Menurut Dewi, PSHT mempunyai materi pembelajaran tentang budi pekerti luhur dan etika. Ia juga menjunjung tinggi persaudaraan. Mengajarkan untuk saling peduli satu sama lain.
“Terus mengolah organisasinya juga bagus, tidak saling menjatuhkan sesama anggota internal jika dibandingkan dengan beberapa perguruan lain,” kata Dewi.
Mojok juga pernah mewawancarai Maul, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang merupakan anggota PSHT. Selama 7 tahun latihan, Maul mengajarkan untuk tidak mengedepankan ego dan menjadi pribadi yang berwibawa. Setidaknya, begitulah nasihat yang ia ingat dari pelatihnya.
“ Sepiro gedene sengsoro yen tinompo amung dadi cubo . Jadi sebesar apa masalah yang kita hadapi, anggaplah itu sebagai ujian. Terbiasalah menjalaninya karena itu akan membentuk karakter diri yang lebih kuat,” ucap mahasiswa UMM tersebut.
Tapak Suci punya moto sendiri
Sebetulnya, nilai-nilai di atas tak terlalu berbeda dengan yang diajarkan oleh perguruan Tapak Suci. Oleh karena itu, Dewi tak terlalu gusar jika anaknya tidak ikut PSHT. Yang paling penting, kata dia, anaknya dapat menyalurkan minat dan bakatnya di bidang bela diri.
Tapak Suci sendiri memiliki moto “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”. Moto ini sudah tertanam dalam diri pesilat Tapak Suci sejak siswa. Kemudian lanjut ke tingkat kader hingga pendekar.
Oleh karena itu, Tapak Suci sebagai organisasi pencak silat Muhammadiyah nyaris tidak pernah terlibat dalam penerbitan atau jauh dari pemberitaan miring. Ketua Pimpinan Daerah 070 Kabupaten Kendal, Suprapto menjelaskan Tapak Suci mengajarkan anggotanya untuk menjaga akidah, menjunjung tinggi akhlak, serta nilai-nilai Islam.
“ Tapak Suci konsisten pada tujuannya, yakni memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Juga sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral,” ucap Suprapto dikutip dari laman resmi Muhammadiyah Jawa Tengah , Selasa (29/7/2025).
Di usianya yang akan menyentuh angka 62 tahun pada 31 Juli 2025 nanti, nilai-nilai ajaran Tapak Suci selalu sama yakni mempersaudarakan anggotanya tanpa memusuhi yang lain. Ketika anggotanya berhasil meraih prestasi, ia dilarang sombong. Justru prestasi itu harus diikuti dengan iman, akhlak, dan adab yang semakin tinggi.
“Ibadah kepada Allah semakin berkualitas. Kepada orang tua semakin horman, dan kepada teman semakin bersahabat,” ucap Suprapto.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Memahami Alasan PSHT Jarang Kelihatan di Demo Mahasiswa, Meskipun Aslinya Mereka Ingin Ikut atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












