Memahami Konflik Demokrat VS Lord Arief Poyuono yang Sampai Disebut Kampungan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Memahami Konflik Demokrat VS Lord Arief Poyuono yang Sampai Disebut Kampungan

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
13 Mei 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Arief Poyuono sebut Demokrat sebaiknya angkat kaki dari Koalisi Adil Makmur, suasana langsung panas. Padahal belio kan cuma ngebales Andi Arief.

Dalam sebuah kisah cinta maupun kisah perang, “pergulatan” tak melulu hadir dalam pertarungan di atas panggung antar sudut biru dengan sudut merah. Selalu ada saja ada bercak-bercak selisih juga di dalam kubu sendiri.

Misalnya jika dulu waktu Perang Dunia II, Winston Churchill sama Joseph Stalin nggak suka satu sama lain tapi karena punya musuh yang sama, akhirnya mereka mau akur. Mamarika dengan Presiden Roosevelt pun rela jadi penengah saat itu.

Hal yang sama juga terjadi dengan beberapa waktu ke belakang. Usai kompetisi sesungguhnya dalam Pilpres 2019 antara Jokowi melawan Prabowo, riak-riak keributan malah muncul dalam partai-partai yang mendukung Prabowo alias Koalisi Adil Makmur sendiri.

Pelaku dan penggembiranya pun macam-macam. Ganti-ganti. Sebutan “setan gundul” dari Andi Arief, Partai Demokrat, untuk menuding pihak yang membisiki Prabowo kalau dirinya udah menang 62% Pilpres 2019 ini—misalnya. Lalu PKS balik menuding Partai Demokrat yang justru membisiki itu.

Ada pula kejadian saat Mardani Ali Sera, elite PKS, mengharamkan tagar #2019GantiPresiden karena partainya udah dapat suara melebihi target Pilpres dan Pemilu 2019 udah selesai, namun kubu Neno Warisman, salah satu elite BPN Prabowo-Sandi, tetep kukuh membawa tagar ini ke mana-mana.

Baca Juga:

anas urbaningrum mau masuk pkn

PKN Sudah Siapkan Tempat bagi Anas Urbaningrum Selepas dari Lapas

3 Maret 2023
deklarasi anies oleh pks

PKS Resmi Mendeklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres, Bagaimana Elektabilitasnya? 

25 Februari 2023

Tapi di antara keributan itu semua, tak ada yang lebih paripurna menariknya untuk diikuti kecuali yang dilontarkan oleh Lord Arief Poyuono. Apalagi yang dilontarkan beliau ke Partai Demokrat. Salah satu bagian dari koalisi partainya. Partai Gerindra

Masalah ini sebenarnya bisa dilacak sejak Andi Arief, politisi Demokrat, yang berkicau soal “setan gundul”.  Setan gundul yang dimaksud ini sudah menyesatkan Prabowo dengan klaim kemenangan 62%.

Sebab, secara hitung-hitungan sederhana, sangat mustahil Prabowo bisa menang di atas 60%. Jangankan Prabowo, Jokowi saja dari pihak Petahana sangat sulit untuk bisa memperoleh suara sampai 60%.

Dari kicauan Andi Arief inilah bola berputar kencang. Banyak yang tersindir dengan sebutan “setan gundul” ini. PKS sudah membantah, bahkan balik menyerang Partai Demokrat dengan menyebut angka itu justru muncul dari Partainya SBY sendiri.

Akan tetapi, ketika riuh antara PKS dengan Partai Demokrat, semuar orang mulai lupa bahwa pernyataan kemenangan 62% ini—selain disuarakan oleh Prabowo sendiri—pernah dijelaskan pula oleh Arief Poyuono ke media.

Saat itu, Arief Poyuono menjelaskan angka 60-an di atas itu (saat itu Arief masih percaya Prabowo menang 64%), pakai hitung-hitungan matematika desimal sederhana.

“Nah ini fakta ya kalau Prabowo-Sandi menang di Pilpres 2019 di 22 provinsi. Jadi 22/34 = 64,7 persen, 12/34 = 35,3 persen,” urai Arief Poyuono saat itu.

Jadi tidak salah kalau kemudian Arief Poyuono merasa tersindir dan kicauan Andi Arief di Twitter tersebut mengacaukan harmoni koalisi. Bahkan sampai bilang lebih baik Demokrat diusir dari Koalisi Adil Makmur.

Terang saja, pernyataan Arief Poyuono ini diserang oleh banyak politisi dan elite Demokrat atas pernyataan ini. Apa-apaan, sampai bilang akan mengusir sebuah partai besar kayak Demokrat hanya gara-gara ucapan “setan gundul”?

Melihat gelagat yang nggak menyenangkan dari Arief Poyuono, Partai Demokrat secara resmi meminta Gerindra untuk memecat Poyuono. Sebab hal itu sangat buruk untuk koalisi. Tapi ketika kemudian Gerindra meminta maaf atas kelakuan Poyuono, Demokrat agak mereda.

Bahkan Ferrdinand Hutahean nyeletuk dengan sengit, “Sejak lama kami melihat bagaimana Arief Poyuono ini bukan orang penting di Gerindra. Jadi dipecat tidak dipecat sebetulnya tidak terlalu berpengaruh buat kami.”

“Kami juga tahu ya, Arief (Poyuono) ya gitu-gitu, karena saya tidak pernah melihat Arief di Kertanegara (rumah Prabowo) selama proses Pemilu sebagai elite Gerindra yang memperjuangkan Prabowo. Jadi saya rasa dia bukan siapa-sapa di sana,” kata Ferdinand.

Duh, duh, nyemengit banget sih kata-katanya Bang Ferdinand.

Namun, bukan Arief Poyuono kalau menyerah dengan serangan-serangan dari kubu Demokrat. Menurutnya, sudah sepantasnya Demokrat angkat kaki dari Koalisi Adil Makmur. Soalnya Demokrat kayak setengah hati gitu memang dalam mendukung Prabowo.

Ya, kita tahu, beberapa kader Demokrat di daerah ada yang malah menyatakan dukungan ke Jokowi. Uniknya, SBY dan petinggi partai malah memberi lampu hijau kepada kader-kadernya yang berseberangan dengan keputusan pusat.

Bahkan menurut Jansen Sitindaon, politisi Demokrat, menyebut bahwa Poyuono ini justru yang sudah menurunkan elektabilitas Prabowo sejak kemunculannya di mana-mana. “Harusnya Poyuono berkaca, karena Poyuono yang buat suara Prabowo turun. Setiap dia muncul itu suara Prabowo turun,” tuturnya.

“Kami sebagai sesama teman koalisi juga menyarankan kepada Gerindra untuk mengingatkan orang semiring Poyuono ini, biar nggak kampungan gitu,” tambahnya.

Serangan demi serangan akhirnya harus diterima Lord Arief Poyuono, bukan dari Adian Napitulu, sahabat karib sekaligus kompetitor abadinya, melainkan dari teman koalisinya sendiri. Sosok komikal nan menggemaskan harus dihajar habis-habisan oleh temannya sendiri.

Padahal ketika bareng Adian Napitulu, perbincangan keduanya selalu sukses membahagiakan masyarakat. Nggak setegang kayak sekarang situasinya.

Aneh ya, kan apa yang dibilang Lord Arief Poyuono itu nggak salah-salah amat. Lagian kalau salah kan tinggal minta maaf, bentar lagi lebaran ini kok. Dosa kehapus ini. Rempong amat sih jadi koalisi doang.

Meski begitu, buat Lord Arief, tetap semangat ya Lord. Kami semua mendukungmu kok. Tetap suarakan kebenaran, jangan pernah goyah menghibur masyarakat Indonesia dengan manuver-manuver komentarmu yang out of the box itu. In Poyuono we trust. Dan, jangan lupa, “Salam 64 persen.”

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2019 oleh

Tags: Arief PoyuonodemokratKoalisi Adil Makmursetan gundul
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

anas urbaningrum mau masuk pkn
Kotak Suara

PKN Sudah Siapkan Tempat bagi Anas Urbaningrum Selepas dari Lapas

3 Maret 2023
deklarasi anies oleh pks
Kotak Suara

PKS Resmi Mendeklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres, Bagaimana Elektabilitasnya? 

25 Februari 2023
koalisi perubahan
Kotak Suara

PKS Dukung Pencalonan Anies, Koalisi Perubahan Siap Berlayar?

31 Januari 2023
parpol nasdem
Kotak Suara

NasDem Klaim Belum Ada Koalisi Perubahan, Gejala Perpecahan?

27 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Surat Terbuka untuk Dahnil Anzar Soal Islam di Xinjiang

Surat Terbuka untuk Dahnil Anzar Soal Islam di Xinjiang

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Jangan-Jangan, Kehadiran NYIA Bakal Bikin Fashion Saya Nggak “Bodo Amat” Kayak Dulu?

Memahami Konflik Demokrat VS Lord Arief Poyuono yang Sampai Disebut Kampungan

13 Mei 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023

Terbaru

manfaat puasa mojok.co

Pakar UGM: Berpuasa Baik untuk Kesehatan Mental

23 Maret 2023
rohana kudus pahlawan perempuan

Rohana Kudus: Bermula dari ‘Homeschooling’, Jadi Gemar Bikin Sekolah, Lanjut Jadi Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

23 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
surat pelaku mutilasi mojok.co

Isi Lengkap Surat Pelaku Mutilasi di Sleman Sebelum Tertangkap

23 Maret 2023
massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In