Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Bertahun-tahun Menjadi Rojali dan Rohalus di Mall: Tak Sepenuhnya Puas, Batin Nelangsa Gara-gara Orang Kaya

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
7 Agustus 2025
A A
Rojali dan rohalus di mall, temukan kepuasan dan kenelangsaan saat jalan-jalan tanpa belanja MOJOK.CO

Ilustrasi - Rojali dan rohalus di mall, temukan kepuasan dan kenelangsaan saat jalan-jalan tanpa belanja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Rombongan jarang beli (rojali) di mall jadi perbincangan tanpa akhir belakangan ini. Bahkan sampai muncul istilah-istilah turunannya seperti rohana (rombongan hanya nanya) karena hanya nanya harga barang tanpa membeli, hingga rohalus (rombongan hanya elus-elus) karena hanya ngelus-elus barang tapi tidak membelinya.

Banyak pelaku usaha di mall mengeluh mengalami “kerugian”. Sebab, keberadaan rojali di mall tidak serta-merta membuat pendapatan bertambah. Mall hanya terasa sesak, tapi daya beli si rojali, rohana, hingga rohalus sangat rendah.

Mojok menemukan case unik dari rojali di mall. Bahwa selain kesenangan batin, ternyata jalan-jalan di mall—meski tanpa keluar uang untuk beli barang—ternyata membuat batin agak nelangsa.

Jadi rojali di Mall karena tak ada hiburan lain

Hidup di kota besar seperti Surabaya tak banyak pilihan hiburan. Setidaknya begitulah yang Mega (26) rasakan.

Perempuan asal Jombang, Jawa Timur, itu merantau ke Surabaya untuk kuliah pada 2018 silam. Lalu setelah lulus pada 2022, dia memutuskan tetap di Kota Pahlawan untuk bekerja.

Surabaya, di mata Mega, tak menyuguhkan banyak hal indah yang bisa dinikmati. Hanya ada hamparan gedung tinggi, kemacetan di pusat kota, dan matahari menyengat di siang hari.

Memang ada banyak taman. Tapi apa yang menarik dari sebuah taman? Mega relatif hanya merasa mendapat hiburan kalau sedang di Alun-Alun Surabaya atau Jalan Tunjungan.

“Sebenarnya aku nggak familiar dengan mall. Karena di Jombang nggak ada. Ya ada Linggarjati Plaza. Tapi itu kan bukan mall yang gede,” ungkap Mega, Rabu (7/8/2025).

Perkenalan Mega dengan mall terjadi sejak awal-awal kuliah di Surabaya. Bersama teman-teman perempuannya, mereka kerap main di Royal Plaza, sekadar jajan di lantai food court.

“Tapi sejak itu merasakan sih, di kota seperti Surabaya, mall jadi hiburan alternatif karena bisa ngadem karena Surabaya yang amat panas. Selain juga cari hiburan mata karena kita bisa melihat-lihat barang-barang bagus,” sambungnya.

Elus-elus doang tapi tak beli beri kepuasan tersendiri

Seiring waktu, Mega dan beberapa temannya mengaku akhirnya menjadi rojali bahkan rohalus. Jika sedang libur kuliah—atau kini libur kerja—mereka sengaja pergi ke mall untuk “ngadem” dan lihat-lihat.

Sejak kuliah si Surabaya, khazanah pengetahuan Mega perihal barang-barang bermerk memang bertambah. Dan kebanyakan barang-barang tersebut—seperti pakaian, tas, hingga sepatu—bisa ditemui di mall.

Beberapa kali Mega memang berbelanja di mall. Namun, tidak jarang pula dia menjadi—yang orang sekarang sebut sebagai—rojali, rohana, atau rohalus. Sekadar melihat-melihat di stand-stand barang yang dia sukai, mengelus-elus, tapi tidak lantas membelinya.

“Rasanya kayak ada kepuasan tersendiri aja lihat barang-barang itu,” tutur Mega.

Iklan

“Sisi lainnya, aku kalau tahu ada yang baru misalnya, dan tahu harganya dari menjadi rojali atau rohalus itu, terus terpancing untuk nabung. Eh siapa tahu bulan depannya bisa kebeli,” sambungnya.

Jadi rojali di mall jadi kemewahan bagi orang desa

Sama seperti Mega, mall juga menjadi sesuatu yang jauh bagi Hairun (23), pemuda asal Blora, Jawa Tengah, yang saat ini kuliah di sebuah kampus di Sleman, Jogja. Di Sleman, ada beberapa mall besar, sebut saja yang kerap jadi jujukan mahasiswa: Jogja City Mall (JCM).

Pengalaman pertama Hairun menginjakkan kaki di tengah bangunan megah JCM terjadi saat dia semester 1. Saat itu dia diajak teman-teman sekelasnya untuk nonton bioskop.

“Kalau aku di desa kan nonton bioskopnya ya bioskop Trans TV hahaha,” ujar Hairun.

Hanya sebatas itu. Tapi Hairun mengaku ada perasaan bungah dalam hatinya. Sebab, bagaimanapun, Hairun adalah orang desa yang baru saja menginjakkan kaki di mall. Sehingga terasa seperti mencecap sebuah kemewahan.

Batin nelangsa

Setelahnya, Hairun terhitung kerap pergi ke mall. Bukan atas kemauannya sendiri, tapi untuk menemani seorang temannya yang memang anak orang kaya. Misalnya kalau dia sedang ingin belanja pakaian atau sepatu.

“Di situ kan aku masuk golongan rojali dan rohalus. Karena saat temanku beli, aku cuma bisa lihat-lihat dan ngelus-elus. Karena nggak punya duit lebih kan,” kata Hairun.

Situasi itu jelas saja membuat batin Hairun nelangsa. Sebab, kadang kala dia tertarik betul dengan suatu barang. Akan tetapi, harga barang tersebut masih sangat jauh dari isi dompetnya.

Tak hanya itu, kenelangsaan yang Hairun rasakan juga terpicu dari pemandangan orang-orang kaya yang berlalu-lalang di mall. Dalam benaknya terbersit pertanyaan, “Mereka ini sebenarnya kerja apa, sih, kok mainnya bisa leluasa di mall?”

“Kadang juga berpikir jauh, aku saja dari kecil nggak pernah nyentuh mall. Sekarang pun cuma bisa jadi rojali dan rohalus. Kelak, bisa nggak ya aku seleluasa orang-orang itu, untuk beli kaos, atau beli makan saja, bisa di mall dengan leluasa. Ngajak keluarga dengan leluasa,” tutupnya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Pengalaman “Katrok” Pertama ke Pakuwon Mall Jogja, Takut Naik Eskalator hingga Terpaksa Membeli Kaos Rp650 Ribu buat Menutup Rasa Malu atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

           

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2025 oleh

Tags: mallrohalusRohanarojalirojali di mall
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pertama kali ajak ibu ke pusat perbelanjaan modern (mall) di Surabaya. Haru dan bahagia MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Ajak Ibu ke Mall: Takut Malu-maluin Gara-gara Tangga Berjalan, Berakhir Penuh Keharuan

24 Oktober 2025
Salah beli sepatu ala anak Jakarta di Shopee. MOJOK.CO
Catatan

Sekalinya Beli Sepatu di Shopee Malah Tertipu Toko Berlabel Ori, Nggak Jadi Gaya-gayaan Malah Berujung Cedera

9 Oktober 2025
Mall di Malang Bikin Syok Orang Surabaya karena Ngaca di Toilet Saja Bayar dan Pelit Tisu, Kalah sama Indomaret.MOJOK.CO
Ragam

Mall di Malang Bikin Syok Orang Surabaya karena Ngaca di Toilet Saja Bayar dan Pelit Tisu, Kalah sama Indomaret

15 Mei 2025
Kelakuan Mahasiswa Rojali yang Merugikan Warung Kecil dan Kopi Klotok di Jogja
Video

Kelakuan Mahasiswa Rojali yang Merugikan Warung Kecil dan Kopi Klotok di Jogja

22 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.