Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pilu Kondektur Bus Jogja-Kudus, Pilih Tak Pulang karena Tak Bisa Beli Baju Lebaran buat Anak, Iri dengan Bapak-Bapak Lain

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
30 Maret 2024
A A
Pilu Kondektur Bus Minggat karena Tak Beliin Anak Oleh-Oleh MOJOK.CO

Ilustrasi - Kisah pilu kondektur bus tak pulang karena tak bisa beli oleh-oleh buat anak. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dengan niat yang tak begitu mantap, saya memesan ojek online untuk mengantarkan saya dari Akademi Bahagia ke Terminal Jombor, Jogja. Jumat (22/3/2024) siang, selepas salat Jumat, saya awalnya memiliki niat untuk pulang ke Rembang, Jawa Tengah.

Sejak kerja di Surabaya, tanggal 20-22 memang menjadi tanggal rutin saya pulang, menyambangi ibu dan adik di rumah. Alasan saya memilih tanggal-tanggal tersebut tidak lain karena berdekatan dengan tanggal gajian. Sehingga, di tanggal-tanggal tersebut saya bisa leluasa menggunakan uang yang saya pegang untuk “menyenangkan” ibu dan adik.

Tapi di Jumat minggu lalu itu, di satu sisi saya sudah yakin tidak bakal bisa pulang dengan bus. Mengingat, banjir Demak-Kudus masih tinggi, jalur Pantura belum bisa dilewati.

Saya tetap nekat ke Terminal Jombor dengan dua tujuan. Pertama, memastikan estimasi perjalanan jika menempuh jalur alternatif. Kalau tak terlalu panjang, saya mungkin saja tetap pulang. Kedua, kalau memang terlalu panjang waktu tempuhnya, ya sudah, saya stay di Jogja dulu. Tapi sebelum balik ke Akademi Bahagia, saya berniat “merekam” cerita-cerita di Terminal Jombor.

Pilu Kondektur Bus Tak Bisa Kasih Oleh-Oleh Anak MOJOK.CO
Suasana di Terminal Jombor, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co)

“Lewat alternatif Purwodadi-Trengguli, sampai Kudus mungkin malam, karena jalur alternatif macet parah. Kendaraan-kendaraan lewat sana semua,” ujar Sidik* (45), seorang kondektur bus jurusan Jogja-Kudus yang saya temui siang itu. Nama harus disamarkan karena kisah yang akan Sidik ceritakan setelah ini cukup sentimentil.

Atas keterangan dari Sidik, saya lantas segera menghubungi orang rumah kalau saya batal pulang Jumat itu.

Kondektur bus tak punya alasan libur lebaran

Sidik duduk di samping saya, di bawah sebuah pohon dekat loket agen tiket bus sambil menyesap berbatang-batang rokok. Raut wajahnya tampak getir kala melihat sepasang suami istri bersama satu anak perempuannya yang masih kecil bergegas mendekati bus. Pemandangan tersebut membuat kondektur bus itu mengembuskan napas panjang.

“Bagi orang-orang bus kayak saya, Ramadan dan lebaran itu nggak kerasa apa-apa. Soalnya kan memang nggak pernah puasa,” ujar kondektur bus asal Pati, Jawa Tengah tersebut.

Oleh karena itu, bagi Sidik, tak penting baginya apakah lebaran mendapat kesempatan libur untuk pulang kampung sejenak atau tidak. Malah, Sidik sendiri mengaku lebih senang jika menghabiskan waktu di jalanan.

Kondektur bus Jogja-Kudus itu mengaku tak punya alasan untuk mudik atau libur lebaran. Tak ada yang bisa ia nikmati di rumah. Momen lebaran justru membuatnya merasa sangat terpukul.

“Lebaran pengin kumpul sama anak, pengin ngasih THR, baju baru, tapi sudah nggak bisa,” katanya.

Tak boleh ketemu anak oleh mantan istri

Semua bermula ketika rumah tangga Sidik dan istrinya retak pada 2020 lalu saat pandemi Covid-19 sedang parah-parahnya. Saat itu bus-bus sulit beroperasi. Alhasil, kondektur bus seperti Sidik pun tak punya pemasukan.

Namun, kata mantan istri Sidik, perceraian terjadi bukan semata kerana kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Mantan istri Sidik menilai bahwa Sidik adalah sosok suami yang kasar. Memang bukan dalam tahap main tangan. Tapi perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Sidik menurut mantan istrinya selalu menyakiti hati. Mantan istri Sidik tak tahan.

“Dasarnya kan wong dalan (orang jalanan). Wataknya ya keras,” ujar Sidik membela diri.

Iklan

Peceraian tak terelakkan, hak asuh anak jatuh pada mantan istri. Sayangnya, mantan istri Sidik sama sekali tak mau kompromi: mantan istri menutup peluang Sidik untuk bertemu dengan anak perempuannya.

“Sekarang mungkin sudah enam tahun ya. Pisah itu umurnya masih dua tahun,” ujar kondektur bus Jogja-Kudus tersebut.

Itulah kenapa ia merasa suasana lebaran baginya hambar belaka. Ia tak bisa menemukan sensasi seperti yang banyak bapak rasakan: pulang mendapat sambutan antusias dari anak yang sedari lama menantikan oleh-oleh.

Tak relate dengan konten sopir dan kondektur bus yang ngasih oleh-oleh anak

Di media sosial, terutama Instagram dan Facebook, memang kerap muncul video momen pertemuan singkat antara sopir bus, kenek atau juga kondektur bus yang menitip bingkisan oleh-oleh untuk sang anak.

Biasanya, sang anak bersama ibunya akan menanti di sebuah titik yang akan dilintasi bus tempat bapaknya bekerja (entah sopir, kenek, atau kondektur bus). Lalu si bapak akan berhenti, memeluk dan mencium anaknya, memberi bingkisan oleh-oleh, lalu dengan berat harus lekas menancap bus: mengantar penumpang ke tempat tujuan.

Pilu Kondektur Bus Tak Bisa Kasih Oleh-Oleh Anak MOJOK.CO
Pilu kondektur bus tak bisa kasih oleh-oleh anak. (Aly Reza/Mojok.co)

Video semacam itu tak pelak membuat haru para penonton. Termasuk saya sendiri. Sering kali mbrabak tiap kali menemukan video seperti itu di Facebook.

Dalam setiap perjalanan denga bus, saya sendiri pun kerap melihat momen-momen semacam itu di depan mata saya sendiri. Begitu juga dengan Sidik. Ia tak jarang melihat sopir bus tempatnya menjadi kondektur berhenti di pinggir jalan untuk memberi bingkisan oleh-oleh untuk sang anak.

“Dibilang iri, ya iri. Karena aku nggak bisa merasakan (momen semacam itu),” ungkap Sidik.

Jangankan mendapat momen semacam itu, sekadar menitip uang atau oleh-oleh untuk anaknya saja Sidik sudah tak bisa. Mantan istrinya sama sekali tak memberi ruang bagi Sidik untuk berinteraksi dengan sang anak.

“Menghabiskan waktu di jalanan jadi pilihan terbaik,” kata Sidik.

Obrolan kami tak berlangsung lama. Setelah ada informasi bahwa bus dari PO lain dengan rute Jogja-Kudus akan memasuki Terminal Jombor, Sidik pun lantas bergegas memberi isyarat pada sopir busnya untuk segera meninggalkan Terminal Jombor.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Kebodohan Saya Berkorban Menjadi Jaminan Pinjol Pacar: Rp30 Juta Melayang, Pacar Menghilang dan Balik-Balik Cuma buat Utang Lagi

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2024 oleh

Tags: bus jurusan jogja-kudusJogjakondektur buskuduslibur lebaranMudikpilihan redaksiterminal di jogjaterminal jomborterminal jombor jogja
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.