ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Lika-Liku Pacaran Backstreet yang Cuma Bikin Capek

Audian Laili oleh Audian Laili
24 November 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Pacaran backstreet katanya menantang, tapi juga bikin capek tak berkesudahan.

Di balik indahnya memadu kisah cinta, pasti ada yang mengalami sulitnya mendapat kebebasan untuk mengekspresikan perasaan menggebu dari kisah itu. Pasalnya, hubungan tersebut—sungguh disayang—tidak mendapatkan restu orang tua ataupun orang-orang terdekat. Tentu saja, rasanya sangat tidak nyaman dan mengganjal, ketika orang yang sangat kita cintai, tidak diterima oleh orang terdekat kita.

Pasti ada perasaan pengin marah dan berontak saja, namun ternyata kita tidak sanggup berbuat apa-apa. Lha wong apa-apa masih manut sama orang tua. Akhirnya, kita pun memilih untuk sembunyi-sembunyi dalam memadu kasih, atau istilah populernya, pacaran backstreet. Meski terasa sulit, cara itu terpaksa kita tempuh, supaya kita tidak kehilangan salah satunya.

Ada banyak alasan hubungan percintaan itu tidak direstui, ada yang karena beda status sosial, beda pandangan politik, beda gaya hidup, beda agama, maupun beda aliran agama—seperti saya. Apapun alasan itu, sesungguhnya memilih berpacaran dengan gaya backstreet, benar-benar nggak ada enak-enaknya dan cuma bikin capek saja.

Nah, buat kamu yang pernah atau sedang mengalami pacaran backstreet, pasti akan familiar dengan hal-hal yang saya sebutkan berikut ini,

Pertama, pertemuan bagi pasangan ini, adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Apalagi kalau tidak bersekolah atau berkuliah di tempat yang sama dan masih tinggal bersama orang tua. Wah, tentu saja, kita dituntut untuk cerdas dalam mencari-cari alasan supaya punya kesempatan untuk ketemuan. Misalnya, beralasan ada kegiatan sekolah atau kampus, kerja kelompok, dan lain sebagainya. Pokoknya, kita berusaha keras dan mati-matian, mencari acara yang kira-kira bisa membuat kita mendapatkan izin orang tua untuk keluar rumah.

Namun, meskipun sudah mendapatkan izin keluar rumah, kita juga harus pintar-pintar mengatur strategi supaya pertemuan tersebut aman dari yang namanya ketahuan. Misalnya, di manakah kalian bisa menjalin temu dan melepaskan rindu. Tentu saja, kalian tidak dapat asal pergi ke tempat yang kalian suka.

Misalnya, kalian terpaksa pergi ke Perpustakaan Kota—padahal kalian nggak suka baca—namun agar semuanya aman, kalian terpaksa duduk jauh-jauhan dan hanya saling bertatap. Iya, gitu aja, biasanya sudah cukup bikin bahagia, kok. Pokoknya, bagi pasangan backstreet, setiap pertemuan harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya.

Kedua, jika kalian memiliki gerombolan teman yang sama, tentu hal ini adalah surga. Jalan bareng bersama teman sama dengan bisa kencan dengan bebas. Hal ini karena kalian bisa pergi rame-rame dengan lebih lepas tanpa takut ketahuan dan dituduh macam-macam.

Masalah jalan rame-rame ini, akan berjalan dengan lebih lancar, jika teman-temanmu itu punya citra yang baik di mata orang tuamu dan memiliki hubungan yang baik dengan orang tuamu. Pasalnya, jika ternyata teman-temanmu dianggap sama saja dengan pacarmu, kesempatan pergi rame-rame itu akan percuma. Restu untuk dapat keluar rumah dan bermain bersama, akan sulit kamu terima.

Ketiga, bagi pasangan backstreet, keinginan untuk bisa meng-upload foto berdua di sosial media adalah sebuah hal yang sulit untuk direalisasikan. Jadi, kalau kamu adalah tipe orang yang menganggap eksistensi diri di sosial media adalah hal penting bagi kehidupan dan masa depanmu, mungkin terus memaksakan diri dalam hubungan yang sembunyi-sembunyi, perlu kamu pikirkan lagi.

Akan sulit bagimu untuk menunjukkan pada dunia, bahwa kalian adalah pasangan. Akan sulit bagimu, untuk bikin iri dunia dengan foto-foto kemesrahan kalian berdua, yang kalian anggap so sweet—namun tidak bagi orang lain—itu. Dalam hubungan backstreet, kamu harus merelakan diri untuk melepas segala eksistensi.

Keempat, mungkin banyak pertemuan yang kalian lakukan tanpa ada rutinitas antar jemput. Pasalnya, supaya semuanya menjadi aman, kalian memilih untuk langsung bertemu di tempat yang disepakati. Namun, yang namanya sedang jatuh cinta, pasti ada keinginan diberikan atau memberikan perhatian lebih.

Lantas, mungkin dia atau kamu, menyepakati untuk menjemput di dekat rumah. Tentu saja, karena kalian sedang backstreet, maka masalah antar jemput ini, tidak bisa dilakukan langsung di depan rumah. Bisa jadi bertemu atau berakhir di depan gang, atau di swalayan dekat rumah yang dirasa aman. Pergi mengendap-endap bersamanya sambil memastikan semuanya aman. Meski membuat lelah, namun punya sensasinya tersendiri.

Kelima, jangankan untuk sebuah pertemuan, menjaga komunikasi supaya tetap berjalan lancar saja, tantangannya Masyaallah sulitnya. Bagi beberapa orang tua, mengorek-ngorek ranah privasi anaknya mungkin adalah sesuatu yang dianggap wajar. Hingga, untuk memastikan anaknya tidak ‘nakal’, mereka mengecek HP anaknya dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Jika kita punya orang tua yang seperti ini, tentu saja ini sangat menyebalkan. Namun, karena kita memang tidak bisa apa-apa, maka kita memilih untuk mengatur strategi untuk meminimalisir pertengkaran dengan orang tua.

Hal sederhana yang akan kita lakukan adalah, menghapus setiap pesan darinya setiap kali selesai kita baca atau balas. Namun, jika sang pacar tiba-tiba mengirimi kita pesan di saat HP tidak sedang bersama kita, dan terakses dengan mudah oleh orang tua—apalagi orang tua tahu kunci HP kita, maka kita perlu mengatur cara supaya keadaan tetap aman. Yakni, mengganti nama sang pacar di HP dengan nama INDOSAT, MYTELKOMSEL, dan lain sebagainya.

Sekalian, biar keadaannya makin aman, setiap dia mengirimkan pesan, maka memintanya untuk memberikan tambahan kalimat 3 paragraf di awal pesan, dengan kalimat semacam, “Kirim terus hingga 11 SMS berbayar dan dapatkan harga spesial senilai….” Dijamin, tingkat keamanannya meningkat.

Meskipun pacaran backstreet memang menyimpan getar-getar di hati, karena terus-terusan bikin kita dag dig dug takut ketahuan. Sekaligus menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi kamu yang suka berpetualang. Sesungguhnya pacaran dengan sembunyi-sembunyi ini lebih banyak nggak enaknya. Selain banyak kebohongan yang kalian lakukan dan itu sungguh melelahkan. Kalian pun hanya akan kehabisan energi karena sibuk mengatur strategi untuk sebuah pertemuan. Sehingga, selain untuk basa-basi melepas rindu, energi kalian tidak akan cukup untuk bercerita santai tentang beratnya hari ini.

Tapi jangan salah, di balik backstreet biasanya ada backdrop. Apa itu backdrop? Ia adalah orang-orang ketiga yang sering menemani pasangan-pasangan backstreet memadu kasih. Terpujilah mereka.

Terakhir diperbarui pada 24 November 2018 oleh

Tags: cinta beda agamapacaran backstreetRestu orang tua
Iklan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

restu orang tua mojok.co
Kilas

Psikolog UI Beri Tips Dapat Restu dari Orang Tua Buat yang Mau Nikah

10 Agustus 2022
Backstreet, Jumatan, dan Petugas Kelurahan: 3 Kisah Cinta Beda Agama
Liputan

Backstreet, Jumatan, dan Petugas Kelurahan: 3 Kisah Cinta Beda Agama

28 Juni 2021
weton
Pojokan

Sudahlah, Ramalan Weton Itu Kan Nggak Penting-Penting Amat

13 Agustus 2019
Curhat

Ketika Cinta Beda Agama Hadir dalam Kisah Kami

17 November 2018
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
sastra-indonesia-MOJOK

Masa Depan Mahasiswa Sastra Indonesia yang He He He

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Cokelat nDalem: oleh-oleh khas Jogja selain gudeg dan bakpia MOJOK.CO

Dari Penggemar Cokelat, Jatuh Bangun Rintis Bisnis “Cokelat nDalem” hingga Bersaing di Jagat Oleh-oleh Khas Jogja

15 Mei 2025
Mahasiswa baru KIP Kuliah miskin nyaris nekat DO karena malu kuliah adu outfit MOJOK.CO

Kuliah Jadi Ajang Adu Outfit Bikin Mahasiswa Miskin Mau DO di Semester 3, Tak Kuat Diejek hingga Dijauhi karena Pakaian Jelek

20 Mei 2025
Mahasiswa UIN Jogja, UIN Sunan Kalijaga.MOJOK.CO

Derita Jadi Mahasiswa UIN Jogja: Dianggap Tahu Segalanya oleh Warga Desa, Disuruh Ruqyah sampai Melacak Uang Hilang, padahal di Kampus Belajar Matematika

21 Mei 2025
Kos dekat UII, Jogja dengan harga murah. MOJOK.CO

Kenikmatan Ngekos Dekat Kampus UII, Cocok untuk Slow Living di Jogja dan Lebih Hemat Biaya

21 Mei 2025
Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee MOJOK.Co

Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee 2025

15 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.