Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mahasiswa Banten Diejek Hanya Pantas Jadi Kenek Angkot: Eh Kuliah UGM, Kini Punya Profesi Mentereng

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
12 Februari 2024
A A
Pemuda Banten Tembus UGM Usai Diejek Sebagai Kenek Angkot MOJOK.CO

Ilustrasi - Kisah pemuda Banten yang tembus UGM usai diejek sebagai kenek angkot. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Awalnya disebut hanya pantas menjadi kenek angkot bahkan gelandangan, seorang mahasiswa Banten akhirnya membuktikan diri dengan kuliah di UGM dan kini bekerja di sebuah perusahaan digital yang bergerak di bidang pendidikan.

***

Bangun tidur di bus dalam perjalanan Jombang-Jogja pada Minggu, (11/2/2024), saya menemukan thread panjang di X yang langsung membuat saya melek untuk membacanya sampai tuntas.

Thread tersebut sebenarnya adalah thread lama akun @AfidBaroroh pada 2019 silam yang diunggah ulang oleh akun @tossdulugaksie.

Pengantar dari unggahan tersebut berhasil membuat banyak warganet mampir untuk ikut membacanya, termasuk saya. Lebih-lebih bagi mereka yang merasa dalam hidupnya sering diremehkan oleh orang lain.

selama baca ceritanya, di kepalaku memvisualisasikan kejadian. keren bgt terharuu😭😭

ga bisa ga nangis bacanya🥹

—thread lebih indah dari novel sang pemimpi pic.twitter.com/wyOHZBaWgG

— TOSS DULU ✋🏻 (@tossdulugaksie) February 11, 2024

Setelah saya telusuri, ternyata Afid Baroroh (pengunggah awal) yang merupakan mahasiswa Banten pernah menuliskan cerita masa kelas 12 SMA-nya tersebut di Terminal Mojok pada 24 Desember 2019 berjudul “Perjuanganku dari Kaum Rebahan Sampai Kuliah di UGM”.

Anak montir dan penjual nasi uduk di Banten

Afid, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa ia lahir dari keluarga yang sangat biasa dari Banten. Bapaknya seorang montir, sementara ibunya adalah penjual nasi uduk keliling.

Itulah yang lantas membuat Afid menjadi siswa yang sering dapat pandangan remeh dan rendah dari gurunya di sekolah, terkhusus dari guru BK.

Karena seturut pengakuan mahasiswa Banten itu, siswa dari jurusan Bahasa itu menjadi salah satu siswa yang paling sering keluar-masuk guru BK. Entah karena sering tidur di kelas, bahkan karena ia kedapatan menjual nasi bungkus dagangan ibunya.

Padahal, hal itu ia lakukan tidak lain adalah untuk membantu orang tuanya.

“Hampir setiap hari sejak kelas 2 SMA, aku selalu bawa 30 bungkus nasi uduk emakku. 10 kujual di kelas, 20 aku titipkan ke kantin,” tutur Afid.

“Untung, dipake buat kebutuhan sekolah, beli kaos kaki biar nggak aku ikat karet, atau ngasih adekku jajan,” sambungnya.

Alasan yang sebenarnya sangat mengharukan dan seharusnya mengundang simpati. Namun, teguran dari guru BK-nya membuat Afid hanya bisa menghela napas panjang.

Iklan

“Sekolah tempat belajar. Bukan usaha,” begitu kata si guru BK, sejauh yang Afid ingat.

Anggapan hanya pantas jadi kenek angkot atau gelandangan

Dalam satu kesempatan mata pelajaran Bahasa Jerman, Afid yang baru saja bangun dari tidurnya di belakang kelas, hanya bisa merespon bingung saat si guru tiba-tiba bertanya perihal ke mana siswa-siswi di kelas tersebut ingin kuliah kelak?

Seturut pengakuan Afid, rata-rata memiliki impian yang sangat tinggi; kuliah di universitas-universitas top tanah air. Bahkan, seorang siswa yang menurut Afid paling pintar di kelas, saat itu dengan penuh percaya diri menyebut nama UI (Universitas Indonesia).

“Nggak (kuliah), Bu. Saya punya tiga adik yang harus saya sekolahkan,” jawab Afid saat si guru mulai menanyainya.

“Harusnya ibu kasih saya tiga pilihan perusahaan yang udah kerja sama dengan sekolah, pasti saya pilih. Nikomas, Indahkiat atau apalah gitu, Bu,” sambung Afid. Akan tetapi, jawaban si guru benar-benar menyakitkan.

“Orang macem kamu itu cuma cocok jadi tukang tambal ban, kenek angkot, atau jadi gelandangan,” kata si guru yang benar-benar melekat dalam ingatan Afid.

Tak menyangka tembus UGM

Atas setiap orang yang meremehkan dan merendahkannya, Afid lantas mencoba merenung, apa sebenarnya yang salah padanya?

Setelah itu, Afid lantas bertekad untuk mengubah keadaan dan cara pandang orang lain pada sosoknya. Afid diam-diam melakukan “les privat” kepada seorang teman yang sebelumnya ia bahkan tak akrab dengannya.

“Aku diem-diem cari cara buat belajar. Aku dekati temen-temen ipa. Responsnya? Mereka semua menjauh, takut ketularan ini itu segala macaem. Ke anak IPS, malah diketawain,” ungkap Afid, sebelum akhirnya ia menemukan seorang teman yang mau membimbingnya belajar.

Singkat cerita, mahasiswa Banten itu lulus sebagai satu dari 20 lulusan terbaik.

Guru BK lantas mendesaknya untuk daftar SNMPTN. UGM dan UB Afid pilih secara ngawur, karena ia sendiri waktu itu benar-benar masih kebingungan dengan apa yang ia capai. Hingga akhirnya, ia tembus Sastra Indonesia UGM.

Pemuda Banten yang Tembus UGM Usai Diejek Hanya Pantas Jadi Kenek Angkot MOJOk.CO
Cerita pemuda Banten yang tembus UGM usai diejek hanya pantas jadi kenek angkot (X/@AfidBaroroh)

Sempat tak dapat restu kuliah UGM karena faktor biaya

Namun, drama kehidupan Afid masih belum berhenti di situ. Saat mengetahui ia akan kuliah di UGM, ibunya pun lantas meminta Afid untuk membatalkannya.

Pasalnya, dalam benak ibu Afid, tentu mereka tidak akan kuat membiayai Afid kuliah. Mengingat, pendapatan orang tua Afid yang tak seberapa besar.

Dari hasil dagang nasi uduk keliling, anggap saja ibu Afid bisa dapat Rp1 juta per bulan. Sementara sang ayah yang bekerja sebagai montir berpenghasilan kira-kira Rp2,5 juta per bulan. Dan itu untuk mencukupi enam orang dalam satu rumah.

Akan tetapi, restu akhirnya Afid dapat setelah sang ibu tahu kalau Afid akan kuliah tanpa biaya, karena mendapat beasiswa.

“Kemarin-kemarin pas mamah keliling, mamah kena marah sama tetangga. Katanya UGM itu kampus terbaik. Susah masuknya. Kan mamah gak tau juga apa itu UGM.” Begitu kata ibu Afid seperti yang Afid ungkapkan.

“Terus guru Aa ke rumah ngejelasin kampusnya, katanya Aa dapet beasiswa juga,” lanjut ibu Afid, sejauh yang ia ingat. Lalu, pada 2012, berangkat lah Afid ke Jogja, menjadi mahasiswa UGM hingga akhirnya lulus pada 2017 dan menjadi sosok yang memiliki kepedulian di bidang pendidikan.

Kiprah panjang di Ruangguru

Selama di kampus, dalam keterangan di Linkedin-nya, Afid terbilang cukup aktif dalam mengikuti beragam kegiatan. Selain di organisasi kampus, ia juga cukup aktif dalam kegiatan penelitian.

Setelah lulus dari Sastra Indonesia UGM, Afid lantas memiliki sederet karier yang sangat jauh dari yang pernah gurunya pilihkan padanya, kenek angkot bahkan gelandangan.

Afid pernah menjadi jurnalis di RILIS.ID dalam rentang November 2017-April 2018.

Ia lalu bekerja sebagai Conservation Officer di The Nature Conservancy Indonesia dalam rentang Juni 2018-Februari 2019.

Setelah itu, petualangan Afid berlanjut di Ruangguru dengan durasi cukup panjang.

Di Ruangguru, beberapa posisi pernah ia tempati. Antara lain, Field Education Consultant (Juni 2019-Oktober 2020), Sales Supervisor (November 2020-Juni 2022), dan yang paling baru adalah Area Commercial Manager per Juni 2022 hingga saat ini.

Penulis: Muchamad Aly Reza

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Mahasiswa Aceh Terselamatkan Usai Pindah Jogja: Dianggap Beban Orang Tua, Balas Dendam Lewat Masak

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2024 oleh

Tags: bantenpilihan redaksiSastra IndonesiaUGM
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO
Ragam

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.