Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Di Jogja, Bertutur Baik Bukan Sekadar Basa-basi dan Sastra Bukan Sekadar Hiburan

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
5 Juli 2025
A A
Ale, anak laki-laki berusia 10 tahun, asal Yogyakarta yang mencintai Bahasa Jawa. MOJOK.CO

ilustrasi - Aleser Gahizar Althaf pemenang lomba crita cekak Bahasa dan Sastra. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di atas panggung Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025 di Taman Budaya Embung Giwangan, Kota Yogyakarta, bocah laki-laki 10 tahun itu tampak lanyah membacakan crita cekak (cerita pendek bahasa Jawa). Lewat crita cekak berjudul Bal Tènes ing Bathukku, Ale tampil penuh percaya diri. Wicara (artikulasi) jelas, wirasa (penghayatan) terjaga, wirama (intonasi) teratur, dan wiraga (gestur) selaras. Setiap unsur penampilan seolah saling melengkapi, membuat cerita makin hidup di atas panggung.

Bocah 10 tahun itu bernama Aleser Gahizar Althaf, asal Umbulharjo, Kota Yogyakarta. 

Maca Cerkak merupakan salah satu cabang lomba di Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025 dengan beberapa kategori usia. Ale–sapaan akrabnya–masuk dalam kategori anak. 

Dari rasa penasaran hingga mencintai Bahasa Jawa

Sejak usia 6 tahun, Ale memang suka bertutur. Segala hal selalu dia ceritakan, baik ke teman-temannya, orang tua, bahkan guru-gurunya. Dari sana, guru Ale mendorongnya untuk ikut lomba public speaking seperti mendongeng hingga dai cilik.

“Kami mulai melatih Mas Ale sejak kelas 2 SD untuk ikut program sekolah seperti literasi,” ujar Panji, guru Ale, saat ditemui Mojok di area Taman Budaya Embung Giwangan, Kota Yogyakarta pada Kamis (3/7/2025).

Kata Panji, kebanyakan lomba yang Ale ikuti pada mulanya lebih banyak Bahasa Indonesia. Bakat komunikasinya pun kian terasah. Seiring waktu, Ale lalu menaruh minat untuk mendalami sastra Jawa, termasuk maca cerkak.

“Aku suka sekali sama Bahasa Jawa. Tiap aku tahu kata-kata baru terus langsung paham, aku jadi senang dan keterusan,” kata Ale.

Aleser Gahizar Althaf, asal Umbulharjo. MOJOK.CO
Aleser Gahizar Althaf, pemenang lomba crita cekak dalam Bahasa dan Sastra 2025. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Hingga akhirnya, sang guru mengikutsertakan Ale dalam kompetisi Bahasa dan Sastra 2025. 

Saking sukanya dengan Bahasa Jawa, Ale mewakili Kemantren Umbulharjo untuk mengikuti berbagai macam lomba. Mulai dari geguritan (puisi), alih aksara Jawa (transliterasi dari aksara latin ke aksara Jawa), sesorah (pidato), dan maca cerkak (cerita pendek).

Dengan kepercayaan diri dan kemampuannya dalam bertutur bahasa Jawa, dalam Maca Cerkak itu Ale berhasil menyabet juara pertama kategori anak. Adapun di lomba maca Geguritan, Ale juga berhasil menyabet juara kedua. Selanjutnya Ale akan menjadi bagian kontingen Kota Yogyakarta dalam ajang Kompetisi Bahasa dan Sastra tingkat DIY pada September mendatang. 

“Lomba maca cerkak ini dapat meningkatkan kompetensi, mendekatkan anak dengan akar tradisinya, serta memupuk kecintaan kita terhadap budaya Jawa,” ucap Anis, ibu Ale yang ikut bangga dan selalu mendampingi anaknya saat kompetisi.

Cerkak: imajinasi dan representasi realitas

Margaret Widhy Pratiwi, salah satu juri Maca Cerkak kompetisi Bahasa dan Sastra Kota 2025 menuturkan, cerkak merupakan representasi realitas melalui bahasa sastra. 

Artinya, kata dia, cerkak ada sebagai wujud budaya hidup. Bukan benda mati. Di mana, cerkak menjadi salah satu identitas budaya Jawa yang hidup dalam bentuk naratif. Utamanya dalam bentuk ringkas (cekak) tapi dalam Bahasa Jawa. 

“Dikarenakan cerkak memuat makna hidup dalam Bahasa Jawa, melestarikan cerkak berarti melestarikan salah satu identitas kebudayaan Jawa,” jelas Widhy.

Iklan
Bahasa dan Sastra 2025. MOJOK.CO
Ale berfoto bersama para juri crita cekak. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Senada dengan Widhy, Laga Adhi Dharma yang juga merupakan juri Maca Cerkak kategori anak berujar, penulisan cerkak harus selalu dilestarikan seperti halnya karya sastra lain.

“Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra Jawa, sekaligus juga dapat membangun serta memperluas imajinasi tentang budaya Jawa yang diangkat dan direpresentasikan di dalam cerkak. Baik untuk pembaca maupun pendengarnya,” ujar Adhi.

Bahasa Jawa: sungai yang mengalirkan pesan leluhur

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, melalui sambutannya di hari pertama Kompetisi Bahasa dan Sastra 2025, Selasa (1/7/2025) mengatakan bahwa bahasa, sastra, dan aksara merupakan tiga suluh utama peradaban yang harus terus dirawat keberadaannya. 

“Bahasa itu ibarat sungai yang mengalirkan pesan leluhur, sastra adalah angin yang membawa hikmah dari generasi ke generasi, dan aksara adalah jejak yang ditinggalkan masa lampau agar kita tidak lupa dari mana kita berasal,” ujar Yetti.

Ia menambahkan, di Yogyakarta, pelestarian ketiganya bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga strategi kebudayaan untuk menjaga jati diri di tengah arus global. 

Peserta crita cekak. MOJOK.CO
Peserta crita cekak yang memperoleh juara. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Di sini, tutur santun bukan basa-basi, tetapi cara hidup. Sastra bukan hanya hiburan, tetapi cermin budi pekerti. Dan aksara Jawa bukan sekadar ornamen, melainkan warisan estetika dan kebijaksanaan yang harus terus diwariskan,” katanya.

Yogyakarta: Ruang edukasi budaya yang terbuka

Seirama dengan semangat pelestarian dari Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tersebut, tak ayal jika Kompetisi Bahasa dan Sastra menjadi ajang yang konsisten digelar sejak 2019. 

Apalagi antusiasme masyarakat begitu besar. Terbukti dari banyaknya jumlah peserta yang selalu stabil dari tahun ke tahun. 

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ismawati Retno menyampaikan, kompetisi ini menjadi ruang penting bagi masyarakat untuk mengekspresikan kecintaan terhadap sastra Jawa sekaligus sarana belajar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Kompetisi ini bukan hanya lomba, tapi ruang edukasi budaya yang terbuka. Kami ingin masyarakat tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengaktualisasikan sastra Jawa sebagai media ekspresi yang hidup di ruang-ruang publik,” kata Ismawati.

Ia menambahkan, kompetisi tersebut juga menjadi bagian dari upaya pelestarian berkelanjutan. Tiga pemenang terbaik dari masing-masing kategori akan menjadi kontingen Kota Yogyakarta di ajang serupa di tingkat DIY pada September 2025, sekaligus berkesempatan mengikuti berbagai program kebudayaan kota.

“Kami berharap kegiatan ini terus menjadi wadah yang mempertemukan komunitas, akademisi, dan pelaku budaya. Dengan begitu, jejaring pelestarian sastra dan aksara di Yogyakarta bisa makin kuat dan nilai-nilai budaya tetap hidup di tengah masyarakat,” tegas Ismawati.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2025 oleh

Tags: Bahasa dan Sastra 2025crita cekakDinas kebudayaan yogyakartakota yogyakartalomba Bahasa Jawa
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Anak-anak di Kota Yogyakarta percaya diri bacakan puisi bahasa Jawa (geguritan) MOJOK.CO
Ragam

Percaya Diri Membaca Puisi Jawa (Geguritan) Ala Anak-anak Jogja, Menjaga Bahasa Daerah dari Kepunahan

2 Juli 2025
Melestarikan aksara Jawa ala Kota Yogyakarta biar tidak punah MOJOK.CO
Ragam

Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip

2 Juli 2025
Sastra Boga dalam acara Festival Sastra Indonesia 2024. MOJOK.CO
Hiburan

Sastra Boga: Menyelami Sastra dalam Kuliner Tradisional Jawa

30 November 2024
Calon Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Bakal Sediakan Satu Bidan untuk Satu Kampung MOJOK.CO
Politik

Akses Kesehatan di Kota Yogyakarta Masih Sulit, Hasto Wardoyo Siapkan Pelayanan Kesehatan “Tanpa Dinding”

10 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.