Pelecehan di Sepak Bola Putri dan Perlunya Kita Tafakur Kepada Arsene Wenger - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Balbalan

Pelecehan di Sepak Bola Putri dan Perlunya Kita Tafakur Kepada Arsene Wenger

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
10 Oktober 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sepak bola putri yang sedang memperjuangkan eksistensi dan kesetaraan dilukai oleh sekelompok suporter bebal. Mari, kita tafakur kepada Arsene Wenger dulu.

Dua hari yang lalu (8/10), Arsene Wenger mendapatkan penghargaan Legend Award. Sebuah penghargaan atas kontribusinya kepada perkembangan sepak bola Inggris. Memang, mantan pelatih Arsenal tersebut menjadi salah satu pionir sepak bola modern, yang perlahan menggusur kick and rush ala Inggris masa lampau.

Arsene calling himself a nobody and thanking Arsenal. One of the best in the game. pic.twitter.com/GCM7eEKLxE

— ♚ Kris ☆♚ ?? (@Santi_Classorla) October 8, 2019

Berikut pidato singkat Arsene Wenger ketika menerima penghargaan:

“Nah, yang akan saya lakukan di masa depan adalah membagikan semua hal yang sudah saya pelajari selama melatih. Saat ini, sepak bola punya tanggung jawab yang sangat luar biasa di dunia ini. kita hidup di sebuah dunia di mana sepak bola sudah menjadi seperti agama. Dan sekarang ini juga, dunia sepak bola punya tanggung jawab yang besar. Dan jika saya bisa sedikit membantu maka kenapa tidak.”

Ada dua kalimat dengan bobot yang berat di sana: “…sepak bola sudah menjadi seperti agama,” dan “…dunia sepak bola punya tanggung jawab yang besar.”

Baca Juga:

PSK Mirip Lulu Tobing yang Tak Bisa Kulupakan MOJOK.CO

Dari Bilik ke Bilik (Bagian 3): PSK Mirip Lulu Tobing yang Tak Bisa Kulupakan

24 Februari 2023
Dari Bilik ke Bilik Bagian 2- Gaya Sex Aneh dari Anak SMP di Hadapan PSK MOJOK.CO

Dari Bilik ke Bilik Bagian 2: Gaya Sex Aneh dari Anak SMP di Hadapan PSK

14 Februari 2023

Sepak bola memang bukan lagi urusan 11 lawan 11 di atas lapangan. Pun sepak bola tak pernah selesai dalam 90 menit saja, seperti kalimat mutiara dari situsweb Fandom. Ada banyak tokoh, penokohan, unsur, dan kejadian yang membuat sepak bola dikultuskan, seperti yang disinggung oleh Arsene Wenger di atas.

Lantas, apa yang dimaksud dengan “sepak bola punya tanggung jawab yang besar”?

Sepak bola bukan sekadar pertandingan sepak bola. Olahraga yang konon paling populer di dunia ini menjadi sumber hidup banyak orang. Pedagang asongan, petugas parkir, penjaja makanan di sekitar stadion, penjual aksesoris dan jersey tiruan di pinggir jalan, dan lain sebagainya.

Sepak bola juga menjadi pelarian banyak orang dari beban hidup yang mengimpit. Buruh sepatu bermerek dengan gaji mepet, pengayuh becak yang semakin sepi penumpang, kuli bangunan yang menggunakan upah mingguan untuk beli tiket, buruh tani yang menjadikan stadion sebagai pelarian dari lelahnya menggarap tanah yang bukan miliknya, sampai pengamen yang profesinya dianggap hina.

Orang-orang ini ingin dipuaskan di akhir minggu. Mereka ingin mabuk, lupa dengan cicilan yang mengejar dan bayaran sekolah anak yang semakin mahal. Mereka ingin mencapai dunia katarsis, oleh tempik sorak membahana ketika tim pujaan mencetak gol kemenangan. Dari sana, disertai kultur warisan, fanatisme lahir. Dan mencapai titik puncak ketika sepak bola menjadi fokus kehidupan, menggantikan segala tuntutan untuk bekerja. Menjadikan sepak bola layaknya agama dan stadion adalah katedral paling megah.

Sepak bola, dengan segala keindahan yang ditawarkan naik derajat dari sekadar hiburan menjadi panutan. Sepak bola menjadi sebuah guru. Ia menawarkan inspirasi, yang konon dipercaya bisa membuat manusia menjadi insan yang lebih baik. Sepak bola memikul tanggung jawab mulia, yang sayangnya dilukai oleh sekumpulan bocah pongah dan tidak manusiawi atas nama “fanatisme”.

Pada tanggal yang sama ketika Arsene Wenger berbicara soal tanggung jawab sepak bola, di Indonesia, sekumpulan suporter justru melecehkan sesamanya. Panggungnya adalah sepak bola putri. Sebuah “cabang” dari dunia sepak bola yang sedang bergeliat, berjuang membangun eksistensi, dan harapannya ingin sejajar dengan sepak bola laki-laki.

Sekelompok suporter membawa sebuah spanduk yang sangat melecehkan. Konon kata mereka itu bentuk psywar demi melemahkan mental lawan. Mental macam apa yang ingin diserang jika spanduk itu justru melukai harga diri, eksistensi, dan pekerjaan seseorang?

Sudah jelas nama IG nya??
Wes ndang di DM! Retwitt!@SUBRESISTANCE27 @031_ArusBawah pic.twitter.com/y86SJlfy69

— Dirty 27 (@Dirty27_) October 8, 2019

“Bantai Purel Dolly”

“Umak Ongis Guduk Lonte”

Trivia buat kamu, kata “purel” merujuk kepada perempuan yang berprofesi sebagai pemandu lagu di karaoke. Profesi mereka dianggap sepele dan rendah. Purel dianggap hanya status bayangan, menutupi profesi asli mereka sebagai PSK. Untuk kata “lonte” sendiri, saya rasa kamu sudah tahu maknanya.

Kata-kata itu dituliskan di dalam spanduk dan ditujukan sebagai psywar kepada pemain lawan. Ada dua hal yang mengganggu nurani saya.

Pertama, sepak bola putri sedang bergeliat mencari eksistensi dan keadilan. Keadilan uang hadiah, yang jauh lebih kecil ketimbang sepak bola pria, sedang diperjuangkan. Sepak bola putri juga sudah mulai diterima ketika Mola TV mau membuatkan siaran langsung. Kampanye-kampanye keadilan seperti itu lebih bisa disuarakan jika kompetisi berjalan.

Ketika kampanye mulai itu sedang diperjuangkan, isinya dilukai oleh sekelompok suporter bebal dan tak punya hati. Menyamakan pemain lawan sebagai perempuan penjaja diri. Ini bukan psywar, tetapi pelecehan eksistensi diri orang lain.

Kedua, spanduk hina itu juga melukai nurani para PSK. Apakah lantaran bekerja dengan menjual tubuh, lantas mereka bukan manusia? Banyak dari PSK yang bekerja karena tidak punya pilihan lain. Mereka juga diimpit oleh kerasnya hidup. Sama seperti tukang parkir, pedagang asongan, dan penjual jersey KW yang ingin nonton sepak bola dengan nyaman.

Jangan-jangan, dan bisa jadi, para PSK ini malah punya hati yang lebih jernih ketimbang sekumpulan suporter so-called “fanatik” itu. Bisa jadi, mereka tidak pernah melecehkan pekerjaan orang lain. Bisa jadi, mereka lebih mau membantu orang lain tanpa melihat kesukuan, agama, warna kulit, dan klub yang didukung.

Pada akhirnya, saya mengajak kita untuk tafakur kepada kalimat-kalimat Arsene Wenger. Sepak bola punya tanggung jawab yang besar kepada kehidupan. Jangan sampai, pesan mulia yang diresonansikan dari dalam stadion berubah menjadi pesan terkutuk karena suara-suara sumbang suporter bebal.

Ada satu kalimat indah dari Arsene Wenger yang saya ingat. Begini bunyinya:

“Kamu boleh jadi nomor dua di kehidupan ini. Kamu tidak akan selalu menang. Namun, kamu tidak boleh kehilangan kualitas diri.” – Arsene Wenger.

Jangan benamkan kualitas dirimu, martabatmu, dengan merendahkan orang lain.

BACA JUGA Arsene Wenger Mundur: Cinta dan Dukungan Saya Selalu Untuk Arsenal atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2019 oleh

Tags: ArsenalArsene Wengerliga inggrispelecehanpskpurelsepak bola putriSuporter
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PSK Mirip Lulu Tobing yang Tak Bisa Kulupakan MOJOK.CO
Esai

Dari Bilik ke Bilik (Bagian 3): PSK Mirip Lulu Tobing yang Tak Bisa Kulupakan

24 Februari 2023
Dari Bilik ke Bilik Bagian 2- Gaya Sex Aneh dari Anak SMP di Hadapan PSK MOJOK.CO
Esai

Dari Bilik ke Bilik Bagian 2: Gaya Sex Aneh dari Anak SMP di Hadapan PSK

14 Februari 2023
fans manchester united mojok.co
Uneg-uneg

Menjadi Orang Penyabar dalam Sudut Pandang Fans Manchester United

5 Februari 2023
Dari Bilik ke Bilik: Ketika Anak SMP Hilang Keperjakaan Bersama PSK di Kota Palu (1994-1996) MOJOK.CO
Esai

Dari Bilik ke Bilik: Ketika Anak SMP Hilang Keperjakaan Bersama PSK di Kota Palu (1994-1996)

1 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

5 Profesi yang Cocok untuk Arteria Dahlan agar DPR Tetap Jadi Lembaga Terhormat

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
2 Misteri Kematian Maulana Suryadi, Korban Tewas Demo Jakarta 25 September

Pelecehan di Sepak Bola Putri dan Perlunya Kita Tafakur Kepada Arsene Wenger

10 Oktober 2019
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In