Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Cerita Mahasiswa UNY yang Hampir Menggadaikan Jiwanya pada Setan Demi Bisa Bayar UKT

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
5 Januari 2024
A A
Cerita Mahasiswa UNY yang Hampir Menggadaikan Jiwanya pada Setan Demi Bisa Bayar UKT MOJOK.CO

Ilustrasi Cerita Mahasiswa UNY yang Datang ke Kuburan Demi Bisa Bayar UKT. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang mahasiswa UNY hampir saja “menggadaikan” jiwanya ke setan demi bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Nggak jadi, karena bukannya dapat bocoran menang judi tapi sesuatu yang menghantuinya setiap malam. 

***

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sedang menjalani libur akhir semester. Namun, alih-alih menikmati momen tersebut, para mahasiswa malah dipaksa berpusing ria karena harus menghadapi satu kenyataan bernama “bayar UKT” alias uang kuliah tunggal. Tak sedikit mahasiswa mengeluh karena besaran uang kuliah dianggap jauh melampaui kemampuan ekonomi keluarga mereka.

Berbagai upaya pun mereka ambil demi memastikan tetap bisa kuliah, setidaknya untuk satu semester mendatang. Ada yang rela ambil kerja sampingan, jualan barang-barang berharga, hingga melakukan upaya-upaya yang irasional dan ekstrim. Mojok sendiri menemui salah satu mahasiswa UNY yang mengaku hampir “menggadaikan” jiwanya ke iblis hanya agar bisa membayar UKT.

Sore itu, dua hari setelah pergantian tahun, saya menemui Arkan (21) di sebuah burjo di sekitaran Kuningan, dekat UNY. Sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) UNY pada 2021 lalu, ia mengaku burjoan ini sudah jadi langganannya. Buat ukuran anak kos prasejahtera seperti dirinya, harga makanan di sini pas di kantong, katanya.

Mahasiswa UNY yang sudah lelah ngurus penurunan UKT

Saat itu, ia datang dengan kaos oblong, celana kolor pendek, dan sendal jepit–khas anak kost yang baru bangun tidur. Saat pertama sampai di burjo pun rokok eceran langsung jadi menu pembuka sebelum kami memesan masing-masing segelas kopi hitam.

Arkan adalah salah satu mahasiswa UNY yang begitu struggle dalam membayar UKT. Sebagai informasi, ia adalah mahasiswa jalur Seleksi Mandiri. Saat baru pertama masuk, ia sudah harus ditodong uang pangkal bernama Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Jumlahnya, masih ia anggap wajar, yakni Rp5 juta. Ia sebut wajar karena banyak teman-temannya yang membayar SPI Rp10 juta bahkan Rp50 juta.

Sementara untuk UKT, ia masuk Golongan V. Biaya yang harus ia bayar ke UNY pun sebesar Rp4.235.000 tiap semesternya. Bagi Arkan, ini adalah uang yang tidak sedikit. Apalagi keluarganya tengah mengalami masalah ekonomi–yang belum juga membaik sejak pandemi Covid-19 berakhir. Pernah sekali waktu ia mencoba menurunkan biaya UKT, tapi tetap tidak berhasil.

“Udah males ngurusin penurunan UKT. Dulu pernah nyoba dan enggak berhasil, padahal syarat ribet,” katanya, Selasa (2/1/2023). Dari tutur katanya, celoteh lucu dan jokes garing masih sering ia lontarkan. Namun, itu tak bisa menutupi sorot matanya yang penuh rasa cemas sebab sebentar lagi orangtuanya harus kembali merogoh kocek empat juta lebih.

“Palingan besok itu bakal dijual murah biar tetep kuliah,” ujarnya dengan tawa kecil seraya menunjuk motor matic 150 cc miliknya yang terparkir di depan burjo.

Banyak hal dilakukan demi bertahan hidup dan UKT

Kedua orang tua Arkan bekerja di pasar. Bapaknya sebagai tukang jahit, dan ibunya punya warung makan kecil-kecilan. Sayangnya ketika pandemi Covid-19 melanda, bisnis keluarganya ambruk. Lapak orang tuanya sepi dan dan minim penghasilan masuk. 

Namun, mereka tetap harus mati-matian buat bayar uang sewa ruko. Akhirnya, saat Arkan masuk kuliah, ayahnya “pensiun” jadi tukang jahit demi mengurangi beban sewa ruko. Ia pun fokus membantu istrinya mengelola rumah makan di pasar.

“Tapi itu enggak terlalu signifikan penghasilannya. Enggak kayak dulu. Sekarang mah sepi banget warungnya,” kata Arkan.

Sadar kondisi ekonomi keluarganya sedang tak baik-baik saja, Arkan berusaha prihatin. Sejak mulai kuliah, ia sudah menerawang beberapa side job yang kira-kira bisa dirinya kerjaan sambil kuliah. Sayangnya, kesibukannya sebagai mahasiswa baru bikin ia nggak bisa kuliah sambil kerja. Alhasil, dirinya kerap berpuasa karena sadar uang saku yang diberikan orang tua harus ia bikin sehemat mungkin.

Iklan

“Pas masih baru di Jogja seringnya puasa Daud biar hemat. Tapi jatuhnya tetap aja masih boros. Ada-ada aja pengeluaran di luar makan,” kata dia.

Barulah di penghujung semester kedua Arkan bisa mulai bekerja. Tiap sore hingga malam, ia bekerja di sebuah kedai makan yang berlokasi di salah satu mal di Jalan Laksda Adisucipto. Kata dia, kalau sekadar untuk menutup makan sehari-sehari, penghasilannya cukup. Jadi orang tua tinggal memikirkan membayar uang kos saja sebesar Rp500 ribu per bulannya.

Cukup lama Arkan bekerja di kedai makan tersebut. Baru sekitar dua bulan lalu ia memutuskan berhenti. Malahan kepada saya, Arkan mengaku bisa kembali kapan saja ke tempat kerjanya itu karena memang sudah akrab dengan bos dan karyawan yang lain.

“Tapi aku putusin pindah kerja aja. Mau fokus kembangin bisnis bareng temen,” kata Arkan yang masih merahasiakan bisnis yang ia maksud kepada saya.

Mulai terjebak lingkaran setan judi online

Meski secara finansial “cukup membaik” setelah mulai bekerja, Arkan mengaku tetap ada pengaruh buruk yang ia terima di lingkungan kerjanya. Kata dia, hampir semua karyawan yang ia kenal main judi online. Ada yang slot, judi bola, hingga bermain nomor togel. Awalnya ia tak terpengaruh. Namun, lama-lama ia tergoda juga tatkala mendengar cerita teman-temannya yang habis menang judi.

Akhirnya, mulailah Arkan coba-coba. Semua jenis permainan judi ia jajal. Arkan mengaku, dalam sehari ia bisa menghabiskan Rp25 ribu sampai Rp50 ribu hanya untuk main judi.

“Kalah, kalah, kalah, tapi sekalinya menang serasa nagih gitu,” kata Arkan menceritakan sensasi yang ia rasakan saat pertama mencoba main judi.

Kepada saya, Arkan juga mengaku sadar betul kalau sebenarnya ia kalah banyak tiap harinya. Namun, tetap saja di hari berikutnya tetap main judi online dengan harapan bisa balikin modal kekalahannya kemarin. Begitu saja terus sampai di titik Arkan berani memainkan nominal yang lebih besar.

“Mulai berani deposit Rp100 ribuan, pernah juga Rp500 ribuan,” ujar mahasiswa UNY ini. Gajinya per bulan kerap hanya mampir beberapa hari saja karena habis buat judi. Begitu pun laptopnya yang sering keluar masuk pegadaian buat menutup kekalahan. Pendeknya, kehidupan Arkan yang mulai membaik tadi kembali ke titik yang malah lebih rendah. Utang sedikit demi sedikit juga mulai melilitnya.

Baca halaman selanjutnya…

Coba-coba cari nomor togel di Kuburan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2024 oleh

Tags: gadaikan jiwajudi onlinemahasiswa UNYpilihan redaksisetantogelukt
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.