Januari 2025 lalu. Meski sudah hampir tiga bulan berlalu, Ferdi mengaku rasa malunya masih membekas. Sampai ia sendiri trauma main lagi ke mal besar. 

Umur hampir seperempat abad, belum pernah masuk mal

Ferdi mengaku seumur hidupnya belum pernah masuk mal. Apalagi sekaliber Pakuwon Mall Jogja, yang kalau kata Ferdi, “saking luasnya bisa dibikin lima kampung”.

Alasannya belum pernah ke mal sebenarnya cukup sepele: di tempat tinggalnya, Pacitan, memang tidak ada mal. Sementara dia sejak sekolah sampai bekerja selalu berada di Pacitan.

“Pernah sekali dua kali ke Jogja. Tapi paling-paling ke Malioboro atau Tugu,” ungkapnya.

Selain itu, ia mengaku sebagai tipe orang yang lebih suka jalan-jalan ke alam, seperti gunung atau pantai, alih-alih mal. Meskipun terkadang ada keinginan buat sesekali nge-mall biarpun cuma ngadem dan foto-foto.

Culture shock dengan kehidupan Jogja yang “serba skena” dan banyak nongkrong 

Akhirnya, pada November 2024 lalu Ferdi mendapatkan pekerjaan di sebuah tempat pencucian mobil di Jogja. Di tempat itu, ia bekerja bersama teman-temannya asal Pacitan yang sudah terlebih dahulu merantau.

Itu menjadi pengalaman pertamanya meninggalkan tanah kelahiran. Alasan Ferdi merantau karena ingin merasakan pengalaman baru. Sebab, sejak lulus SMA lima tahun silam, ia tak pernah kemana-mana. Bekerja pun dekat dengan rumah.

“Sama aslinya pengen jauh dari rumah aja. Sebel kalau di rumah sering ditanyain kapan nikah,” jelasnya.

pakuwon mall jogja.MOJOK.CO
Ilustrasi – Pengalaman “Katrok” Pertama ke Pakuwon Mall Jogja, Takut Naik Eskalator hingga Terpaksa Membeli Kaos Rp650 Ribu karena Gengsi (dok. Pakuwon Mall)

Ketika mulai tinggal di Jogja, Ferdi pun kaget dengan kehidupan kota yang menurutnya berbeda 180 derajat dengan kota asalnya. Hal itu paling sederhana terlihat dari fesyen teman-temannya, selera musik, sampai “budaya nongkrongnya”.

“Aku itu kagetnya di sini nongkrong jadi semacam budaya. Maksudnya itu nongkrong di coffee shop pakai outfit skena gitu-gitulah, kayak udah ada semacam aturan tak tertulisnya,” kata dia.

Soal budaya nongkrong ini Ferdi sempat kewalahan. Bukan perkara bikin kantong tipis atau yang lain. Namun, ia mengaku “takut dinilai” oleh teman-temannya.

“Kadang tuh kalau mau nongkrong suka insecure sama outfit, takut dikira norak atau kurang skena aja,” ungkapnya. “Orang soal musik aja mereka masih sering menghakimi seleraku kok, dibilangnya musik gituan [dangdut, lagu Jawa] nggak laku di tongkrongan.”

Pertama ke Pakuwon Mall Jogja malah terlihat katrok

Malam tahun baru kemarin, Ferdi dan kawan-kawannya merencanakan nongkrong. Namun, karena tidak ada libur, mereka terpaksa memundurkan agenda itu. Akhirnya disepakati mereka bakal nge-mall saja beberapa hari setelah tahun baru.

“Katanya mereka sesekali ngabisin duit di mal,” ujar Ferdi. Pakuwon Mall Jogja pun mereka pilih. 

Jujur, saat pertama mendengar ajakan itu, Ferdi biasa saja. Tak ada rasa cemas atau gugup. Baginya ini cuma bakal kayak agenda nongkrong biasanya.

Hari itu, mereka datang berlima. Di antara mereka, cuma Ferdi yang baru pertama kali ke mal. …

Baca halaman selanjutnya…

Was-was mau naik eskalator sampai buka video tutorial di Tiktok pun tak membantu. Awal dari kehilangan Rp650 ribu.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 21 April 2025 oleh

Tags: JogjaPakuwon MallPakuwon Mall Jogjapilihan redaksi
Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kos dekat UPN Jogja, harga murah fasilitas mewah MOJOK.CO
Ragam

Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu

23 Mei 2025
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO
Esai

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025
Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan.MOJOK.CO
Ragam

Pamulang, Kecamatan Terpadat di Tangerang Selatan yang Tak Ramah Pekerja, Gaji Perantau Habis buat Hidupi Preman

22 Mei 2025
Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Soto Pasar Gede Bu Harini di Solo. MOJOK.CO

Pengalaman Pertama Orang Surabaya Mencicipi Soto Bening di Pasar Gede Bu Harini Solo yang Sudah Berdiri Sejak Empat Generasi

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Jogja, UIN Sunan Kalijaga.MOJOK.CO

Mahasiswa Jurusan Matematika UIN Jogja “Terjebak” Stigma, Disuruh Meruqyah sampai Melacak Uang Hilang Gara-gara Dianggap Paham Hal Klenik

21 Mei 2025
Pengusaha di Jogja Kurang Berani Unjuk Gigi dan Terkesan Slow Living, padahal Bisa Ngalahin Jakarta. MOJOK.CO

Pengusaha di Jogja Nggak Berani Pamer dan Terkesan Slow Living, padahal Bisa Ngalahin Orang Jakarta

20 Mei 2025
Furniture untuk kamar anak MOJOK.CO

5 Furniture untuk Membuat Kamar Anak Terasa Nyaman dan Aman

21 Mei 2025
Ujian warga plat K seperti Rembang yang merantau di Semarang MOJOK.CO

Orang Plat K Harus Hadapi Banyak Derita kalau Merantau di Semarang, Benar-benar Penuh Drama

22 Mei 2025
Mangga Besar Jakarta Barat, saksi sarjana jadi ojek LC dan PSK tapi pura-pura kerja kantoran ke orangtua MOJOK.CO

Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK di Jakarta Barat karena Ijazah S1 Tak Guna, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga

24 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.