ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pilu Perempuan Aceh di Perantauan, Hidup dalam Nyinyiran dan Tuduhan Tak Masuk Akal

Adelia Melati Putri oleh Adelia Melati Putri
25 Juli 2024
0
A A
Pilu Perempuan Aceh di Perantauan, Hidup dalam Nyinyiran dan Tuduhan Tak Masuk Akal.MOJOK.CO

Ilustrasi Pilu Perempuan Aceh di Perantauan, Hidup dalam Nyinyiran dan Tuduhan Tak Masuk Akal (Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Bagi para perempuan Aceh, merantau ke daerah lain menjadi tantangan yang berat. Selain harus meninggalkan daerah asalnya, ada banyak konsekuensi nggak mengenakkan yang biasanya mereka dapatkan.

Saya sendiri adalah satu dari banyak perempuan Aceh yang merasakan hal tersebut. Sekitar Juni 2021 lalu, saya mendarat di Jakarta. Ini merupakan pengalaman pertama saya meninggalkan kota kelahiran untuk merantau.

Sebenarnya, tibanya saya di Jakarta hanya untuk kebutuhan transit. Sebab, dua minggu berselang, saya akan terbang lagi ke Surabaya untuk mengikuti Seleksi Mandiri di Unair–tempat saya kini berkuliah.

Meskipun cuma sebentar tinggal di Jakarta, ada banyak hal tak mengenakkan yang saya dapatkan cuma karena identitas sebagai perempuan Aceh.

Misalnya, saat sedang nongkrong di sebuah kafe Jakarta Timur, saya bersama teman-teman iseng melakukan Live Instagram. Tak ada yang aneh dari obrolan di siaran langsung itu. 

Namun, yang bikin saya kaget, saya mendapatkan komentar negatif di Live Instagram tadi.

“Jam segini perempuan kok masih nongkrong-nongkrong di cafe? Bareng cowo cowo lagi. Pantes pengen banget kuliah di Jawa, ternyata pengen hidup bebas dan liar gitu. Wkwkwk.” 

Kira-kira demikian komentar salah satu teman SMA yang menyakiti hati saya.

Perempuan Aceh ini dapat nyinyiran gara-gara berkunjung ke tempat ibadah agama lain

Hate comment yang saya dapatkan saat sedang Live Instagram belum seberapa. Keysa (20), perempuan Aceh lain yang kini berkuliah di UNY, pernah mendapatkan perlakuan serupa. Bahkan lebih parah.

Ceritanya, pada Juni 2024 lalu, ia melakukan kegiatan Pertukaran Pelajar Merdeka (PPM) ke Sulawesi Utara. Kegiatan ini semacam KKN, yang diikuti mahasiswa lintas kampus.

Mayoritas penduduk di Sulawesi Utara, tempat Keysa PPM, beragama Katolik dan Kristen. Hal ini ditandai dengan cukup banyaknya bangunan gereja yang membentang tiap 100 meter.

Menurut Keysa, meskipun mereka terbilang mayoritas, toleransi antaragama mereka junjung tinggi. Kegiatan PPM ia dan teman-temannya pun tak bisa terlepas dari aktivitas para jemaat gereja.

“Saya pernah melakukan kontribusi sosial di Gereja GMIM Minahasa untuk sosialisasi pernikahan dini pada remaja sekitar, atas saran dan permintaan dari tetua desa tersebut” ujarnya, Minggu (21/7/2024).

Kegiatan tersebut ia abadikan ke Instagram Story.

“Tapi ketika saya meng-upload foto dalam gereja tersebut, muncullah berbagai komentar kebencian terhadap saya,” jelas perempuan Aceh ini.

Beragam pertanyaan intimidatif terlontar jelas kepadanya. Mulai dari pertanyaan mengenai keislamannya sampai tuduhan ia pindah agama.

“Kesya pindah agama ya?”

“Ih semenjak pindah dari Aceh, sudah pindah agama aja, lupa ya sama agama sendiri”,

“Ngeri ya pergaulannya, sampe masuk masuk gereja gitu, diajak pindah agama kah?”

Kira-kira komentar tersebut yang dilontarkan teman-teman SMA-nya kepada Keysa. Ia pun merasa prihatin karena sekadar berkunjung ke tempat ibadah agama lain saja dianggap tabu.

Nongkrong sampai larut malam dikata-katai “jual diri”

Pengalaman tak mengenakan juga pernah dialami Aliza (22). Ia merupakan perempuan Aceh yang kini menimba ilmu di Unair Surabaya.

Sama seperti saya dan Keysa, Aliza juga mendapat hate comment di Instagram. Alasannya sangat sepele, gara-gara ia nonton konser di Surabaya.

“Pernah sih waktu itu aku lagi ngonser bareng temen temen aku, terus aku upload di Instagram Story ku, eh malah dihujat,” ujar Aliza, Selasa (23/7/2024) lalu.

“Katanya ‘perempuan apaan malem-malem ngonser bareng cowok, loncat-loncat gitu, dempet-dempetan sama yang bukan muhrim, entah sudah dipegang apa-apa itu’,” imbuh perempuan Aceh, mengingat kata-kata menyakitkan tadi.

Soal perempuan keluar malam, aturan Aceh memang sangat rigid. Jika ada perempuan keluar rumah di atas jam 10, pasti bakal dapat kecaman dari masyarakat.

Keysa sendiri punya pengalaman pahit soal aturan tak tertulis ini.

“Ibu saya dulu pernah pulang sekitar jam 10 Malam, namun langsung dicap oleh warga ‘abis pulang menjual diri’,” kenangnya. “Padahal saat itu ibu saya terpaksa pulang malam karena harus mencari nafkah buat keluarga.”

“Keluarga saya pernah lagi kesusahan, minta bantuan sama tetangga, tapi tidak ada yang mau bantu, malah nanya emang ayahnya kemana? kita ngga bisa bantu istri orang kalo suaminya ngga ada,” timpa Keysa lagi.

Walau bagaimana pun, bagi Kesya hal buruk tadi tak perlu dijadikan alasan untuk membenci pihak manapun. Aturan yang diterapkan di Aceh, menurutnya, juga memiliki dampak positif tersendiri, khususnya bagi warga asli.

“Nggak ada yang salah sih sebenarnya, hanya saja perlu perbaikan atas sumber daya manusia yang ada di Aceh supaya lebih toleran dan tidak menyudutkan salah satu pihak dengan kesalahan yang kecil,” pungkasnya.

Catatan:

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PKKM-MBKM) Unair Surabaya di Mojok periode Juli-September 2024.

Penulis: Adelia Melati Putri

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA Mahasiswa UNAIR Surabaya Tak Mampu Sewa Kos, Demi Bertahan Hidup Kerja Serabutan hingga Makan Sisa Restoran

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2024 oleh

Tags: Acehbanda acehbudaya acehperempuan acehwarga aceh
Iklan
Adelia Melati Putri

Adelia Melati Putri

Artikel Terkait

Siasat Dapat Tiket Pesawat Murah dari Samarinda ke Aceh MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Naik Pesawat ke Aceh Cuma Rp2 Juta dari Tiket Asli Rp5 Juta, “Bonus” Kunjungi 2 Negara meski Harus Tidur di Lantai Bandara

25 Agustus 2024
Beudoh Dhara, seni rupa yang menggambarkan ketakutan perempuan Aceh di bawah sistem patriarki rentan KDRT MOJOK.CO
Ragam

Beban Menjadi Perempuan Aceh: Hidup dalam Ketakutan dan Dikuasai Laki-laki, Tak Ada yang Bantu saat Kena KDRT

20 Agustus 2024
KDRT di aceh.MOJOK.CO
Ragam

Beratnya Perempuan Muda Aceh Jadi Saksi KDRT di Rumahnya Sendiri

20 Agustus 2024
Siswi SMA Aceh Bisa Kuliah Jalur Panti Asuhan MOJOK.CO
Kampus

Harunya Siswi SMA Aceh: Jadi Tukang Jahit Setelah Ayah Meninggal, Bisa Kuliah Jalur Panti Asuhan

27 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Banser NU Selalu Kena Caci Maki MOJOK.CO

Pahitnya Jadi Anggota Banser, Tulus Berbuat Baik dan Tak Rugikan Orang tapi Kerap Dicaci Maki

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman traumatis di KA Sri Tanjung dan Stasiun Lempuyangan Jogja MOJOK.CO

Naik KA Sri Tanjung ke Stasiun Lempuyangan bikin Orang Surabaya Trauma ke Jogja

9 Mei 2025
Penipuan love scam: ngaku-ngaku jadi pilot di luar negeri, berhasil pikat perempuan Lampung hingga poroti puluhan juta MOJOK.CO

Penyesalan Perempuan Lampung, “Tergila-gila” Lelaki yang Ngaku Jadi Pilot di Luar Negeri Berujung Kehilangan Uang Puluhan Juta

7 Mei 2025
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Waisak 2025, Candi Borobudur.MOJOK.CO

Persiapan Waisak 2025 di Candi Borobudur Sudah 80 Persen, Panitia Sediakan Layanan Kesehatan Gratis

10 Mei 2025
Servis motor di bengkel Jogja bikin kaget orang Surabaya karena terlalu sering jadi korban kelicikan MOJOK.CO

Bengkel Motor Jogja bikin Kaget Orang Surabaya Gara-gara Servis Motor Berujung “Pemorotan”

9 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.