Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Siswa SMA Kristen Petra Surabaya Bikin Guru Ekstrakurikuler Kena Mental: Guru Kalah Pinter Bahasa Inggris, Langsung Kursus di 2 Tempat Sekaligus

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
27 Februari 2024
A A
Guru SMA Kristen Petra Surabaya Kalah Pinter dengan Siswanya MOJOK.CO

Ilustrasi guru SMA Kristen Petra Surabaya kalah pinter dari siswanya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jadi guru ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Surabaya membuat seorang guru merasa insecure hingga kena mental. Pasalnya, si guru ekstrakurikuler tersebut merasa kalah pinter dari siswa-siswanya. Si guru sampai ambil kursus setelah berhenti mengajar di SMA tersebut.

***

Ada beberapa SMA Kristen Petra di Surabaya. Namun, Fuadi (24) meminta agar saya tak menulis secara spesifik, SMA Kristen Petra mana yang ia maksud.

FYI, Fuadi sendiri bukan nama asli. Ia meminta saya menyamarkan nama aslinya jika hendak menulis keluh kesahnya saat mengajar ekstrakurikuler di sebuah SMA Petra di Surabaya.

SMA Kristen Pertra sendiri bisa dibilang sebagai SMA prestisius di Surabaya. Isinya banyak dari kalangan orang-orang tajir Surabaya, terutama dari etnis Tionghoa. Soal kecerdasan, tentu jangan dipertanyakan.

Dulunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fuadi karena bisa mengajar—walaupun hanya mengajar ekstrakurikuler—di SMA Kristen Petra Surabaya. Akan tetapi, saat ini Fuadi justru menyebutnya sebagai kenangan memalukan.

Tak mendapat sambutan antusias di SMA Kristen Petra

Sejak awal orbit sebagai presenter tv junior di Surabaya pada akhir 2021 silam, Fuadi memang seolah kebanjiran job. Ia sering diminta untuk mengisi seminar hingga kelas-kelas broadcasting dan public speaking.

Tak hanya itu, Fuadi pun kemudian mendapat tawaran untuk mengajar ekstrakurikuler broadcasting di beberapa SMA di Surabaya.

“Aku milih SMA Kristen Pertra karena fee-nya lebih oke. Selain itu, biar CV-ku bagus dong kalau ngajar di sana,” ungkapnya lewat sambungan WhatsApp.

Saat itu, narasi yang mengiringi orbitnya Fuadi adalah bahwa orang dari pelosok daerah seperti Fuadi tetap peunya peluang memiliki karier yang cemerlang. Ia, di masa-masa itu, seolah menjelma sebagai sosok yang inspiratif.

“Aku dari pelosok Madura bisa jadi presenter tv nasional, itu yang dijual,” lanjutnya.

Dalam setiap seminar atau kelas yang ia isi, Fuadi selalu mendapat sambutan yang sangat antusias. Banyak yang meminta kiat pada Fuadi bagaimana caranya bisa tembus tv nasional.

Itulah kenapa Fuadi membayangkan, nanti di SMA Kristen Petra pun ia juga akan mendapat sambutan yang serupa.

“Sayangnya tidak. Siswa-siswa SMA Kristen Petra itu malah kelihatan meragukanku. Kayak, nggak salah nih orang ini yang mau ngajarin kita public speaking?,” ujar Fuadi.

Iklan

Insecure dan kena mental karena nggak bisa bahasa Inggris

Pertemuan pertama mengajar ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Fuadi lalui dengan agak lesu.

Pasalnya, meskipun ia mengajar dengan penuh antusias. sayangnya para siswa justru terlihat ogah-ogahan menyimak.

“Setelah itu aku langsung introspeksi, evaluasi, apa yang salah dengan metodeku mengajar,” ungkapnya.

Siswa SMA Kristen Petra Surabaya Bikin Guru Kena Mental MOJOK.CO
Ilustrasi suasana guru saat mengajar di kelas. (Kenny Eliason/Mojok.co)

Pada pertemuan kedua (ekstrakurikuler broadcasting berlangsung dua kali sepekan), Fuadi mengaku sudah lebih siap. Karena ia sudah mempersiapkan metode baru.

Akan tetapi, hal mengejutkan sekaligus memalukan terjadi pada pertemuan kedua tersebut.

Siswa-siswi SMA Kristen Petra di kelasnya mengajaknya berdialog dengan bahasa Inggris selama kelas berlangsung. Fuadi pun sontak gelagapan.

“I’m sorry, my englsih is bad,” hanya itu yang bisa Fuadi sampaikan ke para siswanya.

Mendengar jawaban dari Fuadi, raut wajah para siswa di kelasnya langsung berubah. Semakin tak antusias mengikuti pemaparan-pemaparan dari Fuadi. Di pertemuan-pertemun selanjutnya keadaan malah makin buruk.

“Aku nggak tahu ya, mereka mikirnya ke aku seperti apa. Apakah mereka meremehkanku karena aku nggak bisa bahasa Inggris, aku nggak tahu,” tutur Fuadi. “Atau bisa jadi sebenarnya mereka sudah capek, karena kelasku berlangsung sore.”

“Yang jelas, setiap kelas, mereka kayak males banget. Ada yang tiduran (kepala di atas meja), ada yang asyik sendiri. Aku kena mental,” sambungnya.

Alhasil, Fuadi tak bertahan lama mengajar di salah satu SMA Kristen Petra di Surabaya itu. Ia memilih berhenti.

Langsung kursus bahasa Inggris

Sejak pengalaman tak mengenakkan di salah satu SMA Kristen Petra di Surabaya itu, Fuadi justru tak merasa tersinggung atau kecewa.

Sebaliknya, ia justru makin menyadari kalau bahasa Inggris menjadi kelemahan yang harus ia bereskan. Fuadi tertantang untuk belajar hingga menguasai bahasa Inggris.

Di sela-sela waktu senggangnya, Fuadi meminta kursus privat bahasa Inggris pada temannya sendiri yang saat ini kuliah di Korea Selatan.

“Lewat video call. Nggak gratis, aku tetep bayar, karena ini ilmu,” akunya.

Setelah merasa cukup dengan temannya, Fuadi kemudian mengatur jadwal untuk kursus lagi selama satu bulan di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.

Demi bisa kursus di Pare, Fuadi sampai harus ngepres pengeluarannya lagi: untuk nabung, untuk ke Pare, baru sisanya untuk kehidupan sehari-harinya di Surabaya.

“Aku ambil cuti untuk ke Pare, manajemen membolehkan karena memang itu bagian dari ngasah skill,” terangnya.

“Kalau sudah lancar bahasa Inggris, nanti siap nggak ngajar di SMA-SMA prestisius lagi?” tanya saya menggoda.

“Loh jelas berani, tapi kayaknya aku malah punya keinginan kuliah di luar negeri,” jawabnya mantap.

Fuadi memang punya keinginan bisa S2 di luar negeri. Tak ada negara khusus yang pengin ia tuju. Pokoknya luar negeri. Kursus-kursus bahasa Inggris itu ia lakukan pun sebagai bekalnya.

Jika kelak ia benar-benar bisa kuliah S2 di luar negeri, nampaknya ia perlu berterima kasih pada siswa-siswa SMA Kristen Petra Surabaya yang sempat membuatnya kena mental.

Kalau bukan karena mereka, sepertinya ia tak akan punya kesadaran untuk lekas-lekas ambil kursus bahasa Inggris heuheuheu.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Keluh Kesah Presenter TV: Dikira Banyak Duit, Jadi Tempat Ngutang sampai Tak Berani Punya Pacar

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 27 Februari 2024 oleh

Tags: pilihan redaksisma kristen petraSurabaya
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.