Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Hikmah Pernikahan Pangeran Harry dari Sudut Pandang Islam

Redaksi oleh Redaksi
18 Mei 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Besok, pernikahan Pangeran Harry dari Inggris akan digelar. Pencinta monarki, silakan bersukacita. Yang antifeodalisme, mau nyinyir atau menghindar dari media sosial seharian juga silakan. Mojok akan mencoba mengulik hikmah pernikahan ini dalam nuansa Ramadan.

Prince Henry of Wales KCVO (Henry Charles Albert David), atau Pangeran Harry aja, akhirnya berhasil menghindari pertanyaan “Kapan kawin?” saat Lebaran Natal tahun ini. Besok, 19 Mei 2018, cowok 33 tahun ini akan menikahi Meghan Markle, aktris berkebangsaan Amerika Serikat berusia 36 tahun.

Sekilas info, pernikahan akan dilangsungkan di St. George’s Chaple, Windsor Castle, di pagi hari waktu Inggris atau pukul 18.00 WIB. Resepsi digelar sorenya (waktu Inggris) di Frogmore House. Sebanyak 600 undangan disebar untuk akad nikah di Windsor dan 200 di antaranya kembali diundang untuk resepsi di Frogmore walau buat apa juga kita tahu toh nggak ngefek sama kehidupan kita.

Karena Mojok bukan BBC, kami mencoba untuk mengulas sisi lain pernikahan ini. Dan karena semua kegiatan di bulan Ramadan lekat kaitannya dengan hikmah, meskipun keluarga kerajaan tidak menganut ajaran Islam, bukan berarti pernikahan ini tidak mengandung hikmah yang bisa kita tuai.

(((Kita tuaaaiii)))

Menahan lapar dan dahaga memberikan kita hikmah untuk menghargai dan merasakan nasib saudara kita yang kurang mampu. Membaca Al-Quran di bulan puasa menjanjikan kita pahala 10 kali lipat per huruf dari biasanya. Lalu, apa yang bisa dimaknai dan dipetik dari pernikahan kerajaan nun jauh di Inggris terhadap umat?

Iklan

Pertama, jadwal pernikahan anak bungsu dari Pangeran Charles ini berlangsung di hari yang sama dengan gelaran final Piala FA (Football Associations, semacam PSSI-nya Inggris). Pangeran William, kakak tertua Harry, yang diminta adiknya menjadi pagar bagus kemudian menghadapi sebuah dilema. William wajib hadir di pertandingan karena dia adalah Presiden FA (baca: Ketum PSSI Inggris) dan ini laga final.

Tapi, sebagai kakak yang menyayangi adiknya, tidak mungkin ia menolak permintaan Harry.

Pada titik ini, alhamdulillah, William mengambil langkah tepat: ia menerima permintaan adiknya untuk mendampingi pernikahannya. Laga final yang dihelat pukul 18.30 waktu Inggris membuat William bisa jadi telat atau bahkan tidak datang karena pernikahan diperkirakan selesai menjelang petang.

Hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini: William mengajarkan kita untuk mementingkan keluarga di atas segalanya. Tindakan Williams adalah implementasi hadis Rasulullah tentang kewajiban membahagiakan adik yang kira-kira berbunyi: “Hak adik kepada kakak seperti hak anak kepada orang tua.”

Dua, fakta dari pernikahan yang patut disorot adalah berubahnya tradisi hari pernikahan. Biasanya, pernikahan kerajaan diadakan pada tengah minggu. Sebagai contoh, Pangeran Charles menikah di hari Rabu, sedangkan Pangeran Williams di hari Jumat. Lain hal dengan ayah dan kakaknya, Harry memutuskan menghelat hajatan di hari Sabtu alias weekend alias hari yang memang sudah libur.

Keputusan ini mengundang pro dan kontra. Pihak kontra mengatakan bahwa pelaksanaan pernikahan di hari Sabtu membuat mereka tidak mendapatkan libur tambahan dan itu menyebalkan. Sedangkan pihak pro didominasi oleh para pebisnis. Hal ini dilandasi riset The Centre for Economics and Business Research yang mengatakan bahwa hari libur membuat produksi ekonomi Inggris turun hingga 2,3 miliar paun (ini serius).

Lalu, apa kata Harry dan Markle? Menurut juru bicara Istana Kensington, pengubahan tanggal ke hari libur mempunyai alasan agar publik bisa bergabung merayakan hari pernikahan dengan menyaksikannya di layar kaca tanpa beban pekerjaan. Perlu dicatat, pernikahan senilai 9,5 triliun rupiah ini diliput oleh BBC, ITV, Sky News, Sky One, CBS, NBC, ABC, E!, PBS, TLC, FOX, HBO, CBC, Lativi, TVNZ, dan SBS. Hayo, sangking banyaknya yang mau meliput, Anda sampai tidak sadar kan saya selipkan Lativi di sana?

Hikmah yang bisa dipetik kemudian sederhana. Harry dan Markle tidak ingin pernikahannya lantas merugikan ekonomi negara. Tradisi memang penting, namun menjaga stabilitas ekonomi Inggris, utamanya setelah Brexit, dianggap jauh lebih penting.

Ini persis implementasi Surah Al-Hasyr ayat 9, “Dan mereka mengutamakan (orang lain), atas diri mereka sendiri sekali pun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa dipelihara dari kekikiran darinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Alhamdulillah, Harry dan Markle termasuk orang yang beruntung.

Ketiga, keputusannya menikahi Pangeran Harry membuat Meghan Markle harus mengucapkan selamat tinggal terhadap karir keaktrisannya.

Bagi Anda yang mengenal Markle lewat serial Suits seperti saya, Anda harus menerima kenyataan bahwa Markle tidak akan muncul lagi di serial tersebut. Sebagai calon Duchess of Cambridge, tahun ini Markle harus memutus kontraknya dengan semua institusi. Selain mengakhiri karir aktingnya, Markle bahkan tidak diperbolehkan meneruskan pekerjaannya dalam kampanye kesetaraan gender dengan PBB atau pun organisasi lain.

Markle akan menjalankan kewajibannya sebagai istri seorang pangeran dengan menjadi filantropis penuh waktu. Sama seperti Kate Middleton, Markle akan memulai sebuah institusi amal dengan fokus isu yang menjadi pilihannya.

Sebagai tokoh kesetaraan gender, tentu mudah bagi Markle jika ia ingin terus mempertahankan keinginannya menjadi aktris dan “melawan” tradisi (seperti yang sudah dilakukannya dalam beberapa hal di pernikahannya). Namun, tindakan kompromi Markle terhadap kewajibannya sebagai seorang istri pangeran juga patut kita apresiasi.

Tindakan Markle ini sesuai pula dengan hadis Rasulullah yang berbunyi, “Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.”

Subhanallah. Semoga pernikahan kerajaan kali ini menjadi pernikahan yang sakinah mawadah warahmah~

Terakhir diperbarui pada 18 Mei 2018 oleh

Tags: Islamkerajaan inggrismeghan marklepernikahan pangeran harryroyal weddingsakinah mawadah warahmah
Iklan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid
Video

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid

30 Maret 2025
Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern
Video

Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern

15 Maret 2025
Makna Khodam dalam Perspektif Islam dan Kejawen
Video

Makna Khodam dalam Perspektif Islam dan Kejawen

3 Agustus 2024
mahasiswa surabaya kuliah di iran.MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Asal Surabaya Nekat Kuliah di Iran, Rasakan Negara yang Dicap “Mengerikan” Ternyata Membuat Nyaman, Hidup Sebulan Modal 500 Ribu

30 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Indomaret Jogja, Saksi Tumpahnya Stres Kaum Urban MOJOK.CO

Melihat Indomaret di Jogja Sebagai Tempat Tumpahnya Stres Kaum Urban yang Menderita karena Tekanan Hidup

5 November 2025
Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

8 November 2025
Pergerakan yang Membentuk Peradaban: Jejak Para Pengembara di Gunung Lawu

Pergerakan yang Membentuk Peradaban: Jejak Para Pengembara di Gunung Lawu

6 November 2025
Seorang ibu di Puskesmas Sekaran, Semarang periksakan anak stunting. MOJOK.CO

Pertama Kali Periksakan Anak ke Puskesmas di Kota Semarang karena Masalah Stunting: Mulanya Khawatir, Lalu Sadar Telah Ambil Keputusan Tepat

3 November 2025
Honor Influencer Puluhan Juta, Dosen 300 Ribu! Mengenaskan! MOJOK.CO

Ketika Influencer Dibayar Belasan Juta, Dosen Cuma dapat 300 Ribu? Dosen Memang Sudah Sering Ikhlas dan Terbiasa Kecewa

7 November 2025
Mata air Patiayam, warisan purba yang menjadi sumber hidup warga Desa Gondoharum, Kudus MOJOK.CO

Mata Air Patiayam, Warisan Purba dan Sumber Hidup yang Tak Boleh Hilang

5 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.