Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Menyelamatkan Keindahan Masjid Sheikh Zayed Solo dari “Ulah Ngawur” Oknum Pengunjung

Dwi Akbar Setiawan oleh Dwi Akbar Setiawan
6 November 2024
A A
Cerita Masjid Sheikh Zayed Solo "Selamat" dari Ulah Tak Bertanggung Jawab Pengunjung MOJOK.CO

Ilustrasi - Menyelamatkan Masjid Sheikh Zayed Solo dari sampah dan ulah tak tertib pengunjung. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seminggu lalu, Jumat (1/11/2024) saya mengunjungi Masjid Sheikh Zayed Solo untuk kesekian kalinya. Sesaat setelah saya memarkir motor, azan berkumandang. Suasana masjid terasa tenang dan bersih, meski ramai pengunjung yang berlalu-lalang.

Suasana yang jauh berbeda dari saat awal-awal masjid indah di Solo itu dibuka untuk umum pada Rabu (1/3/2023) silam.

Di masa-masa itu, tiap kali saya melintasi sekitaran Masjid Sheikh Zayed di Jalan Ahmad Yani, Solo, pengunjung selalu membludak. Penuh sesak. Alhasil, kemacetan pun tidak terhindarkan bahkan hampir setiap saat.

Situasi “kurang kondusif” tidak hanya terjadi di aera luar masjid. Area dalam pun, waktu itu, tak kalah keosnya.

Cerita Masjid Sheikh Zayed Solo "Selamat" dari Ulah Tak Bertanggung Jawab Pengunjung MOJOK.CO
Suasanan di halaman Masjid Sheikh Zayed Solo yang makin kondusif. (Dwi Akbar Setiawan/Mojok.co)

Berdesakan dengan pengunjung Masjid Sheikh Zayed Solo 

Saya pertama kali masuk area dalam Masjid Sheikh Zayed Solo pada Ramadhan 2023 silam. Niat untuk ngabuburit sembari ngademke ati di masjid.

Namun, alih-alih ketenangan, saya justru mendapati kerumunan manusia saing berjejalan. Rata-rata menyorongkan ponsel masing-masing untuk swafoto berlatar bangunan masjid yang megah nan indah.

Iklan

Terlebih saat menjelang azan Magrib, para pengunjung pun makin banyak berdatangan. Apalagi saat itu Masjid Sheikh Zayed Solo menyediakan takjil.

Pintu masuk masjid yang hanya dibuka satu pun sontak penuh. Para pengunjung saling serobot untuk lekas masuk area dalam.

“Memang ramai mas. Total pengunjung yang datang saat beberapa bulan awal berdirinya Masjid Zayed bahkan mencapai sekitar 40.000 orang,” ucap Farid Hidayat, salah satu staf di Masjid Sheikh Zayed Solo saat Mojok temui pada Senin (4/11/2024) malam WIB.

Situasi tak terkendali di Masjid Sheikh Zayed Solo

Pemandangan tak mengenakkan saya jumpai tak lama setelah salat Magrib usai. Ketika berjalan di pelataran masjid, saya mendapati anak-anak nyemplung di kolam masjid.

Tidak sekali-dua kali saya mendengar marbot mengingatkan pengunjung untuk tidak menginjak rumput atau bermain air di kolam.

Namun, tetap saja, ada saja pengunjung yang tak mengindahkan teguran itu. Mereka malah tampak santai saja duduk-duduk di atas rumput untuk swafoto. Belum lagi sampah-sampah berserakan di beberapa titik.

Cerita Masjid Sheikh Zayed Solo "Selamat" dari Ulah Tak Bertanggung Jawab Pengunjung MOJOK.CO
Kini ada larangan bermain di area kolam masjid. (Dwi Akbar Setiawan/Mokok.co)

Situasi tak kondusif di pelataran masjid akhirnya membuat beberapa pengunjung kehilangan sandalnya. Apalagi saat itu memang belum disediakan rak sandal, khususnya di area halaman.Alhasil, pengunjung meletakkan sandal secara asal di halaman hingga akhirnya berujung hilang.

Waktu itu, saya melihat beberapa sekuriti sampai turun tangan membantu pengunjung yang kehilangan sandalnya.

“Mereka (pengunjung) tidak tahu menahu tentang aturan di masjid. Itu tugas kami untuk memberitahu mereka, seperti tidak boleh membawa makanan dari luar karena bisa merusak keramik dan juga penambahan tanda-tanda larangan. Hal ini secara perlahan juga ditaati oleh pengunjung,” tutur Farid.

“Apalagi tentang sandal hilang. Walaupun memang ada oknum, tapi itu juga sering kali para pengunjung yang lupa meletakkan di mana,” sambungnya.

Ketika pengunjung saling menasihati

“Kami juga mengadakan evaluasi dan berdiskusi dengan tim lapangan. Di mana poin poin kenyamanan dan ketidaknyamanan di Masjid Sheikh Zayed, lalu bagaimana mengatasinya,” ujar Farid.

Salah satu sekuriti Masid Sheikh Zayed Solo (enggan disebut namanya) menjelaskan, seiring waktu di beberpa titik masjid mulai dipasang papan penanda bertuliskan “Dilarang menginjak rumput” dan “Dilarang bermain di kolam”.

Awalnya, banyak pengunjung mengabaikan penanda tersebut. Namun, lambat-laun, makin banyak pengunjung yang mulai sadar dan menaatinya.

“Bahkan seiring waktu, sekuriti nggak lagi banyak nasihati pengunjung. Karena kalau ada pengunjung yang melanggar larangan, ada saja pengunjung lain yang mengingatkannya,” ujar sekuriti Masjid Sheikh Zayed Solo itu.

Tak cuma buat foto-foto

Lebih lanjut, koordinasi antar sekuriti juga semakin solid. Untuk diketahui, sekuriti di Masjid Shekh Zayed Solo terbagi dalam tiga shift.

Pada dasarnya, setiap sekuriti sudah di-plot di posisi masing-masing. Namun, meski begitu, apabila ada area yang tengah kekurangan tenaga untuk mengurus para pengunjung yang terlalu banyak, maka sekuriti di pos lain akan ikut membantu area yang kekurangan tenaga tersebut.

Isu sandal pengunjung yang kerap hilang di awal-awal bukanya Masjid Sheikh Zayed Solo pun akhirnya tertangani, yakni pengadaan rak sandal di dalam dan di halaman masjid.

Cerita Masjid Sheikh Zayed Solo "Selamat" dari Ulah Tak Bertanggung Jawab Pengunjung MOJOK.CO
Pengadaan rak sandal di masjid. (Dwi Akbar Setiawan/Mojok.co)

“Meskipun masih ada oknum (maling sandal), tapi komplain mengenai hilangnya sandal ini sudah sangat berkurang sekarang,” ungkap sekuriti yang saya wawancarai itu.

Dalam pengamatan saya yang berkunjung ke masjid itu secara berkala, saya merasakan memang ada banyak yang berubah dari masjid tersebut. Suasananya jauh lebih kondusif dari awal-awal 2023 silam. Pengunjung yang datang pun mulai tertib. Termasuk tak terlalu banyak pengunjung yang cekrak-cekrek untuk keperluan foto.

Penulis: Dwi Akbar Setiawan
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Mengupas Misi Masjid Deresan Sleman yang Suka Borong Sayur dari Petani, Punya Banyak Gebrakan yang Layak Ditiru Masjid Lain

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 6 November 2024 oleh

Tags: masji zayed solomasjid di solomasjid sheikh zayedsolowisata religi di solo
Iklan
Dwi Akbar Setiawan

Dwi Akbar Setiawan

Artikel Terkait

Perjalanan hidup Supriadi menjadi atlet bulu tangkis kursi roda dan tampil di event internasional seperti Polytron Indonesia Para Badminton 2025 Solo MOJOK.CO
Sosok

Kondektur Bus, Tukang Las Keliling, dan Jalan Hidup ke Bulu Tangkis Kursi Roda

2 November 2025
Jagadesh Dilli, atlet para-badminton yang bermain dengan kaki palsu di ajang Polytron Para Badminton International 2025 di GOR Manahan, Solo MOJOK.CO
Sosok

Solo Rasa India: Cerita Kaki Palsu Kesayangan Antar Bocah India ke Babak Hidup yang Tak Terbayangkan

1 November 2025
Traffic Jam, band asal Solo menuju panggung besar Pestapora. MOJOK.CO
Seni

Mimpi Nyata Band Eskul SMA Asal Solo “Traffic Jam” ke Panggung Besar Musik Ibu Kota

21 September 2025
Tersesat di ISI Surakarta lalu Jatuh Cinta kepada Solo MOJOK.CO
Esai

Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo

21 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Seorang bapak di Semarang tak tega lihat anak stunting, hindari isu fatherless. MOJOK.CO

Awalnya Tak Tega Lihat Anak Sakit hingga Dampingi Istri ke Puskesmas, Lalu Sadar Pentingnya Peran Seorang Bapak

7 November 2025
Biennale Jogja 18 Mojok.co

Blusukan di Biennale Jogja, Sensasi Menikmati Karya Seni di Desa

11 November 2025
Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

8 November 2025
Doktor termuda di UGM, Jogja ingin jadi presiden. MOJOK.CO

Doktor Termuda UGM Usia 25 Tahun Ingin Jadi Presiden RI, Meneruskan Sepak Terjang BJ Habibie di Bidang Eksakta

6 November 2025
Ibuku penjual warung kopi pangku di pantura MOJOK.CO

Ibuku Penjual Kopi Pangku, Dicap Kotor dan Memalukan karena Layani Sopir Truk tapi Beri Kami Hidup

6 November 2025
Prof. Masduki & Rimba: Ketika Kekuasaan Menentukan soeharto sebagai Pahlawan

Prof. Masduki & Rimba: Ketika Kekuasaan Menentukan Pahlawan

11 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.