Yusril Ihza Mahendra jadi Pengacara Outsourcing Jokowi-Ma’ruf Aja Kok Ribut - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Yusril Ihza Mahendra jadi Pengacara Outsourcing Jokowi-Ma’ruf Aja Kok Ribut

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
6 November 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Posisi Yusril Ihza Mahendra sebagai Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) dan sebagai seorang pengacara profesional itu nggak sama. Yang satu urusan politik, yang satu urusan kerjaan. Bijimana sih?

Keputusan Yusril Ihza Mahendra bergabung menjadi pengacara pasangan capres Jokowi-Ma’ruf langsung bikin heboh saja belakangan ini. Padahal, ketika menyampaikan keputusan bergabung menjadi pengacara Jokowi-Ma’ruf, Yusril sudah menegaskan bahwa dirinya tidak menjadi bagian dari tim pemenangan, yang artinya Yusril sama sekali tidak berurusan soal politik, tapi murni hanya sebagai konsultan hukum.

Yap, cuma sebatas itu, tak lebih. Jadi kalau ada masalah hukum yang terjadi dalam proses Pilpres yang melibatkan Jokowi-Ma’ruf, nah Yusril ini yang maju. Lah kalau urusan menang apa kagak, dua periode atau nggak, ganti presiden atau nggak, ya itu bukan urusannya Yusril.

Oleh karena itu, cukup terburu-buru sebenarnya bagi pendukung Jokowi-Ma’ruf kalau sampai menganggap Yusril sudah menjatuhkan pilihan untuk mendukung Jokowi secara politik, hal yang terburu-buru juga bagi pendukung Prabowo-Sandi kalau menuduh Yusril sudah beralih pilihan politik.

Orang-orang yang mencibir keputusan Yusril Ihza Mahendra ini seolah melupakan bagaimana mekanisme pekerjaan pengacara yang pada praktiknya memang kebanyakan outsourcing. Lah, kok outsourcing? Ya karena pekerjaan pengacara kan memang soal hubungan penyedia jasa dengan klien. Ada klien, ada barang, ada kerjaan. Kontrak jangka pendek macam pemain-pemain sepak bola profesional gitu.

Baca Juga:

Hasto Ungkap Alasan PDIP Sulit Kerja Sama dengan PKS dan Demokrat

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

Puan Maharani Pertimbangkan Gibran Maju Pilgub 2024

Lalu kalau ada yang semena-mena bilang bahwa Yusril sebagai orang yang nggak punya prinsip karena malah jadi pengacara capres Jokowi-Ma’ruf ya ini jelas salah kaprah.

Publik memang masih ingat bagaimana ketusnya Yusril terhadap pemerintahan Jokowi. Hal ini bisa dilacak sejak Pilpres 2014, saat itu Yusril jadi tim ahli dalam gugatan Prabowo-Hatta Rajasa ke KPU soal dugaan kecurangan Pilpres ke MK.

Lalu sepanjang empat tahun ke belakang, Yusril Ihza Mahendra juga sering melayangkan komentar-komentar pedas kepada Presiden. Dianggap amatiran lah, dianggap bagi-bagi kursi komisaris lah, suka menimbulkan kegaduhan lah, sampai pernah bilang “presidennya goblok”.

Sikap kritis Yusril pada waktu itu sebenarnya bisa dipahami pada koridor-koridor politis, bukan soal hukum. Keputusan seorang Yusril sebagai seorang Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) dan sebagai seorang pengacara profesional seharusnya tidak bisa dicampuradukkan. Yang satu urusannya politik, yang satu urusan hukum atau kerjaan.

Bahkan ada contoh yang lebih banal lagi. Sosok Mahfud MD misalnya, yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014. Mahfud MD bisa dibilang memang “dikontrak” sebagai tenaga profesional. Dan urusan profesional ini nggak ada sangkut pautnya sama urusan politik meskipun kerjaan itu ada di bidang politik juga.

Lagian, meski berbeda secara politik, sosok secara Yusril juga kerap “membela” ketika Jokowi diserang pada koridor hukum yang nggak mashook juga kok. Artinya, Yusril ini bisa saja dianggap sebagai politisi yang nggak membabi buta di bidang profesionalnya sebagai ahli hukum.

Seperti saat ada beberapa kelompok yang meminta Jokowi mundur dari Presiden karena menjadi capres pada waktu yang bersamaan, Yusril justru menerangkan bahwa pemintaan itu nggak ada landasan hukumnya. Apakah hanya karena ini Yusril mendukung Jokowi? Ya nggak dong, beliau kan cuma menerangkan dari perspektif hukum sesuai kapasitasnya. Bijimana seh?

Cibiran kepada Yusril ini ibarat kamu pengusaha kaos yang akan memilih Prabowo-Sandi, lalu kebetulan ada orderan dari PDIP yang pesan di tempat kamu kaos kampanye Jokowi-Ma’ruf. Kalau kebetulan kamu seorang yang fanatik dan enggan menerima orderan itu—ya itu hak kamu, tapi kalau kemudian menerima orderan tersebut apakah otomatis kamu jadi mencederai pilihanmu? Ya nggak bisa dong.

Ini soal kerjaan je. Cari nafkah, Bung (meski Yusril ngaku nggak minta bayaran sih).

Tidak menerima orderan adalah sebuah hak sebagai seorang pengusaha, tapi menerima akan membuktikan sikap profesional si pengusaha di bidang yang ditekuni. Artinya, si pengusaha cukup dewasa dengan tidak terkotak-kotakkan pada urusan pilihan politik doang.

Lagian, pilihan orang kan dilindungi undang-undang, enak aja menganggap orang memilih yang berbeda dengan situ dianggap sebagai pendosa. Emang situ siapa? Malaikat Roqib ‘Atit?

Lebih bikin gemas lagi, adalah permainan-permainan majas ironi yang bertebaran di media sosial, seperti misalnya: Yusril Ihza Mahendra si pengacara HTI itu akhirnya merapat ke Pemerintah yang bubarin HTI. Ini jelas logika yang—bisa disebut—tumbuh kembangnya tak sempurna.

Sebagai kuasa hukum Hizbut Tahrir Indonesia alias HTI, tidak serta merta Yusril harus sepakat dengan ajaran yang diusung kliennya. Ini dua koridor yang berbeda. Yang satu soal ideologi, yang satu soal perspektif hukum. Sebagai seorang pengacara, memang tugas Yusril untuk membela kliennya di pengadilan. Ini bukan soal benar salah, ini soal legal atau tidak legal di mata hukum saja.

Yusril tidak sepakat dengan Perppu soal pembubaran HTI, bukan terus membaut dirinya otomatis berideologi HTI. Tuduhan semacam ini sebenarnya juga pernah terjadi ketika Gus Dur mencabut Tap MPRS 1966 soal ajaran Marxisme di Indonesia lalu dituduh sebagai presiden yang pro dengan ideologi PKI. Ini kan nggak mashook sama sekali.

Sayangnya, sikap generalisasi ini memang semakin jadi pembiasaan di negeri ini. Beberapa orang malas untuk mengurai benang kusut perspektif orang yang berbeda—atau kelihatan berpindah haluan. Apa pun yang tidak sejalan akan dimasukkan pada golongan yang itu-itu saja. Hitam putih.

Orang yang pilih Jokowi dianggap sebagai pro antek aseng, orang pilih Prabowo akan dianggap sebagai pro Orde Baru. Padahal ya nggak juga. Nggak sesederhana itu.

Artinya, apa yang dilakukan Yusril kepada capres Jokowi-Ma’ruf sebenarnya sama saja dengan posisi Yusril saat membela HTI: yakni sama-sama sebagai tenaga outsourcing saja. Nggak lebih.

Sama tenaga outsourcing saja kok pada ribut sih? Kayak nggak ada kerjaan lain aja.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2018 oleh

Tags: jokowi-ma'rufKuasa Hukummahfud mdpbbpdippengacaraprabowoyusrilYusril Ihza Mahendra
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

hasto mojok.co

Hasto Ungkap Alasan PDIP Sulit Kerja Sama dengan PKS dan Demokrat

23 Juni 2022
Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

22 Juni 2022
gibran maju pilgub 2024 mojok.co

Puan Maharani Pertimbangkan Gibran Maju Pilgub 2024

21 Juni 2022
Jokowi Widodo Prabowo Subianto

Rayakan Lebaran, Jokowi Ajak Prabowo Makan Opor Sambil Ngobrol Santai

2 Mei 2022
Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

30 Maret 2022
Ternyata Hanya Indomie yang Bisa Memahami Politik Rebus Bu Megawati

Ternyata Hanya Indomie yang Bisa Memahami Politik Rebus Bu Megawati

28 Maret 2022
Pos Selanjutnya

Lee Jong Suk yang Dideportasi, Tetap Saja Promotornya yang Salah

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Jangan Menikah Kalau Maunya Cuma Cari Bahagia

Yusril Ihza Mahendra jadi Pengacara Outsourcing Jokowi-Ma’ruf Aja Kok Ribut

6 November 2018
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022

Terbaru

holywings jogja mojok.co

Holywings Jogja Ditutup Satpol PP, Buntut Kasus di Jakarta

29 Juni 2022
Kekerasan seksual

Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Tak Boleh Naik Kereta Api Seumur Hidup

29 Juni 2022
Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

29 Juni 2022
pertalite mojok.co

KSP Sebut Peraturan Beli Pertalite dan Solar Demi Ketahanan Nasional

29 Juni 2022
petilasan ratu kalinyamat mojok.co

Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara

29 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In