ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Underpass DI Panjaitan, Jalan Terburuk di Jakarta yang Jadi Neraka Para Pengendara

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
11 Juli 2024
0
A A
Underpass DI Panjaitan, Jalan Terburuk di Jakarta Timur yang Jadi Neraka Para Pengendara.MOJOK.CO

Ilustrasi Underpass DI Panjaitan, Jalan Terburuk di Jakarta yang Jadi Neraka Para Pengendara (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Banjir dan kemacetan, menjadi dua hal yang tak terelakkan dari Jakarta. Di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, terutama di underpass-nya, bahkan bertambah satu lagi hal menyebalkan: pengendara tak beradab. Perpaduan tiga hal ini, bagi Rio (23), resmi menjadikan jalan yang menghubungkan Jatinegara dengan Matraman itu sebagai neraka bagi para pengendara.

“Jakarta itu banyak titik macetnya. Orang bilang Sudirman paling parah. Tapi bagiku Panjaitan tetap yang paling menyebalkan,” kata pekerja Jakarta asal Jogja itu, bercerita pada Mojok, Rabu (10/7/2024) malam.

Jalan DI Panjaitan sendiri membentang sepanjang 2,7 kilometer dan melewati empat kelurahan di Jatinegara. Antara lain Bidaracina, Cipinang, Rawa Bunga dan Bali Mester. 

Sementara underpass-nya berada di kawasan Cipinang, membelah tol Cawang-Bekasi. Jalan bawah tanah sepanjang 724 meter ini merupakan salah satu underpass terpanjang di Jakarta.

Kemacetan di Jalan DI Panjaitan sudah jadi keseharian

Jalan DI Panjaitan ini merupakan salah satu kawasan yang memberlakuan pembatasan lalu lintas Ganjil-Genap pada pagi dan sore hari. Alasannya jelas, buat mengatasi kemacetan.

Namun, menurut Rio yang sudah bekerja di Jakarta Timur sejak Agustus 2023, kebijakan itu sia-sia karena jalanan tetap saja macet. Yang ada, dia malah tambah bikin pusing karena pengendara yang terdampak seperti dirinya kudu mencari rute alternatif.

“Kenapa udah ganjil-genap masih aja macet? Ya karena orang-orang punya mobil dua, motor dua, jadi gampang aja ada ganjil-genap nggak jadi masalah,” kata pekerja Jakarta asal Jogja ini.

“Sementara aku kudu tricky banget, berangkat kerja dari Bekasi lewat Kalimalang kudu nyari jalan lain buat berangkat kerja. Udah pusing sama macet masih suruh mikir rute alternatif.”

Belum lagi, banyaknya mobil yang keluar dari tol Bekasi-Cawang makin menambah kemacetan. Alhasil, kemacetan di Jalan DI Panjaitan pun sudah menjadi keseharian baginya.

Jalan yang selalu terendam banjir, bikin muak!

Selain Rio, Audi (26) juga sangat mengeluhkan kemacetan di Jalan DI Panjaitan. Perempuan yang bekerja di salah satu PTS Jakarta Timur ini bercerita, saat baru memasuki Jalan DI Panjaitan dari arah Bekasi Timur saja, bibit-bibit kemacetan sudah terlihat.

“Rasanya tuh udah pusing ngelihat kepada-kepala banyak banget di jalanan. Rasanya kayak mau puter balik nggak usah kerja aja, saking malesnya, Mas. Tapi gimana lagi, mau ngeluh tapi ini Jakarta, macet udah jadi tempatnya,” kata Audi.

Baru 10 menit di jalan, kepala Audi sudah merasa pening. Suara musik di earphone-nya tak mampu menutupi suara-suara klakson yang saling bersautan. Belum lagi, peluh keringat sudah membanjiri punggung dan kepalanya meski belum lama meninggalkan kosnya.

“Baru jam 7 itu Jakarta udah panas banget. Mandi dan dandan itu seperti sia-sia aja, soalnya sampai tempat kerja udah buluk lagi,” ujar perempuan asal Jogja ini.

Meski harus “terjebak” lebih dari satu jam di jalan setiap harinya, lama kelamaan Audi memang terbiasa. Baginya, perpaduan macet dan panas yang ia alami dua tahun terakhir ini, bikin dia “mulai adapatasi”. Namun, kalau memasuki musim hujan, itu adalah neraka baru yang dia rasakan.

Bagaimana tidak, Jalan DI Panjaitan adalah langganan banjir. Tiap terjadi hujan, genangan air ada di mana-mana. Belum lagi kalau terjebak macet dan banjirnya di underpass, bagi Audi perasaan pusing, takut, bahkan kadang mual menjadi satu.

“Aku kalau macet tapi panas, masih bisa adaptasi lah, Mas. Tapi kalau banjir, apalagi di underpass, itu rasanya pengen pingsan di jalanan. Kalau udah gitu aku bisanya nangis aja.”

Banyak pengendara tak punya adab

Bagi Audi, yang lebih mirisnya lagi, adalah para pengendara yang tak sabaran. Sudah tahu macet, bukannya bersabar nunggu antrean malah banyak yang menyerobot dan melintasi trotoar.  “Iya tahu semua orang buru-buru. Tapi nggak gitu juga.”

Yang paling sering Audi jumpai di underpass Jalan DI Panjaitan, ada banyak pengendara yang berteduh atau melipir saat hujan. Baginya itu tindakan “yang sangat goblok”, karena hanya memperparah kemacetan.

“Biasanya itu kalau masih hujan gitu, pada neduh di pinggiran, tambah macet. Maksudku udah tahu hujan, kok ya pada nggak bawa jas hujan. Mereka lebih milih melipir yang bikin jalanan makin sempit aja.”

Belum lagi, di sekitaran rute menuju underpass DI Panjaitan ada saja pengendara yang lawan arah. Kata Audi, mereka adalah kaum dengan level menyebalkan tertinggi. Sebab, mereka sudah tak mempan dikata-katai dan disumpah-serapahi.

“Orang kayak begini bikin macet. Anehnya, polisi-polisi pada diam aja sama orang-orang yang lawan arah. Hadeh!”

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA 1 Kilometer Paling Menyebalkan di Jalan Kaliurang yang Bikin Pengendara Naik Darah

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2024 oleh

Tags: jakarta timurjalan di jakartajalan di panjaitanjalan di panjaitan jakarta timur
Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Jakarta Timur, Kawasan dengan SDM Paling Mumpuni tapi Sebaiknya Jangan Ditinggali Kalau Tak Punya Sembilan Nyawa.MOJOK.CO
Ragam

Jakarta Timur, Kawasan “Penuh Ironi” yang Sebaiknya Jangan Ditinggali, Kecuali Kalau Nyawamu Sembilan

5 Mei 2025
Kehidupan serba tak tenang dan penuh ketidakpastian di Cakung Jakarta Timur (Jaktim) MOJOK.CO
Ragam

Cakung Jakarta Timur Memang Ber-UMR Besar, Tapi Hidup di Sini Penuh Ketidakpastian dan Harus Waswas Tiap Saat

10 April 2025
Anomali Cibubur dalam Politik Pembangunan Jakarta MOJOK.CO
Esai

Cibubur, Kelurahan Aneh di Jakarta Timur yang Mempunyai Posisi Penting dalam Politik Pembangunan Jakarta

11 Maret 2025
Skripsi Ilmu Perpustakaan (Ilpus) UI Mumet MOJOK.Co
Kampus

Kuliah Ilmu Perpustakaan Saya Kira Remeh dan Gampang, Ternyata Skripsinya Mumet Banget karena Bukan tentang Perpus

24 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Pengalaman Buruk Punya teman KKN mahasiswa Bandung mageran MOJOK.CO

Malu KKN bareng Mahasiswa Bandung: 30 Hari Nggak Ngapa-ngapain dan Ogah Bantu Warga, Isinya Malas-malasan di Posko

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Derita Lulusan Teknik Perminyakan: Dikira Bergaji Besar sampai Jadi Sasaran Utang Tetangga, padahal Hidup Pas-pasan di Perantauan.MOJOK.CO

Derita Lulusan Teknik Perminyakan: Dikira Bergaji Besar sampai Jadi Sasaran Utang Tetangga, padahal Hidup Pas-pasan di Perantauan

8 Mei 2025
Penipuan love scam: ngaku-ngaku jadi pilot di luar negeri, berhasil pikat perempuan Lampung hingga poroti puluhan juta MOJOK.CO

Penyesalan Perempuan Lampung, “Tergila-gila” Lelaki yang Ngaku Jadi Pilot di Luar Negeri Berujung Kehilangan Uang Puluhan Juta

7 Mei 2025
Luna Maya menikah dengan Maxime Bouttier. MOJOK.CO

Dari Luna Maya Saya Belajar, Kalau Jodoh Nggak Bakal Kemana meski Butuh Waktu yang Nggak Sebentar

8 Mei 2025
Tinggalkan Jakarta demi punya rumah desa untuk cari ketenangan, berujung kena mental karena ulah tetangga MOJOK.CO

Sesal Orang Jakarta Nyoba Punya Rumah di Desa: Niat Cari Ketenangan Berujung Frustrasi, Di Desa Banyak Tetangga Rese

7 Mei 2025
Upaya Merawat Candi Borobudur di Magelang agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi. MOJOK.CO

Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi

13 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.