Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
12 Juni 2025
0
A A
KA Bengawan, kereta api murah.MOJOK.CO

Ilustrasi - kereta api murah,(Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saya coba-coba naik Kereta Api (KA) Airlangga, kereta murah meriah rute Jakarta-Surabaya. Itu adalah pengalaman pertama yang membahagiakan, meski ada rasa kasihan sama penumpangnya.

***

Dulu, kereta api hanyalah “mitos” bagi saya. Dari kecil sampai umur 18, belum sekalipun saya pernah menaiki si ular besi itu. Wajar saja, di tempat saya, Wonogiri, bus masih menjadi andalan warganya untuk bepergian ke luar kota.

Setahu saya, Wonogiri memang cuma dilintasi satu kereta saja: KA Batara Kresna, yang melaju dari Stasiun Purwosari Solo ke Stasiun Wonogiri di Giripurwo. Itupun kereta kecil dengan kapasitas minim. Jadwal keberangkatannya pun, seingat saya, hanya dua kali dalam sehari.

Bagi warga pusat kota Wonogiri, KA Batara Kresna bisa jadi opsi perjalanan ke Solo. Namun, bagi warga Wonogiri yang lokasinya berada di pinggir, seperti saya, bus masih jadi primadona.

Saya baru familiar dengan kereta api ketika mulai kuliah di Jogja pada 2017 lalu. Kereta api sering saya pakai untuk pergi ke luar kota, baik itu urusan kampus maupun untuk kepentingan pribadi.

KA Airlangga bikin kaget, Jakarta-Surabaya nggak sampai Rp100 ribu

Pada 2018 lalu, saya menginap di Jakarta selama beberapa hari. Tujuan awalnya untuk mendatangi konser musik di Jakarta Utara. Namun, karena masih ada sisa libur kuliah, saya memutuskan menambah hari di Jakarta.

Karena libur masih sangat panjang, saya pun memutuskan melawat ke Surabaya untuk menemui seorang teman. Selama kuliah di Jogja, jujur saja Surabaya menjadi kota yang asing; saya belum sekalipun ke sana.

“Jarak Jakarta-Surabaya itu 725 kilometer, dua kali jarak Jakarta-Jogja. Mana ada kereta murah?,” pikir saya kala itu. Tarif kereta api Jogja-Jakarta saja, pada saat itu, lebih dari Rp150 ribu. Saya berpikir, pasti Jakarta-Surabaya tarifnya bakal dua kali lebih mahal.

“Pakai KA Airlangga saja, nggak nyampai 100 ribu udah sampai Surabaya,” kata teman saya menyarankan. Sontak, respons pertama saya adalah tidak percaya.

Mana mungkin ada kereta api se-murah itu. Yang kata teman saya itu, “harganya cuma setara dua porsi pecel lele.”

Saya pun langsung mengecek aplikasi KAI Access, menentukkan jadwal keberangkatan, dan mencari KA Airlangga yang dimaksud. Benar saja, untuk tarif Jakarta-Surabaya, nggak sampai dengan Rp100 ribu.

Saat itu, saya lupa tepatnya. Namun, ketika kita mengeceknya hari ini, tarif KA Airlangga dari Stasiun Pasarsenen ke Stasiun Turi cuma Rp104 ribu.

Bertemu “keluarga” baru gara-gara lutut ketemu lutut

Ketika pertama kali memasuki KA Airlangga, saya langsung disuguhi formasi kursi 3-2 yang saling berhadapan. “Duduk tegak, 12 jam. Haduh!” keluh saya membayangkan betapa remuknya tulang belakang saja setelah sampai di Surabaya.

Saat itu, saya hanya berharap tidak sekursi dengan “orang aneh”. Sebab, bayangkan saja, 12 jam duduk berhadap-hadapan dengan orang asing saja rasanya sudah aneh. Apalagi jika orang itu amat annoying. 

Untungnya, saya satu kursi dengan rombongan keluarga: sepasang suami istri dengan tiga anaknya. Si anak duduk di samping saya dan bapaknya berhadap-hadapan dengan saya. Sementara ibu dan dua anak lain, duduk di kursi seberang.

“Mas, maaf, boleh gantian ngecas?” itu adalah kalimat pertama yang keluar dari si bapak. Dua lubang stop kontak memang saya pakai untuk meng-charge HP dan laptop. Satu lubang saya persilakan ke bapak itu karena memang haknya.

“Terima kasih, Mas,” ucapnya.

Jujur saya, duduk saling berhadapan itu adalah awkward moment. Sepanjang satu hingga dua jam perjalanan tak ada obrolan di antara kita. Namun, lutut kami bertemu. Benturan lutut ketemu lutut tak terhindarkan. Berkali-kali bapak tersebut minta maaf, yang malah membuat bikin saya nggak enak karena itu bukan salahnya.

“Nggak apa-apa, Pak, santai saja,” Gara-gara tragedi lutut vs. lutut, obrolan kami malah jadi cair. Kami yang awalnya sungkan buat tegur sapa, malah jadi akrab; banyak topik obrolan kami bahas.

Baca halaman selanjutnya…

Kering tempe menyatukan orang-orang yang tak saling kenal. Cuma ada di KA Airlangga.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2025 oleh

Tags: cara pesan tiket di kai accesska airlanggaka airlangga jakarta-surabayakereta apikereta murahpilihan redaksitiket kereta api
Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pertama kali pakai mobile banking (m-banking) dan QRIS, bingung MOJOK.CO
Ragam

Orang Gaptek Pertama Kali Pakai QRIS: Dari Panik Jadi Ketagihan karena Mudah, Berujung Sumpek karena Hari-hari Terasa Tanggal Tua

15 Juli 2025
ponpes al fatah.MOJOK.CO
Ragam

Hak Prerogatif Tuhan di Ponpes Waria Al Fatah

14 Juli 2025
Ironi mahasiswa dan sarjana hukum saat magang kantor advokat MOJOK.CO
Ragam

Ironi Sarjana Hukum saat Magang Advokat: Perjuangkan Hak Orang Lain tapi Tak Berdaya Atas Hak Sendiri, Dipekerjakan Penuh Waktu Gratisan

14 Juli 2025
Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO
Ragam

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

kemiskinan orang miskin dilarang punya anak banyak mojok.co

Kemiskinan Membunuhmu, Pemerintah Mengabaikanmu

8 Juli 2025
Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Smartfren luncurkan Sarah, yakni AI untuk layani pelanggan 24 jam setiap hari MOJOK.CO

Smartfren Luncurkan “Sarah”: Asisten Virtual AI yang Siap Layani Pelanggan 24 Jam Setiap Hari, Bukan Sekadar Chatbot

9 Juli 2025
Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
Festival Dolanan di Borobudur: Komitman Pemprov Jateng libatkan anak dalam pembangunan MOJOK.CO

Komitmen Pemorov Jateng: Suara Anak-anak Jadi Pertimbangan Kebijakan untuk Pembangunan Ramah Anak

13 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.