Kotak Suara Kardus KPU dan Lucunya Respons Pendukung Prabowo-Sandi - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Kotak Suara Kardus KPU dan Lucunya Respons Pendukung Prabowo-Sandi

Zenwen Pador oleh Zenwen Pador
19 Desember 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kalau diperhatikan, nada kekhawatiran penggunaan kotak suara kardus dari KPU untuk Pilpres 2019 ini kebanyakan muncul dari kalangan pendukung Prabowo-Sandi.

Isu kotak suara kardus lagi panas-panasnya dikritisi para pendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno. Kritik dan celetukan-celetukan nyinyir muncul baik di dunia maya maupun di dunia nyata dalam beberapa minggu ini.

Terkait masalah ini seorang teman medsos saya membuat status, “Kalau sekiranya kekuatan kardus sama dengan aluminium kenapa pesawat tidak dibikin dari kardus aja biar irit?”

Ada juga yang membuat status seperti ini, “Katanya kotak karton sama kuat dengan aluminium. Itu karton yang naik kelas atau aluminium yang turun kelas? Serius nanya.”

Bahkan seorang bapak melaporkan dalam statusnya sebagai berikut, “Setelah tahu kekuatan kardus sama dengan aluminium, emak-emak mulai beralih menggunakan alat-alat dapur dari kardus.”

Baca Juga:

Parpol Catut Tiga Nama Anggota Bawaslu dan ASN di DIY 

40 Parpol Resmi Daftar Jadi Peserta Pemilu, Siapa Saja?

PDIP Pawai Budaya ke KPU, Targetkan Hatrick Menang Pemilu

Nada kecemasan dan kekhawatiran dari berbagai kenyinyiran tersebut agaknya bermuara pada ketakutan bahwa penggunaan kotak suara terbuat dari kardus akan memudahkan dilakukannya kecurangan dan manipulasi terhadap surat suara.

Kalau diperhatikan nada kekhawatiran ini kebanyakan muncul dari kalangan pendukung Prabowo-Sandi. Ya jelas mereka khawatir karena merasa akan dicurangi Pilpres 2019 nanti. Tentu saja kenyinyiran ini tidak hanya berasal dari kalangan akar rumput, melainkan juga dari banyak politisi.

Salah satu petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyayangkan keputusan KPU dalam pengadaan kotak suara berbahan karton. Menurut Eddy, kotak suara yang digunakan oleh KPU itu memiliki kualitas yang rendah dan rentan terhadap kecurangan.

“Jika tidak ada masalah di anggaran, sebaiknya gunakan kotak suara aluminium. Keamanan dan kredibilitas pemilu dan pilpres jangan terkompromikan karena penggunaan bahan kotak suara yang jelas-jelas rendah kualitas keamanannya,” kata Eddy.

Begitu juga komentar Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Mursyidan Baldan menyinggung kotak suara Pilpres 2019 yang terbuat dari bahan kardus.

“Kita cermati soal kotak suara yang kardus, kalau memang harus dari kardus, kenapa nggak pakai bungkus daun pisang saja? Mbok ya kalau miskin jangan tanggung-tanggung ya kan? Miskin sekalian aja biar bangsa ini kelihatan, kotak suara dari daun pisang sekalian, kelihatan,” kata Ferry.

Meski begitu, sebenarnya penjelasan dari Ketua KPU sudah mampu menjawab polemik ini. Bukankah kotak suara kardus sudah digunakan sejak dulu? Sejak Pemilu 2014, Pilkada 2015, 2017, sampai 2018, penggunaan kotak suara kardus sudah digunakan—meski belum semuanya.

Alasan lainnya adalah KPU daerah yang belum memiliki gedung sendiri. Sebab, menurut KPU, jika menggunakan kotak suara berbahan alumunium, KPU akan terbebani dengan anggaran penyewaan gudang.

Singkatnya KPU benar-benar sudah menghitung kelebihan dan kelemahan kotak suara kardus itu. Ketua KPU menyebut pihaknya tidak main-main dalam menentukan suatu keputusan.

Kalau benar kotak suara kardus ini sudah digunakan pada Pemilu dan Pilkada sebelumnya tentu perlu kita telusuri apakah pernah terungkap adanya kecurangan yang bersumber dari kotak suara “kardus” ini?

Seingat saya dari sengketa Pemilu yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pelaksanaan Pilkada, Pileg dan Pilpres sebelumnya sama sekali tak ditemukan kesimpulan bahwa karena kotak suara terbuat dari kardus maka banyak terjadi kecurangan terkait surat suara yang merugikan peserta pemilu tertentu.

Apalagi sampai muncul kesimpulan bahwa penggunaan kotak suara kardus pernah merugikan Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.  Lha terus hikayat kecemasan para pendukung Prabowo-Sandi ini berasal dari mana sih sebenarnya?

Kekhawatiran adanya kecurangan dengan adanya kotak suara terbuat dari kardus sekaligus mendudukan KPU sebagai tersangka utama karena seolah-olah kotak suara kardus tersebut akal-akalan yang bakal ditujukan untuk memenangkan paslon petahana.

Sejalan dengan asumsi yang menurut saya memang bernada kampret seperti di atas, KPU dituduh sudah berada di pihak petahana. Oleh karena itu, KPU dianggap tidak akan lagi bertindak fair selaku penyelenggara pemilu. Sebab kotak suara kardus diputuskan melalui keputusan KPU sehingga muncul asumsi bahwa pihak petahana yang request soal aturan ini.

Masalahnya ada hal krusial yang dilupakan para pendukung Prabowo-Sandi bahwa keputusan penggunaan kotak suara terbuat dari kardus tersebut bukanlah seratus persen domainnya KPU selaku penyelenggara Pilpres 2019.

Pembuatan kotak suara terbuat dari kardus dilakukan berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2018 yang sebelum diberlakukan sudah dibahas dan disetujui dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi II DPR yang mana di sana ada semua fraksi. Tentu saja di rapat itu juga ada para politisi yang berkoalisi dengan Prabowo-Sandi. Artinya semua koalisi dari petahana maupun oposisi semua ikut membahas kemudian ikut setuju.

Dalam Pasal 7 PKPU Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum inilah kemudian diatur bahwa Kotak Suara untuk Pilpres 2019 terbuat dari bahan karton kedap air serta pada satu sisinya bersifat transparan.

Kotak berbentuk kotak yang kokoh pada setiap sisinya, dengan ukuran panjang 40 (empat puluh) sentimeter, lebar 40 (empat puluh) sentimeter, dan tinggi 60 (enam puluh) sentimeter dengan warna putih.

Pertanyaannya;

Kalau sekarang para politisi pendukung Prabowo-Sandi mempertanyakan keputusan ini lalu koar-koar ke media massa, terus kenapa waktu pembahasan dalam RDP dengan KPU tersebut mereka setuju?

Hm, mencurigation zkl yha khan~

Faktanya jelas bahwa kotak suara terbuat dari kardus adalah keputusan KPU yang sudah disetujui juga oleh para wakil rakyat. Jadi sangat tidak beralasan kalau sekarang mereka baru nyinyir sekarang. Nggak mungkin dong wakil rakyat waktu rapat malah ketiduran atau mangkir nggak datang ya kan? Pasti mereka menyimak dan memerhatikan dengan seksama dong.

Hal yang bisa mereka evaluasi seharusnya soal spesifikasi. Benar tidak kotak suara KPU standarnya sama dengan apa yang dimandatkan dalam peraturan? Namun kalau kritiknya soal bahan dasar dari kardus, ya kan mereka sendiri yang ikut memutuskan. Bijimana seh?

Justru menurut saya yang penting dievaluasi adalah apakah fungsi keamanannya sebanding dengan bahan lain yang pernah digunakan. Kalau menuntut agar kembali dibuat dari bahan baja, besi atau aluminium ya tidak mungkin. Apalagi kalau mintanya diganti sekalian pakai daun pisang.

Namun sesungguhnya dari seluruh kenyinyiran ini saya melihat ada hal lain di balik isu kardus yang dihembuskan demikian maraknya. Dugaan saya sih, kubu Prabowo-Sandi sudah kelewat cemas akan hasil Pilpres 2019.

Apalagi sejauh ini belum ada satu pun lembaga survei yang memberikan hasil bahwa pasangan Prabowo-Sandi unggul di atas Jokowi-Ma’ruf. Maka supaya kalau kalah nanti, ya kalahnya terhormat sehingga muncul isu-isu kongkalikong jahat antara KPU dengan petahana.

Maka saya terkekeh ketika seorang teman, salah seorang pendukung Jokowi, ikut berkomentar soal polemik ini, “Sepertinya KPU sedang memonumenkan Jenderal Kardus.”

Hmm.

Tags: jenderal kardusjokowi-ma'rufkarduskotak suara karduskpupetahanapilkadaPilpres 2019Prabowo-Sandi
Zenwen Pador

Zenwen Pador

Pengacara, tinggal di Depok, Jawa Barat.

Artikel Terkait

bawaslu diy mojok.co

Parpol Catut Tiga Nama Anggota Bawaslu dan ASN di DIY 

20 Agustus 2022
parpol peserta pemilu mojok.co

40 Parpol Resmi Daftar Jadi Peserta Pemilu, Siapa Saja?

15 Agustus 2022
pdip pemilu 2024 mojok.co

PDIP Pawai Budaya ke KPU, Targetkan Hatrick Menang Pemilu

1 Agustus 2022
siti zuhro mojok.co

Parpol Baru Bermunculan, Siti Zuhro: Orang Indonesia Tak Menghendaki Banyak Parpol

13 Juli 2022
Tak Ada Milan Kundera di Mandalika

Tak Ada Milan Kundera di Mandalika

21 November 2021
Surat Terbuka dari Guru untuk Mas Nadiem Makarim Menteri Tersayang

Surat Terbuka untuk Nadiem Makarim yang Heran Ditanya Mulu: ‘Kenapa Sekolah Belum Buka?’

30 Maret 2021
Pos Selanjutnya
Sumber Kencono dan Kemesraan di Dalamnya

Sisi Liya Bong Supit kang Kerep Dilalekake

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kotak Suara Kardus KPU dan Lucunya Respons Pendukung Prabowo-Sandi

19 Desember 2018
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

kebocoran data mojok.co

Kebocoran Data Pribadi Terjadi Lagi, Pakar Sebut Hal Ini Perlu Diperbaiki

20 Agustus 2022
bawaslu diy mojok.co

Parpol Catut Tiga Nama Anggota Bawaslu dan ASN di DIY 

20 Agustus 2022
pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In