Sarjana menyesal orang tua jual sawah untuk biaya kuliah
Tanpa bermaksud merendahkan dan membuat ciut, saya mengajak berbincang Huda* (28) perihal kondisinya saat ini: sarjana yang nganggur di Desa M, Rembang, Senin (8/4/2024).
Huda lulus kuliah pada 2020 lalu dari sebuah PTN ternama di Malang, Jawa Timur. Karena masih masa pandemi Covid-19, dalam rentang 2020-2021 Huda masih menikmati masa nganggurnya. Toh di masa-masa tersebut memang masih sulit mencari kerja. Namun, memasuki 2022, Huda mulai merasa kuliahnya sia-sia. Ia tak kunjung mendapat kerja.
“Sempat buka konter pulsa di Pasar Sluke, tapi nggak jalan. Mau kerja di luar kota juga belum dapat-dapat,” tutur Huda sendu.
Yang membuat Huda menyesal adalah, pada dasarnya orang tua Huda agak berat jika Huda minta kuliah. Tapi karena Huda terkesan mendesak, alhasil orang tuanya sampai jual sawah demi biaya awal kuliahnya.
Sayangnya, hasil jual sawah itu tak balik modal dalam bentuk materiil, karena Huda sampai saat ini masih menjadi beban bagi orang tuanya tersebut.
“Kalau lihat atau malah ketemu temen-temen yang jadi TKI, aku malu pol. Mereka sudah ‘jadi orang’, aku malah makin jadi pecundang,” ungkap Huda.
“Di depanku orang tuaku biasa aja, nggak mempermasalahkan aku masih nganggur. Tapi nggak tahu ya di luar. Karena aku tahu, aku ini jadi rasan-rasan orang desa dan bahkan saudara sendiri: kuliah ngabisin duit tapi nyatanya nggak bisa apa-apa,” tutupnya getir.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.