Cara Menjadi Orang Islam Sejati - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Cara Menjadi Orang Islam Sejati

Hairus Salim oleh Hairus Salim
18 Mei 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Bagaimana cara menjadi orang Islam sejati? Bagi anak-anak pada suatu masa, bersunat adalah salah satu jalannya.

Jika kita percaya karya sastra selalu mengandung kepingan otobiografi penulisnya, bisa jadi Pramoedya Ananta Toer adalah seorang santri pada masa kanak-kanaknya.

Dalam cerpen “Sunat” yang terhimpun dalam kumpulan cerita pendek Cerita dari Blora, melalui tokoh “aku” Pram bercerita tentang masa kecilnya yang suka pergi ke langgar untuk mengaji.

“Tak ada kesenangan kanak-kanak yang begitu besar daripada ke langgar.” Meski apa yang dinamai mengaji itu tak lain adalah “bercanda-canda, berahasia-rahasia mempercakapkan masalah kejenisan, mengganggu orang yang bersembahyang magrib dan isa… itulah dunia kami di waktu aku berumur sembilan tahun.” Demikian menurut “aku”.

Lukisan Pram mengenai dunia masa kanak itu tepat sekali. Generasi yang melalui masa kanaknya hingga tahun 1980-an pasti mengenal dan sebagian besar mungkin melalui sosialisasi masa kecil dan pendewasaan diri di langgar.

Baca Juga:

Mengalami Masa Lalu Membelah Hutan Jati dengan Kereta Uap di Cepu

Ultah Korpri dan Lagu Haram Karya Ahmad Dhani

Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan

Langgar menjadi salah satu situs bermain selain tentu belajar mengaji. Berangkat dan pulang sendiri pada pergantian sore dan malam. Sebelum era Taman Pendidikan Alquran (TPA) sekarang ini, demikianlah dunia anak-anak di kampung-kampung. Ya, meski kegiatannya hanya mengganggu orang bersembahyang dan beramai-ramai pergi ke masjid tiap Jumat, walaupun tak mengerti sepatah kata pun doa sembahyang, anak-anak tetap meyakini diri sebagai pemeluk agama Islam sejati. Keyakinan yang dipegang meski mereka juga menyadari rata-rata di antara mereka belum disunati.

Dengan demikian, disunat menjadi impian tokoh “aku” agar menjadi orang Islam yang betul-betul. Biasanya anak yang disunat di kampungnya berumur antara 8 hingga 13 tahun. Karena itu, ketika ayahnya pada suatu malam menawari “aku” dan adiknya untuk disunat, “aku” merasa bukan main takutnya. Tapi, karena ia mau menjadi “orang Islam sejati”, ia terima tawaran itu dengan berani sekaligus gembira.

Bukan semata ingin menjadi orang Islam sejati itu saja penyebab “aku” ingin dan berani disunat.

“… dan inilah yang paling penting di atas segala-galanya, kami mempunyai hak menempati surga seperti yang diajarkan oleh kiai kami. Kalau kami sudah disunati, kami kelak akan hidup senang di surga….” Demikian pengakuan “aku” dengan bersemangat.

Menjelang disunat, dengan segala kemeriahan upacara dan pakaian laksana pangeran, tokoh “aku” merasa pintu surga seperti telah terbuka di depannya dan para bidadari yang cantik menunggu seperti yang dijanjikan kiainya. “Aku” membayangkan cantik itu seperti Sriati, teman sekolahnya yang menjadi buah bibir.

Kiainya bilang, “Engkau akan mendapat bidadari empatpuluh orang.” “Aku” menjawab, ia tidak suka pada bibadari yang teteknya 6 atau 8 seperti tetek anjing. Mereka semua tertawa, lebih-lebih setelah Toto adiknya, mengatakan hanya ingin memancing di kali susu sehari-harian dengan bidadari.

***

Apa yang menarik dari cerpen ini bukan hanya informasi sosiologis-historis tentang bagaimana seorang anak melalui masa kecilnya di masa lalu, tapi juga apa yang anak-anak dapatkan dalam masa sosialisasi tersebut, yaitu janji keindahan surga.

Harus diakui bahwa surga-neraka merupakan bagian penting dari kepercayaan eskatologis Islam. Tetapi, cerpen ini juga sekaligus mengemukakan bahwa janji surga-neraka itu adalah pelajaran level anak-anak. Ia semacam “suap” saja: daya tarik agar anak-anak terpikat dan tertarik pada agama yang dianutnya. Menjelang dewasa, ketika level keagamaan telah meningkat, ajaran surga-neraka tak lagi dominan dan hanyalah disebut dan dirujuk sesekali. Tak terlalu menarik lagi.

Di dalam ajaran tasawuf, surga-neraka jelas bukanlah motif maupun tujuan dalam beragama. Dalam suatu riwayat diceritakan, pada suatu hari sufi perempuan Rabiah al-Adawiyah berlari-lari ke pasar seraya memegang obor menyala di tangan kanannya dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang keheranan dan bertanya, “Hai, Rabiah, apa yang akan engkau lakukan?” Rabiah menjawab, “Dengan api ini, aku ingin membakar surga, dan dengan air ini, aku ingin memadamkan neraka, agar orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut neraka atau karena mendambakan surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta.”

Nah, bagaimana dengan tokoh “aku” tadi?

Seusai disunat, ia ditanya ibunya, “Sudahkah engkau merasa menjadi orang Islam sejati?” Ia kaget mendengar pertanyaan itu karena ternyata ia merasa biasa saja. Tak ada perubahan bahwa kini ia jadi orang Islam sejati.

Ibunya bertanya lagi, “Barangkali sembahyangmu tidak pernah lengkap?” “Aku” menjawab, “Lengkap, selalu lengkap, Ibu.” Ibunya akhirnya menambahkan, “Kakekmu dulu naik haji, barangkali kalau engkau naik haji, engkau akan mengalami perubahan—jadi orang Islam sejati.”

Mendengar penjelasan ibunya, ia pun menjadi lemes dan merasa hilang harapan. Jadi, rupanya tak cukup dengan hanya bersunat dan sembahyang lengkap. Sebagai keluarga miskin, ia merasa tidak mungkin bisa naik haji. Ayahnya juga tidak naik haji karena miskin.

Cerpen ini ditutup dengan getir sekaligus menjadi kritik. Sejak itu, keinginan akan menjadi orang Islam sejati tak pernah lagi datang ke pikiran “aku”. Dorongan kemiskinan telah mematikan dan merenggut hasratnya, termasuk tentu untuk masuk surga dan mendapatkan 40 bidadari.

Cerpen “Sunat” yang terkumpul dalam Cerita dari Blora ditulis Pramoedya pada awal 1950-an. Dalam masyarakat kini, hasrat ke surga masih ada, bahkan tambah menyala-nyala. Ia tidak hanya milik kanak-kanak dan justru dominan di kalangan orang dewasa. Ia juga tidak semata bisa dipenuhi dengan bersunat, sembahyang, dan berhaji. Bagi segelintir orang, juga bisa dipenuhi dengan “jihad”: membunuh orang dengan melakukan bom bunuh diri.

Jika “aku” dulu meninggalkan keinginan menjadi orang Islam sejati karena merasa jalan menuju ke sana hanya bisa diraih oleh orang kaya saja, apakah kini banyak orang melakukan hal yang sama karena tidak ingin mati konyol bunuh diri dan membunuh orang lain?

Catatan redaksi: Tulisan ini menjadi pembuka kolom khusus Ramadan bernama “Iqra” yang akan tayang di Mojok setiap waktu sahur. Di rubrik ini, setiap hari Hairus Salim akan mengulas satu karya sastra dan memaparkan renungan serta hikmah yang bisa dipetik darinya.

Tags: #iqracerita dari bloracerpenorang islam sejatiPramoedya Ananta Toersunat
Hairus Salim

Hairus Salim

Research Consultant, Writer, Trainer at Yayasan LKiS

Artikel Terkait

kereta uap mojok.co

Mengalami Masa Lalu Membelah Hutan Jati dengan Kereta Uap di Cepu

28 Februari 2022
Ultah Korpri dan Lagu Haram Karya Ahmad Dhani

Ultah Korpri dan Lagu Haram Karya Ahmad Dhani

29 November 2021
Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan MOJOK.CO

Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan

10 November 2021
Muhidin M. Dahlan: Pramoedya, Lekra, hingga Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur

Muhidin M. Dahlan: Pramoedya, Lekra, hingga Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur

1 Oktober 2021

Mbah Yanto, Juru Sunat Spesialis Anak Pengamen dan Gelandangan di Yogya

3 April 2021
Dudu Sosialita, Urip neng Ndesa Kiye Biaya Sosiale Tetep Larang MOJOK.CO

Dudu Sosialita, Urip neng Ndesa Kiye Biaya Sosiale Tetep Larang

26 September 2020
Pos Selanjutnya
atheis karena teror MOJOK.CO

Milih Dadi Agnostik Amarga Gela Marang Tepsirane Agama

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Cara Menjadi Orang Islam Sejati

18 Mei 2018
Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun MOJOK.CO

Kota Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun

2 Agustus 2022
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Buntut rusuh suporter Persis, seorang tukang parkir kritis

Buntut Ricuh Suporter, Seorang Juru Parkir di Babarsari Kritis

26 Juli 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020

Terbaru

keuangan mahasiswa mojok.co

Pentingnya Pengelolaan Keuangan bagi Mahasiswa, Agar Tak Kehabisan Uang di Tengah Bulan

8 Agustus 2022
Whatsapp dan Gojek Jadi Aplikasi Paling Berpengaruh versi Google Play Store

Whatsapp dan Gojek Jadi Aplikasi Paling Berpengaruh versi Google Play Store

8 Agustus 2022
menyusui mojok.co

Tips Menyusui Agar Kebutuhan Kalori Bayi Tercukupi 

8 Agustus 2022
Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda

Adisurya: Chef Jenaka Asal Jogja yang Suka Bereksperimen Sambil Bercanda

8 Agustus 2022
tiket masuk Pulau Komodo ditunda kenaikannya.

Tarif Baru Masuk Pulau Komodo Ditunda hingga Awal Tahun Depan

8 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In