Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Yamaha XSR155 Memang Tampan, Bodinya Yahud, tapi Dalemannya Bikin Kesel

Edi AH Iyubenu oleh Edi AH Iyubenu
31 Agustus 2020
A A
Yamaha XSR155: Kayak Pasangan dengan Body Yahud, tapi Bikin Kesel Melulu MOJOK.CO

Yamaha XSR155: Kayak Pasangan dengan Body Yahud, tapi Bikin Kesel Melulu MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya tidak menyesal membeli Yamaha XSR155 dengan harga Rp36 juta. Tidak. Toh, itu duit receh. Tetapi, secara moral, saya tak bisa membayangkan jika ada orang membelinya dengan ngoyo.

Puji Tuhan, saya memiliki tetangga-tetangga yang sangat baik. Di antaranya adalah Pak Barman. Ia manajer penting di salah satu dealer Yamaha, di Jogja. Dengan hati masygul karena merasa sangat tulalit, saya mengirimkan foto-foto Yamaha XSR155 kepada beliau. Beliau pun menjawab, menjelaskan bahwa motor retro tersebut telah rilis sejak Desember 2019. Harganya Rp36 juta saja. Malam itu, obrolan di chat berlangsung segitu saja.

Siangnya, keesokan hari, ketika udah keluar rumah, wasap Pak Barman masuk ke hape Oppo saya. Sebuah foto. Ada dua buah motor XSR155 yang telah nangkring di bak pick up. Warnanya hitam dan cokelat.

Lalu wasap berikutnya masuk lagi. “Pak Edi lihat-lihat aja dulu semalam, dua malam. Jika ada yang suka, alhamdulillah. Jika tidak, ya nggak apa-apa, heee….”

Wah, enak banget punya teman Pak Barman yang sat set dan baik hati ini. Di kepala, sebenarnya saya telah punya pilihan. Oke, warna hitam saja. Satu unit Yamaha XSR155 warna hitam masuk ke garasi rumah saya.

Saya amati lekat-lekat motor tampan ini malam harinya. Memang cakep benar potongan motor berbasis YZF R15 ini. Betul, motor ini bukan anakan Vixion, tapi YZR. Ya, sekelasnya CBR itulah. Dengan mesin kecil, 155 CC. Dengan Ninja? Ah, tentu saja tidak. Ntar, ya….

Mungkin setahunan silam, saya pernah memodifikasi motor Kawasaki Versys 250 CC. Tepat, di waktu yang sama, saya juga punya Ninja 250 CC kedua. Gaya modifikasinya ala café racer atau retro begitulah. Karena saya kurang puas dengan hasilnya yang bermasalah, ringkasnya, motor modifan itu pun berdebu belaka di garasi. Hingga suatu hari saya hibahkan kepada seporang kawan, Mas Hinu OS.

Tampang final hasil modifan Versys itu identik dengan XSR155 ini. Tapi, tentu saja, XSR155 ini kan versi built up dari pabrik. Pasti kerja insinyur pabrik lebih rapi, detail, dan jujur dibanding Fadli. Tentu wujudnya sangat memuaskan. Inilah alasan pertama saya meminang XSR155 ini.

Dan, benar, sekujur tubuh Yamaha XSR155 ini memang tampan. Pokoknya, hanya ada tampan, keren, tampan, dan keren.

Keesokan harinya, langsung saya modif tipis-tipis. Membuang spartboard yang gondrong dan merusak view bagian pantatnya. Mengganti lampu-lampu sein depan belakang dengan produk led, bukan neon bawaannya. Segitu saja modifannya, sudah makin yahud motor ini. Oh iya, memang kurang satu atau dua lagi: ganti knalpot yang bisa misuh (tidak sebagaimana aslinya yang mendesis-desis kayak jomblo horny) dan ganti ban tahu yang lebih besar.

Malamnya, saya pun memecah jalanan Jogja. Masuk ring road timur dekat rumah, dan tarik gasss….

Damn! (maaf, yes, semenjak sering jajan di J.co, pisuhanku cenderung keminggris, lho).

Spontan saya misuh. Ini motor apaan sih? Kok gini amat handling, akselerasi, dan torsinya? Kok kayak keok dibanding motor matik Yamaha Aerox yang setia menemani saya ke masjid. Apalagi dibanding Nmax, si moge plastikan itu.

Besoknya, karena masih kurang yakin, kugeber lagi di ring road, dini hari. Damn! Memanglah ini motor seketika meyakinkan saya bahwa ia sebangku sekolah sama Honda Tiger. Halo, masih inget Honda Tiger? Nah, serupalah….

Iklan

Pertama, setangnya terlalu rendah dan jauh pula dari dudukan pengendara. Posisi riding mau tak mau agak nekuk pinggang, dengan bertumpu kepada kedua tangan. Walhasil, engkel tangan menerima beban besar dari tubuh, terutama jika mengerem keras, dan tentu saja dalam jarak panjang dan durasi lama, misal touring, ia akan menyiksa. Ya, oke sih, solusinya gampang: ganti setang yang lebih tinggi dengan ditekuk ke dalam sedikit agar posisi kedua tangan dan punggung lebih rileks.

Kedua, dari enam gigi yang tersedia, semuanya jelek kecuali dari gigi tiga ke empat dan lima. Saya sebut jelek dengan dua indikasi: napasnya pendek, akselerasinya berat, dan RPM begitu cepat melesat hingga hanya terasa menghasilkan deruman horny tadi.

Maunya segera melesat, apa daya, power-nya perlu jeda untuk attahiyat. Paling parah di gigi satu dan kedua. Derumannya wow, torsinya entah ke mana, hingga akselarasinya sangat jelek. Jika dipakai balapan sama Aerox, yakin ini akan keteteran, apalagi Ninja. Lalu di gigi lima ke enam, pertambahan tenaganya sangat entah. Ora kerosoooo….

Iki motor opo to yo?

Ketiga, mungkin karena faktor bobotnya yang tak terlalu ringan, bila dikendarai di atas 70 km/jam, ia mulai terasa melayang. Seolah tak menjajak di aspal. Tentu saja, sebagai rider MotoGP kelas ring road, ini kabar buruk nan mengerikan. Tak kebayang untuk menggenjot gas lebih dari 90 km/jam. Sudahlah butuh napas panjang untuk mencapainya, rasa melayang-layang di udara itu bagaikan nganterin nyawa saja.

Walau tidak apple to apple, pengalaman saya menunggangi dua jenis Ninja, juga Versys, dan ER6, dalam kecepatan-kecepatan tinggi menyisakan pembacaan-pembacaan kritis kreatif bahwa Yamaha XSR155 ini memang tidak cocok blas buat saya. Soal bodi memang oke. Tapi, buat apa punya pasangan dengan bodi yahud tetapi bikin saya misuh-misuh melulu, kan?

Kelemahan mendasar yang sangat mengganggu ekspektasi saya pada motor retro ini ialah power mesinnya yang tergolong lemot, handling-nya amat sangat biasa banget, dan bobot ringannya yang menjadikannya melayang-layang tanpa grip bagus di aspal.

Btw, saya pernah ngacir pakai Ninja sampai 150 km/jam, dan handling, grip, serta bodinya benar-benar anteng nyaman mantap meyakinkan. Yamaha XSR155 ini, di kecepatan 70 saja, sudah terasa ngelayang. Mbuhlah.

Saya pikir dengan harga segitu itu, tidak worth it. Kecuali, tegasnya, sekali lagi, kecuali, ini jadi pengalaman pertama Anda dengan motor laki nonmatik, sehingga Anda tidak memiliki pengalaman pembanding blas, dan kemudian Anda tidak sensitif untuk kritis membedakan antara sukses dan sibuk, banter dan aman, Avanza dan Innova Reborn Matic solar.

Oke, solusi rohaninya kini ialah saya akan tempatkan motor ini dalam kapasitas untuk display bodi retronya saja. Buat tambahan interior kafe Mainmain agar makin Instagramable, cocoklah. Itu pertama. Yang kedua, hayooo tak tuku neh to yooo nanti jika ada motor lain yang berbodi retro dengan power, handling, dan grip yang sesuai spekku….

Terakhir, mohon digarisbawahi, saya tidak menyesal telah membeli Yamaha XSR155 dengan harga Rp36 juta itu. Tidak. Toh, itu duit receh saja. Tetapi, secara moral, saya tak bisa membayangkan jika ada orang membelinya dengan ngotot, ngoyo, ngangsur tahunan segala, menunda pernikahan pula, lalu dapatnya ya hanya segitu doang. Sakke, sakke tenan….

Mungkin saya bisa bikin sebal petinggi-petinggi Yamaha. Tetapi, saya tetap harus prioritas menasihati kawan-kawan saya yang ngumpulin duit dengan susah lagi payah karena terpikat sama motor ini. Westo, kalian tetap setia sama Honda Beat atau Gojek saja. Itulah jalan lurus kalian….

BACA JUGA Ketika Kawasaki Versys 250 yang Jablay Dicustom Scrambler atau ulasan motor nyebelin lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2020 oleh

Tags: gojekHonda Beatkawasaki ninja 250kawasaki versys 250yamahaYamaha AeroxYamaha XSR155
Edi AH Iyubenu

Edi AH Iyubenu

Yang punya Kafe Basabasi.

Artikel Terkait

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah Mojok.co
Ragam

Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah

28 November 2025
Wakil Walikota Surakarta Astrid Widayani bersama Gojek sosialisasi libur akhir tahun. MOJOK.CO
Kilas

Tips Liburan Anti Ribet dengan Rekomendasi Tempat Hits di 5 Kota Favorit dari Gojek, Lebih Ringkas dan Hemat

25 November 2025
Nasib motor Yamaha Aerox 2023 usai diisi BBM jenis Pertalite, jadi brebet di Jawa Timur. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Sial Motor Yamaha Aerox 2023 yang Tersiksa karena Pertalite, Brebet hingga Tak Cukup ke Bengkel Sekali

29 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.