Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Ketulusan Guru Honorer yang Kuliah Sambil Mengajar Siswa Difabel di Surabaya

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
25 November 2024
A A
Ketulusan Guru Honorer yang Kuliah Sambil Mengajar Siswa Difabel di Surabaya. MOJOK.CO

ilustrasi - siswa difabel Surabaya belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB). (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

 Seorang guru honorer dengan ketulusan mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Surabaya. Itu bukan cita-citanya sejak kecil, tapi kurangnya guru bagi anak difabel mengetuk hatinya untuk memahami setiap karakter siswa.

Menjadi guru honorer adalah panggilan hati

Di sudut gang daerah Surabaya, ada Sekolah Luar Biasa (SLB) Grahita Sari Dharma Wanita. Gerbangnya seperti cerita dalam dongeng, sebab dikelilingi oleh daun-daun yang merambat.

Setiap pagi, guru-guru akan berjejer di depan pintu masuk menyalami siswa difabel yang datang. Sesekali mereka menyapa orang tua siswa yang mengantar. 

Jamaludin (29), salah satu guru honorer di sekolah tersebut mengaku kadang sulit bagi orang tua untuk mengantar dan membujuk anak mereka pergi ke sekolah. Sebab, tidak semua anak mau ditinggal sendirian. 

Sekolah Luar Biasa (SLB) Grahita Sari Dharma Wanita. MOJOK.CO
Sekolah Luar Biasa (SLB) Grahita Sari Dharma Wanita di Surabaya. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Ada anak-anak yang dulunya pertama datang ke sekolah sangat pemalu, selalu menangis ketika ditinggal orang tua, bahkan sulit diajak komunikasi,” ucapnya kepada Mojok, Minggu (17/11/2024).

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Jamal, sapaan akrabnya saat memulai kariernya menjadi guru. Dia tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya, apalagi mengurus anak-anak berkebutuhan khusus.

Tak pernah bercita-cita sebagai guru honorer

Jamal sudah menjadi guru sejak tahun 2016. Mulanya dia hanya melamar kerja sebagai operator di SLB. Sesekali, kepala sekolah meminta bantuan dia untuk mengajar, karena kurangnya tenaga guru di sekolah tersebut.

Jamal tidak menolak karena ingin mencoba. Dia pun diangkat sebagai guru honorer untuk mengajar. Meskipun muridnya tidak lebih dari 40 siswa difabel, sekolah itu hanya memiliki empat guru, termasuk dirinya.

Pertama kali mengajar, dia pun merasa bingung karena setiap siswa memiliki karakter yang unik. Ada yang pemalu hingga sulit diajak berkomunikasi.

Jamal, guru honorer Surabaya mengajar siswa difabel. MOJOK.CO
Jamal, guru honorer yang mengajar di SLB Surabaya. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Namun, Jamal tidak berhenti. Dia berusaha mendekati anak-anak tersebut dengan selalu menyapa dan mengajak mereka berbincang.

Ketika anak-anak itu mulai terbuka, Jamal tak segan menanyakan masalah personal untuk mengetahui kebutuhan anak-anak difabel. Lambat laun, para siswa mulai menunjukkan rasa percaya diri. 

“Melihat mereka tersenyum saat mengikuti pementasan yang diadakan di luar sekolah, selalu menjadi momen mengharukan bagi saya,” ucapnya. 

Mampu mengatur pengeluaran

Sebagai guru honorer, gajinya tentu tidak seberapa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jamal tidak mau menyebut angka pastinya, yang jelas di bawah UMR Surabaya. 

Jamal memang jarang mengeluh tentang pendapatannya, sebab selama ini dia masih bisa mengatur pengeluaran. Dia juga tetap bisa menabung sebisanya.

Iklan

“Bisa dibilang cukup nggak cukup, tapi mungkin karena saya belum berkeluarga jadi masih bisa untuk mencukup kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Biasanya Jamal makan sebanyak dua kali sehari. Dalam seminggu dia hanya mengeluarkan uang sebanyak Rp100 ribu untuk makan, sebab terbiasa masak sendiri.

Di sisi lain, dia juga menyisihkan gajinya setiap bulan untuk kuliah. 

“Untuk biayanya dari sekolah dengan sistem potong gaji tiap bulannya untuk mencicil,” ujarnya.

Kuliah demi meningkatkan mutu guru honorer

Untuk melatih diri dan menambah wawasan, Jamal mengikuti pelatihan atau seminar tentang anak berkebutuhan khusus. Dia ingin lebih memahami para siswa.

Salah satu siswa difabel mengikuti lomba seni di luar sekolah. MOJOK.CO
Salah satu siswa difabel di SLB Surabaya mengikuti lomba seni. Dok. Jamal

“Saya juga sering bertukar pikiran dengan sesama guru, bahkan yang berasal dari sekolah lain, berusaha “kreatif” dengan memanfaatkan apa yang ada,” ucapnya.

Setelah beberapa tahun mengajar, Jamal mendapat tawaran dari kepala sekolahnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Jamal yang hanya lulusan SMK tidak ingin menyia-nyiakan tawaran tersebut.

“Selain meningkat kan mutu, saya ingin mempelajari teknik dan metode yang lebih efektif dalam menyampaikan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak,” ucapnya.

Saat ini dia masih menyelesaikan kuliahnya di luar kota. Dia harus bolak-balik kuliah sambil mengajar di sekolah tersebut.

Media belajar bagi anak berkebutuhan khusus 

Menurut Jamal, peningkatan mutu sumber daya manusia terutama bagi guru masih belum cukup untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa. Sekolah juga perlu memberikan fasilitas dan alat bantu yang lengkap.

Untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus, Jamal menggunakan media pembelajaran yang kreatif. Biasanya dia akan membuat media pembelajaran tersendiri jika fasilitas di sekolahnya belum mencukupi.

Jamal mengajari siswa difabel di SLB Surabaya. MOJOK.CO
Jamal, guru honorer mengajari siswa difabel di SLB Surabaya. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Untuk pembelajaran visual saya menggunakan flash card atau speech board, itu bisa diakali dengan membuatnya sendiri,” ujar guru honorer tersebut.

Meski begitu, dia masih berharap pemerintah dapat meningkatkan perhatian dan dukungannya terhadap pendidikan inklusif. Sebab, ada kebutuhan yang memang tidak bisa mereka akali, seperti alat bantu dengar untuk anak tunarungu.

“Karena dengan perhatian dari pemerintah, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua anak,” kata dia. 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: 22 Tahun Jadi Guru Honorer Bergaji Kecil di Surabaya, Kini Pilih Jadi Tukang Pijat demi Keluarga

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 26 November 2024 oleh

Tags: gaji guru honorerhari guruHari Guru Nasionalhari guru nasional 2024sekolah luar biasasiswa difabel
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

guru honorer, pns.MOJOK.CO
Aktual

Kualitas Tenaga Pendidik Rendah: Jangan Salahkan Guru, tapi Benahi Sistemnya

25 November 2025
Hari Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, dan Omong Kosong yang Menyertainya
Pojokan

Hari Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, dan Omong Kosong yang Menyertainya

25 November 2025
Guru tak pernah benar-benar pulang. Raga di rumah tapi pikiran dan hati tertinggal di sekolah MOJOK.CO
Ragam

Guru Tak Pernah Benar-benar Merasa Pulang, Raga di Rumah tapi Pikiran dan Hati Tertinggal di Sekolah

8 November 2025
Menderita saat menjadi guru honorer di sekolah negeri. Sejahtera saat menjadi guru di sekolah (SMP) Muhammadiyah karena gaji lebih manusiawi MOJOK.CO
Ragam

Hidup Menderita saat Jadi Guru Honorer di Sekolah Negeri, Usai Pindah ke Sekolah Muhammadiyah Berubah Drastis Jadi Sejahtera

5 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.