Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mencari Jawaban Kuliah Cari Ilmu vs Cari Kerja, Sebuah Perdebatan yang (Dipaksa) Lestari

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
13 Juni 2024
A A
Mencari Jawaban Kuliah untuk Cari Ilmu vs untuk Cari Kerja, Sebuah Perdebatan yang (Dipaksa) Lestari

Mencari Jawaban Kuliah untuk Cari Ilmu vs untuk Cari Kerja, Sebuah Perdebatan yang (Dipaksa) Lestari

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kuliah tidak ada gunanya, mending langsung kerja. Kalimat ini kerap jadi pemantik perdebatan paling membakar di media sosial. Ganti tidak ada gunanya dengan tidak penting, boros, atau apa pun yang bermuatan negatif, kontroversi akan muncul dan membakar. Contohnya bisa kita lihat saat Deddy Corbuzier mengucapkan bahwa kuliah itu tidak penting. Netizen langsung membunyikan genderang perang kepadanya, meski konteks ucapannya tak bisa dimaknai secara mentah-mentah.

Tapi, perdebatan ini memang tak bisa lagi dihindarkan. Banyak faktornya, salah satunya adalah begitu banyak mahasiswa yang lulus, lalu menganggur. Faktor lain adalah, naiknya UKT membuat kuliah dipandang sebagai hal yang sia-sia, toh, jika kerja nanti, gajinya UMR. Gaji UMR tentu tak cukup untuk hidup, apalagi mengembalikan modal kuliah yang sudah terpakai. UMR naik begitu lambat, UKT naik kelewat cepat.

Akhirnya, orang memandang kuliah ini jadi sebuah opsi yang tak lagi bagus. Kemungkinan naik derajat ekonomi jadi tak terlihat sebab modal untuk kuliahnya benar-benar tak masuk akal dan tak terjangkau. Pandangan ini bikin kuliah, jika tak ada potensi membawa ke pekerjaan lebih baik, atau memberi peluang yang lebih baik, jadi tak berguna.

Tapi tak semua orang setuju, banyak mahasiswa masih beranggapan kalau kuliah tak melulu tentang pekerjaan. Kuliah masih jadi ajang untuk mencari ilmu, sebagaimana mestinya.

Prasta (22), mahasiswa UNESA Surabaya, berkata kalau kuliah cari ilmu, jangan khawatir perkara pekerjaan (12/06/2024). Sebab, pekerjaan akan datang pada orang yang berilmu, jadi rasanya tak perlu memperdebatkan lagi kuliah baiknya cari ilmu atau kerja, karena keduanya akan saling mengikuti.

Dian (22), juga mengungkapkan hal yang mirip-mirip. Misal jurusannya tidak memberi pekerjaan, tak masalah, proses belajarnya mungkin akan jadi hal yang mengantarkannya pada pekerjaan.

Kuliah ya memang untuk kerja

Sedangkan Rafi (22), mahasiswa Surabaya mengatakan hal yang berbeda. Baiknya, kuliah memang untuk bekerja. Jurusan yang diambil harusnya sudah merefleksikan rencana apa yang diambil, meski dia sendiri berkuliah di jurusan yang sebenarnya tidak tepat untuk rencananya.

“Jujur aku milih jurusan ini cuma biar dapet gelar aja, soalnya kalau aku lulusan SMA lapangan kerjanya pasti sulit. Lebih gampang kalau udah jadi sarjana.”

Saya bertanya kenapa tidak ambil bootcamp saja ketimbang kuliah? Sebab, ilmu dari bootcamp jelas lebih kepakai ketimbang kuliah. Rafi mengatakan karena dia butuh gelarnya untuk cari kerja. Tapi dia setuju jika memang lebih tepat ambil bootcamp ketimbang kuliah. Meski, dia tidak bisa bilang kalau bootcamp bisa menggantikan kuliah.

“Soalnya balik lagi, sekarang kerjaan banyak yang minimal sarjana daripada lulusan SMA.”

Tentu saja, selalu ada orang yang berdiri di tengah opsi. Dunia memang tak selalu biner. Tak hanya hitam-putih, ada hijau, biru, dan warna lainnya.

Dito (22) bingung ketika saya tanya sejatinya dia berdiri di sisi mana dalam perdebatan ini. Tapi, dia punya pendapat lain tentang hal ini.

“Semua ilmu pasti ujungnya buat nyari kerja. Mereka yang kuliah buat nyari ilmu juga at the end of the day tetep butuh makan. Jadi, menurutku, kuliah sebenernya buat nyari peluang dan memperbaiki cara berpikir aja.”

Baginya, kuliah mengajarinya berpikir. Di kampus, mahasiswa dituntut untuk berpikir logis dan kritis, yang pada akhirnya membantunya untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Iklan

Perdebatannya abadi karena kampus nggak ngasih solusi

Di sisi lain, Ipank (30, bukan nama sebenarnya), menyatakan bahwa perdebatan ini muncul karena kampus pada dasarnya tidak berinovasi dan memberikan bekal untuk mahasiswa di dunia kerja. Tak ada hal baru yang kampus tawarkan, hanya menuntut mahasiswa dapat IPK tinggi dan lulus cepat. Sekadar silabus baru saja, tak punya. Padahal harusnya silabus menyesuaikan dunia kerja juga.

Tak ada inovasi dan tuntutan yang itu-itu saja bikin mahasiswa tak punya bekal apa-apa. Akhirnya, perdebatan ini jadi muncul dan seakan-akan tak ada selesainya. Padahal menurut Ipank, hal ini bisa diintervensi oleh kampus. Ilmu yang ada, harusnya bisa dilempar ke industri.

“Lulusan Sastra selalu diarahkan jadi dosen, padahal mereka bisa aja jadi penulis buku panduan, bisa jadi UX writer, bisa jadi content moderator. Kenapa cuma diarahkan jadi akademisi doang?”

Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin

BACA JUGA Lulusan UNY Menderita di Dunia Kerja karena Memang Kuliah di UNY Nggak Ngasih Bekal Apa-apa di Dunia Kerja

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 13 Juni 2024 oleh

Tags: inovasikerjakuliahlapangan kerjasarjanaukt
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Kampus

Kisah Wisudawan UNJ Nyaris Drop Out Kuliah karena Fakta Mengejutkan dari Sang Ayah soal Ibu yang Sudah Tiada

3 November 2025
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
MBG Meracuni Bangsa, Membungkam Orang Tua MOJOK.CO
Liputan

Program MBG Tak Boleh Berhenti, Paksa Saja untuk “Menambal” Program Rp19 Juta Lapangan Kerja

4 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.