ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Paus Sperma Tidak Minum Es Kopi Susu

Andika Nur Perkasa oleh Andika Nur Perkasa
26 November 2018
0
A A
Limbah di teluk jakarta mojok.co
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO –  Ditemukan 5,9 kg sampah plastik dalam perut paus sperma di perairan Wakatobi. Iya, plastik yang sama yang sering kita pakai untuk minum es kopi susu yang segar itu.

Ada dua kabar menyedihkan dari lautan ketika saya sedang asyik scroll timeline twitter sembari nyeruput kopi. Pertama dari akun milik Bu Susi Pudjiastuti. Sekelompok peneliti menemukan ada sedotan plastik yang menyumbat hidung penyu.

Saat para peneliti tersebut mencoba mengeluarkan sedotan yang menyumbat itu, hidung penyu sampai harus mengeluarkan darah karena saking panjangnya sedotan itu. Sedotan itu akhirnya dapat dikeluarkan dari hidung penyu dan mengakibatkan pendarahan pada hidung hewan tersebut.

Kedua adalah dari akun WWF Indonesia yang mengabarkan bahwa ada seekor paus sperma yang terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dengan kondisi sudah membusuk. Saat ditemukan, kondisi paus ini sudah tidak utuh lagi.

Ada 5,9 kg sampah plastik yang ditemukan dalam perut paus tersebut. Dua olahan plastik yang dominan dalam perut paus tersebut adalah tali rafia (rumput jepang dalam bahasa lainnya) dan gelas plastik. Seketika setelah melihat kedua berita tersebut, saya jadi nggak enak hati mau ngopi. Soalnya kopi yang saya minum ini dikemas dengan cara trendi masa kini. Kalau kata teman saya, “kopi-kopi delapan belas ribuan.”

Beberapa tahun belakangan tren minuman es kopi susu semakin banyak digemari oleh anak-anak muda di berbagai kota besar. Sebagian besar harganya tidak lebih dari Rp20.000 untuk satu cangkir es kopi susu.

Baca Juga:

Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian MOJOK.CO

Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian

19 September 2023
Curhat Petani Kopi dari Lampung: Sedih, Indonesia Terancam Keluar dari Zona Liga Champions Kopi. MOJOK.CO

Curhat Petani Kopi dari Lampung: Sedih, Indonesia Terancam Keluar dari Zona Liga Champions Kopi

29 Juli 2023

Di sinilah letak perasaan bersalah saya. Es kopi susu ini biasanya sangat terkenal dengan wadah cangkir plastik yang tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu cappuccino cincau. Gelas plastik diisi campuran kopi, susu, gula, dan es batu kemudian ditutup dengan plastik juga yang direkatkan atas bantuan sebuah alat.

Untuk menikmatinya, kedai-kedai ini memberikan sedotan plastik yang juga terbungkus dalam plastik. Nama kedai kopi yang menjual es kopi susu ini selalu tertera pada bagian body dari cangkir plastik tersebut. Es kopi susu ini sungguh sangat menggoda kala matahari sedang terik-teriknya sebab cangkir plastik yang keringetan serta terlihat jelas isi minuman karena wadah transparan itu. Sungguh menggoda tenggorokan.

Sebenarnya ngopi dengan gelas atau cangkir plastik ini bukanlah suatu tren yang baru muncul. Sudah sejak lama pedagang kaki lima di sekitaran Monas atau Taman Suropati menggunakan gelas plastik untuk menghidangkan kopi instan. Kopi ini jelas berbeda “kasta” dengan es kopi susu yang saya bicarakan di atas. Alasannya, tidak pernah ada suatu liputan yang menjelaskan bahwa presiden membeli kopi saschetan dari pedagang kaki lima.

Presiden hanya pernah membeli kopi di kedai kopi yang menjual es kopi susu dengan tema besar memajukan komoditas lokal. Kalau dilihat dari sudut pandang wadah yang digunakan untuk menjual produk, pedagang kaki lima dan penjual es kopi susu sama-sama berada pada tataran yang kurang memperhatikan kelangsungan ekosistem.

Apa yang berada di hidung penyu dan perut paus itu jelas bukanlah produksi mahluk laut. Semua itu adalah produksi dari manusia yang hidup diatas tanah dan dibawah langit. Di Indonesia, plastik dianggap benda yang paling fungsional. Utamanya adalah sebagai pembungkus.

Mulai dari membungkus bahan belanjaan, bungkus sampah dapur, sampai bungkus berita palsu. Ada program diet kantong plastik yang pernah digencarkan oleh pemerintah tetapi itu kemudian dihentikan karena sesuatu hal yang kurang jelas.

Beberapa kelompok ada juga yang menentang program kantong plastik berbayar itu. Sampai kini peredaran plastik masih tetap intensif karena memang mudah ditemukan. Salah satunya adalah kehadiran toko bahan makanan, yang biasanya juga menjual wadah plastik, masuk ke pemukiman-pemukiman kelas menengah di pinggiran kota yang padat.

Kembali pada es kopi susu. Saya punya pertanyaan, apakah tidak ada alternatif untuk mengganti gelas plastik yang nyatanya hanya berbeda pada bagian body-nya saja?

Pernah saya melihat ada kedai kopi di sekitar Menteng, Jakarta Pusat, yang membuat satu iklan di media sosial bahwa mereka menjual kopi susu dengan harga Rp9000. Banyak dari netizen yang akhirnya angkat bicara setelah melihat mesin yang digunakan untuk membuat espresso di kedai tersebut, tidak mungkin dapat dihargai “se-murah” itu.

Terlebih lagi lokasinya yang berada di Menteng, jelas harga sewa lokasinya juga sudah tinggi. Netizen yang budiman bertanya apakah mereka akan mendapatkan untung jika menjual dengan harga segitu?

Salah satu netizen yang juga budiman menengahi bahwa jelas ini sudah ada hitung-hitungannya sehingga penjual berani memberikan harga “se-murah” itu. Artinya, selalu ada peluang untuk tetap untung dan “meminimalisir” penggunaan plastik pada es kopi susu.

Saya harap ini menjadi sebuah tantangan bagi kalian yang membaca tulisan ini. Lebih baik lagi jika yang membaca adalah seorang pemilik kedai kopi yang menjual es kopi susu dalam gelas atau cangkir plastik.

Mungkin ada berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan menekan biaya produksi demi meraih keuntungan yang besar. Ingin sekali saya mengambil contoh dari kedai kopi asal Amerika ketika memberikan potongan harga bagi mereka yang membawa wadah minumnya sendiri saat memesan minuman di kedai itu.

Meski saya pikir itu bukan contoh yang baik sebab penuh syarat dan ketentuan, terkesan tidak terlalu ikhlas. Harus ada suatu inovasi lain bagi para pemilik kedai es kopi susu ini untuk memperhatikan penggunaan plastik. Semakin laris dagangan, maka akan semakin banyak gelas plastik yang ada di tempat sampah pembeli.

Saya ingat teman kuliah saya hampir 10 tahun yang lalu berkata, “Apa enaknya ngopi pakai gelas plastik? Apa kopinya tidak bau plastik?”

Benar-benar tidak saya duga tentunya, lebih dari satu dekade kemudian ngopi dengan wadah plastik malah jadi kebiasaan yang sudah lumrah di berbagai sudut ruang kantor, kampus, atau pos kamling sekalipun. Bahkan memakai wadah plastik justru jadi tren saat ini.

Tapi percaya deh sama saya bahwa tren minum es kopi susu pakai wadah plastik tidak pernah sampai ke ikan, penyu, dan paus di lautan—sampai kapan pun.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2018 oleh

Tags: ekosistemkopikopi susupaus spermapenyupresidensampah plastikwadah plastikWakatobi
Andika Nur Perkasa

Andika Nur Perkasa

Artikel Terkait

Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian MOJOK.CO
Kotak Suara

Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian

19 September 2023
Curhat Petani Kopi dari Lampung: Sedih, Indonesia Terancam Keluar dari Zona Liga Champions Kopi. MOJOK.CO
Kilas

Curhat Petani Kopi dari Lampung: Sedih, Indonesia Terancam Keluar dari Zona Liga Champions Kopi

29 Juli 2023
sampah plastik di pantai wisata mojok.co
Sosial

3 Pantai Ini Membuktikan kalau Wisata Bukan Solusi Membersihkan Pantai

12 Juli 2023
rantai makanan mojok.co
Podium

Absennya Khalifah di Bumi dalam Rantai Makanan di Buku IPA

31 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Edy Rahmayadi FC vs Skuat Jurnalis Baik, Dari Tirto.id Hingga Panditfootball

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Masing-masing kandidat, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sampaikan janji terpilih sebagai presiden di Pemilu 2024 MOJOK.CO

Silakan Ditandai! Ini Deretan Janji Tiga Bacapres Jika Menang di Pemilu 2024

23 September 2023
Sepatu sekolah.MOJOK.CO

7 Merek Sepatu Sekolah Terbaik, Tetap Trendi untuk Perempuan dan Laki-laki

21 September 2023
Terbanyak Lansia, 43 Ribu Warga DIY Alami Miskin Ekstrem MOJOK.CO

Terbanyak Lansia, 43 Ribu Warga DIY Alami Miskin Ekstrem

23 September 2023
Kereta Api Borobudur, Wacana Sejak Zaman Belanda MOJKOK.CO

Jalur Kereta Api ke Borobudur, Wacana Sejak Zaman Belanda yang Tidak Kunjung Terwujud

20 September 2023
Daftar Nama Gelar Bangsawan di Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakulaman Lengkap dengan Penjelasannya MOJOK.CO

Daftar Nama Gelar Bangsawan Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman Lengkap dengan Penjelasannya

19 September 2023
Kami Baru Tahu Arti Sumbu Filosofi Yogyakarta Saat Hendak Digusur MOJOK.CO

Di Balik Status Warisan Dunia: Mereka yang Tergusur karena Sumbu Filosofi

20 September 2023
Wisatawan Keluhkan Minimnya Toilet Umum di Malioboro: Kurang Nyaman dan Tidak Ramah Perempuan MOJOK.CO

Wisatawan Keluhkan Minimnya Toilet Umum di Malioboro: Kurang Nyaman dan Nggak Ramah Perempuan

22 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In