Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Program MBG Tak Boleh Berhenti, Paksa Saja untuk “Menambal” Program Rp19 Juta Lapangan Kerja

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
4 Oktober 2025
A A
MBG Meracuni Bangsa, Membungkam Orang Tua MOJOK.CO

Ilustrasi MBG Meracuni Bangsa, Membungkam Orang Tua. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Alumnus Jurusan Gizi ini memberikan pandangannya mengapa program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus tetap dilanjut, meski menuai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menimpa penerima manfaat. Sejatinya, yang terdampak–baik negatif maupun positif, tidak hanya siswa dan ibu hamil tapi juga masyarakat yang sulit cari kerja.

***

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan capaiannya atas penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut pemerintah telah menjangkau hampir 30 juta siswa dan ibu hamil selama kurun waktu 11 bulan terakhir. Di mana target mereka adalah 82 juta penerima manfaat.

Prabowo tak menampik, ada berbagai tantangan yang harus timnya hadapi di lapangan. Seperti kasus keracunan massal. Namun, ia berujar kasus-kasus itu jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan skala program.

“Bahwa ada kekurangan, iya. Ada keracunan makan, iya. Kita hitung dari semua makanan yang keluar, (red: tingkat) penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017 persen,” ujar Prabowo di atas mimbar, The Sultan Hotel, Jakarta pada Senin (29/9/2025).

Merespons pernyataan tersebut, Konselor Ahli Gizi, Andin (26) hanya bisa geleng-geleng kepala. Sejatinya, tidak ada yang lebih berharga dari nyawa manusia. 

Sepakat jika MBG harus dievaluasi secara menyeluruh

Seandainya pemerintah mau hitung-hitungan angka, 7.830 kasus keracunan akibat program MBG bukanlah angka yang kecil. Meskipun belum ada korban jiwa dalam kasus tersebut, tapi peristiwa besar ini bisa disebut sebagai KLB.

Indonesia pernah mengalami berbagai peristiwa KLB yang disebabkan karena wabah penyakit, seperti campak dan polio. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peristiwa tersebut, yakni penurunan imunisasi, faktor lingkungan baik dari tenaga ahli, orang tua, bayi, atau faktor makanan.

Dalam kasus program MBG, permasalahannya begitu kompleks. Mulai dari makanan basi, tray yang tidak bersih, hingga jam kerja yang tak manusiawi. Oleh karena itu, Andin, konselor ahli gizi meminta pemerintah agar melakukan evaluasi secara menyeluruh.

“Seperti memperbaiki faktor lingkungan, kemudian juga pengetahuan orang tua hingga ekonomi sosialnya,” kata Andin kepada Mojok, Senin (29/10/2025).

Tak hanya Andin, Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama turut menyorot kasus keracunan MBG. Ia menyebut jumlah siswa dan ibu hamil yang mengalami keracunan massal terlalu banyak dan harus segera dievaluasi.

“Dua kasus orang dengan gejala keracunan makanan di suatu tempat sudah harus dikatakan kejadian luar biasa,” kata Ngabila melalui keterangan tertulis, Jumat (26/9/2025).

Ngabila sendiri tidak menolak program MBG karena memiliki tujuan yang baik. Pertama, memberi gizi atau nutrisi anak sekolah agar siap menghadapi puncak bonus demografi tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045. Kedua, menyediakan fisik dan mental calon orang tua khususnya ibu hamil.

Tak boleh berhenti untuk kurangi stunting

Begitu juga Andin yang tak menampik betapa mulianya program MBG untuk memangkas kasus stunting. Oleh karena itu, ia berharap agar program ini dapat tetap berlanjut.

Iklan

Di Indonesia sendiri, angka stunting terbilang tinggi meskipun sudah mengalami penurunan presentase dua tahun terakhir. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensinya mencapai 21,5 persen di tahun 2023, lalu turun menjadi 19,8 persen di tahun 2024.

Namun, secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan negara lain angkanya tetap saja tinggi.

“Pengendalian stunting sendiri itu memang sebaiknya dimulai dari 5.000 hari pertama kehidupan. Dimulai dari ibu hamil, kemudian bayi saat melahirkan, balita, saat anak sudah sekolah, sampai saat remaja,” tutur Andin. 

MBG membuka peluang kerja

Selain mengurangi stunting, Andin juga mengungkap jika program MBG memberikan peluang besar bagi lulusan ahli gizi untuk bekerja selain di rumah sakit atau puskesmas. Prabowo sendiri mengatakan setidaknya ada 1,5 juta lapangan kerja baru pada Januari-Februari 2026 akibat program MBG. 

“Kita telah berhasil menghidupkan ekonomi rakyat, bahwa tiap hari kita butuh telur, kita butuh sayur, kita butuh ikan, kita butuh ayam, kita butuh bahan-bahan dari kampung-kampung itu sendiri, dari kecamatan-kecamatan itu sendiri,” ucap Prabowo dalam acara Peresmian Penutupan Munas VI PKS di Jakarta, Senin (29/9/2025).

Di sisi lain, Prabawo dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka sempat memberi janji manis soal 19 juta lapangan pekerjaan dalam kampanye Pilpres 2024 lalu. Sayangnya, hingga hampir satu tahun menjabat, janji itu belum terlihat nyata.

Meski begitu, Andin percaya MBG yang berlangsung dengan baik dan tepat sasaran, akan memberikan dampak positif kepada masyarakat. Mulai dari mengurangi jumlah stunting hingga membuka peluang kerja.

“Memang, untuk saat ini sebaiknya dievaluasi lebih dulu. Dilakukan perbaikan dari apa yang sudah terjadi kemarin-kemarin dan dari masalah yang sudah timbul. Namun, saya meyakini sesuatu yang niatnya baik akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

“Jadi harus dikembalikan lagi, banyak yang mendapatkan keuntungan dari Makan Bergizi Gratis ini.” Lanjutnya.

Yang harus dievaluasi pemerintah

Sebagai alumnus Jurusan Gizi yang sudah mempelajari ilmu gizi klinik, Andin paham betul bagaimana sistem penyelenggaraan makanan yang baik di sebuah institusi, baik komersial maupun non komersial. Menurutnya, ada tahapan yang harus dilakukan. 

Pertama, soal izin hingga administrasi. Penyelenggaraan makanan, kata Andin, perlu melalui tahap sanitasi atau menciptakan dan memelihara kondisi lingkungan yang sehat. Selanjutnya upaya hygiene atau memelihara dan melindungi kebersihan individu serta lingkungan. 

Tak terkecuali menyaring orang-orang yang dibutuhkan dalam penyelengaraan program tersebut.

“Memang sangat diperlukan keterlibatan dari ahli, bukan hanya ahli gizi. Mungkin juga bisa dokter dan juga teknologi pangan terkait bagaimana implementasi yang tepat untuk program MBG,” ujar Andin.

Kedua, sistem produksi hingga distribusi makanan. Selain melibatkan ahli gizi, proses pembangunan dapur MBG juga harus sesuai standar, sehingga tidak ada penyelewengan atau kesalahan.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: MBG, Hidangan Negara yang Bikin Anak-Anak Tumbang: Gratis di Piring, Mahal di Nyawa atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2025 oleh

Tags: 19 juta lapangan kerjakeracunan massalkeracunan MBGkonselor ahli gizilapangan kerjaMBGsulit cari kerja
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

UGM MBG Mojok.co
Kilas

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
makan bergizi gratis MBG.MOJOK.CO
Aktual

Omon-Omon MBG 99 Persen Berhasil, Padahal Amburadul dari Hulu ke Hilir 

19 Oktober 2025
Biang keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Yogyakarta MOJOK.CO
Aktual

Biang Keracunan MBG 426 Siswa SMAN 1 Yogyakarta, Menu Memang Tak Keliahatan Aneh tapi Waktu Masaknya Bermasalah

17 Oktober 2025
makan bergizi gratis MBG.MOJOK.CO
Aktual

Tutup Dapur SPPG dan Libatkan Kantin Sekolah adalah Solusi Atasi Krisis MBG

13 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.