Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Rintihan Pedagang Cendol di Jakarta, Kerja Mati-matian Hanya Dapat Upah Kecil demi “Menggaji” DPR agar Hidup Sejahtera

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
28 Agustus 2025
A A
Komentar seorang pedagang cendol lulusan SMK terhadap kenaikan gaji DPR. MOJOK.CO

ilustrasi - kerja-kerja DPR yang patut dipertanyakan sementara gajinya selangit. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang pedagang cendol keliling mengaku kesal dengan isu kenaikan gaji DPR hingga tunjangan yang mereka dapat di tengah kesulitan ekonomi masyarakat. Remaja lulusan SMK ini lantas menantang Presiden hingga bawahannya untuk merasakan langsung penderitaan rakyat.

“Kalau duit negara bisa buat naikin gaji DPR, kenapa nggak bisa buat bantu rakyat yang susah mencari makan? Pak Presiden, Pak Wakil Presiden, atau pejabat pemerintah lainnya, berani nggak kalian turun langsung ngerasain jadi pedagang keliling kayak saya?” ujar Egi (18), pedagang cendol di Jakarta dalam sebuah video yang viral di Instagram.

Dalam konten video tersebut, Egi menggambarkan betapa susahnya pedagang kecil harus bertahan di tengah situasi Indonesia saat ini. Sementara, hatinya miris dan marah saat mendengar berita soal pemerintah yang ancang-ancang mau menaikkan gaji DPR. 

Isu itu mengemuka usai anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menyebut mereka bisa mendapat gaji Rp100 juta per bulan. Belum dengan pendapatan bersih atau take home pay. Menurut dia, angka itu naik dari periode sebelumnya.

Selain itu, Wakil Ketua DPR Adies Kadir menyebut mereka juga mendapat jatah kenaikan tunjangan bensin dan beras selain mendapat tunjangan rumah sebesar Rp50 juta. Sontak, berita ini membuat Egi miris di tengah situasi ekonomi yang memekik rakyat kecil.

“Berani nggak kalian hidup dengan penghasilan pas-pasan kayak rakyat? Kalau nggak berani, jangan pura-pura kerja dengan mengatasnamakan rakyat,” ucap Egi.

“Rakyat nggak butuh pejabat yang sibuk naikin gaji sendiri. Rakyat butuh pemimpin yang berani nurunin angka kemiskinan dan pengangguran,” lanjutnya.

DPR tak paham penderitaan rakyat

Egi adalah pedagang cendol keliling yang baru saja lulus SMK. Namun, ia berani mendebat isu soal kenaikan gaji DPR. Meskipun tak ikut turun lapangan untuk demo di depan gedung DPR, ia masih bisa bersuara lewat media sosialnya.

Egi mengaku sudah tidak tahan lagi mendengar berita soal sulitnya mencari kerja di zaman sekarang. Membuat nyalinya tambah ciut untuk daftar kerja di sebuah perusahaan. Apalagi, ia baru saja lulus sekolah.

“Aku bingung mau cari kerja. Mau melamar pun nggak ada kerjaan,” kata Egi saat dihubungi Mojok, Selasa (26/8/2025).

Dua bulan terakhir Egi sempat bingung mencari kerja. Ia pernah magang di sebuah perusahaan kecil di Jakarta, tapi merasa tak betah. Sebagai lulusan SMK, Egi merasa tak punya kemampuan spesifik. Ia pun bingung akan masa depannya.

“Baru seminggu kerja aku udah nggak kuat, seperti terperangkap dan ngebosenin. Toh, pada dasarnya aku nggak bisa kerja di bawah tekanan,” ucapnya.

Ketakutan itu semakin bertambah ketika Egi melihat konten-konten di media sosial soal pekerja di ibu kota. Sebagai orang yang lahir di Jakarta, Egi tahu betul betapa chaos-nya sistem kerja perusahaan di sana. Ditambah lagi soal isu DPR tadi.

Di awal tahun 2025, sudah ada 2.650 tenaga kerja yang terkena PHK di DKI Jakarta. Mojok juga pernah mewawancarai pekerja yang merantau ke Jakarta, tapi terpaksa pulang dengan tangan hampa. 

Salah satunya Dito (28), lelaki asal Jogja yang mendapat kerja di Jakarta sebagai analis media. Namun, baru satu bulan bekerja di sana ia langsung menganggur karena kantornya bangkrut. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini. 

Baca Halaman Selanjutnya

Keluhan pedagang cendol keliling

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2025 oleh

Tags: dprgaji dprjakartakerja di jakartalulusan SMKsulit cari kerja

Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.