MOJOK.CO – Keresahan saya melihat Palembang ketika budaya bodoh bernama sound horeg dan organ tunggal dianggap pesta rakyat seperti lomba bidar.
Sebaiknya kita sepakati dari awal. Mendapatkan hiburan yang positif dan produktif adalah hak seluruh rakyat. Namun, di Palembang, ada sebuah aktivitas yang “dianggap pesta rakyat”. Padahal, keduanya adalah budaya bodoh yang justru membawa dampak merusak. Yang saya maksud adalah sound horeg dan organ tunggal.
Sebelum lebih jauh, di sini saya harus menegaskan. Bahwa yang saya maksud organ tunggal adalah organ tunggal Palembang. Semacam acara hajatan yang penontonnya mabuk dan mengonsumsi narkoba. Jadi, bukan semacam organ tunggal sebagai bagian musik dangdut pada umumnya. Kalian pasti paham, sih.
Keresahan saya ini muncul setelah beberapa teman mengirim video Reels. Saya prihatin karena 2 budaya bodoh seakan-akan jadi “beneran budaya”. Padahal di Palembang ada lomba perahu bidar, misalnya, yang lebih layak mendapatkan exposure.
Hiburan yang merusak
Video pertama memperlihatkan sound horeg beradu mekanik di atas kapal yang berlayar. Selain kurang bermanfaat, volume tinggi dari sound horeg merusak ekosistem bawah laut.
Video kedua, berdurasi sama panjang dengan sebelumnya, menghadirkan cerita yang tak kalah bodoh. Sebuah agenda organ tunggal di Palembang berhenti setelah panggung kayu ambrol. Kejadian ini Menenggelamkan panggung, seperangkat sound, dan separuh manusia yang meramaikan acara itu ke dalam lumpur Sungai Musi.
Dua contoh hiburan rakyat, yang bagi saya sangat merusak, kerap menampakkan gelagat problematik dan destruktif. Pastinya video-video di atas itu penggalan dari keseluruhan bab berjudul sound horeg dan organ tunggal di Palemabang.
Jangankan terhibur, tidak sedikit masyarakat Palembang justru terganggu. Telinga manusia saja cuma sanggup menahan volume suara 85 desibel. Sedangkan sound horeg, rata-rata mencapai kebisingan di angka 135 desibel. kisah absurd dari orgenan di Palembang lebih banyak lagi dan menolak kalah dalam urusan ketololan.
Budaya bodoh di Palembang
Bukan rahasia lagi kalau acara organ tunggal di Palembang menjadi sarana bagi sebagian pengunjungnya untuk melampiaskan efek narkoba yang mereka tenggak. Kepolisian Palembang sempat merespons. Mereka sampai melarang warga Palembang mengadakan hajatan dengan hiburan bodoh kayak gini.
Adalah bengak, umpatan ‘bodoh’ dalam Bahasa Melayu ini paling cocok untuk menggambarkan 2 budaya bodoh tadi. Keduanya tidak lagi pantas disebut “pesta rakyat” kalau cuma jadi pengulangan dari kejadian-kejadian pahit yang saya ceritakan tadi.
Apakah alasan-alasan tadi cukup untuk kita menarik kesimpulan bahwa organ tunggal problematik? Kalau orgenan belum tentu menghibur, mari kita bahas hiburan alternatif yang minim risiko dan konsekuensi yang merugikan. Justru bisa yang bermanfaat dan menguntungkan.
Palembang adalah kota tertua di Indonesia serta dilengkapi unsur lokalitas lebih kental daripada ibu kota lainnya di Sumatera bagian selatan. Kota ini sebetulnya punya hiburan yang masih lestari sejak era kolonialisme hingga kini. Ini adalah pesta rakyat paling populer, paling tradisional, dan dinantikan oleh rakyat Palembang. Namanya lomba perahu bidar.
Baca halaman selanjutnya: Budaya yang seharusnya dirayakan lebih meriah lagi.