Wisata flyover Krian Sidoarjo bikin macet
Sementara Febri (26) lebih menyoroti soal kemacetannya. Febri yang saat ini masih sering PP Krian-Surabaya untuk kerja agak mempertanyakan: apakah memang penggunaan area bawah flyover Krian Sidoarjo tersebut sudah berizin atau belum?
Sejauh ini, ia belum menemukan ada berita yang mengangkat penertiban di sana. Setiap malam ada saja yang ke sana untuk nongkrong-nongkrong. Terlebih kalau di malam Minggu.
“Nah, kalau malam Minggu itu malah semrawut aja jadinya. Jadi kayak di Vrindavan karena klakson bersahut-sahutan,” ungkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Di luar urusan itu, Febri mencoba maklum. Sebab, orang-orang kelas pekerja menengah bawah di Sidoarjo memang tak punya banyak pilihan hiburan.
“Kalau orang-orang kaya mungkin bisa ke mal. Atau ke mana lah. Kalau orang-orang urban ini, mau ke mana? Gaji dari kerja buat bertahan hidup,” sambungnya.
Oleh karenanya, bisa “wisata” di flyover Krian saja sudah cukup. Yang penting bisa mengajak anak istri keluar rumah, melihat lampu-lampu kota, makan bareng meski hanya dari makanan kaki lima.
Sering saat melintas, Febri melihat sebuah keluarga tengah duduk lesehan di bawah flyover Krian. Mereka tampak semringah. Anak mereka yang masih kecil juga tampak ceria, mencecap jajanan dan segelas es (mungkin Pop Ice) yang dibelikan oleh bapaknya.
“Setidaknya flyover Krian memberikan tempat bagi orang-orang pinggiran merasakan “wisata keluarga”,” tutup Febri.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.