Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Curhatan Warga Lombok: Kapok di MotoGP Mandalika yang Sebabkan Kursi Kosong

Tiara Uci oleh Tiara Uci
23 Oktober 2023
A A
Curhatan Warga Lombok: Banyak Kebohongan di MotoGP Mandalika yang Sebabkan Banyak Kursi Kosong MOJOK.CO

Ilustrasi Curhatan Warga Lombok: Banyak Kebohongan di MotoGP Mandalika yang Sebabkan Banyak Kursi Kosong. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Warga Lombok bersuara terkait MotoGP Mandalika yang berlangsung 13-15 Oktober 2023. Ada banyak ketidakadilan yang mereka rasakan dan saksikan sehingga enggan datang untuk menonton, meski sudah dapat tiket gratis.

Mojok menyaksikan langsung MotoGP di sirkuit Mandalika yang berada di Pulau Lombok, dan mendapati fakta yang berbeda dibanding yang berseliweran di media sosial dan layar kaca. Kursi penonton di sirkuit Mandalika banyak yang kosong. Selain itu, kemeriahan  MotoGP juga tidak banyak dirayakan oleh warga lokal (masyarakat Lombok). 

***

Sabtu (14/10/23), saya tiba di Bandara Udara Internasional Lombok-Praya. Tujuan utama saya datang ke Lombok adalah untuk melihat secara langsung Marc Marquez dkk balapan di Sirkuit Mandalika. Selama di Lombok, saya menginap di Kota Mataram yang merupakan pusat perekonomian sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Meskipun menjadi tuan rumah balapan motor paling bergengsi di dunia. Bandara Lombok-Praya pada Sabtu pagi tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang yang tampak menggunakan kaos bertuliskan VR46 (Valentino Rossi) sedang melihat-lihat pernak-pernik MotoGP di official store Pertamina Grand Prix of Indonesia yang berada di dekat pintu keluar bandara.

Perjalanan dari bandara Lombok-Praya menuju Kota Mataram saya tempuh dengan Bus Damri kurang lebih selama satu jam. Di sepanjang jalan, saya jarang menemukan poster atau iklan  tentang MotoGP. Saya justru lebih banyak melihat baliho dan poster pejabat daerah. Semakin mendekati Kota Mataram, vibes MotoGP Mandalika makin tak terasa. 

Mahasiswa di Lombok tidak tertarik nonton meskipun ada tiket gratis

Saat sedang berada di Kopi Talk, Kota Mataram, saya mengobrol dengan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) dan Universitas Mataram (Unram). Mereka bercerita kalau anak muda —terutama mahasiswa— di Lombok tidak merasakan adanya perbedaan saat ada gelaran MotoGP dengan hari-hari biasanya. 

Kursi tribune sepi penonton. Meski dikasih tiket gratis, banyak masyarakat Lombok yang enggan datang MOJOK.CO
Kursi tribune sepi penonton. Meski dikasih tiket gratis, banyak masyarakat Lombok yang enggan datang. (Tiara Uci/Mojok.co)

Wahyu (24), mahasiswa Ummat mengaku dirinya tidak tertarik nonton MotoGP di Mandalika meskipun mendapat tiket gratis.  

“Orang tua saya diwajibkan untuk membeli tiket MotoGP Mandalika, meski ada tiket gratis tu saya malas datang ke sirkuit,” tutur mahasiswa semester akhir yang orang tuanya berprofesi sebagai anggota DPRD ini. 

Menurut kesaksian Wahyu yang juga aktivis kampus (Ketua Serikat Mahasiswa Indonesia Cabang Mataram), tidak hanya orang tuanya yang wajib membeli tiket MotoGP. Namun, seluruh anggota DPR di Provinsi NTB. Moment tersebut juga menjadi kesempatan bagi beberapa anggota legislatif untuk memanfaatkan—baik kabupaten maupun provinsi— untuk kampanye. 

“Ada banyak warga Lombok sini yang dapat tiket gratis dari orang DPR, mungkin persiapan kampanye, dekat-dekat Pemilu ni,” imbuhnya. 

Saat saya bertanya kepada Wahyu alasannya menolak nonton MotoGP di Mandalika, dia menjawab pertanyaan tersebut dengan raut wajah yang cukup serius. 

“Pembangunan sirkuit tersebut meninggalkan konflik lahan yang belum selesai sampai sekarang, penduduk setempat terusir. Selain itu, proses perekrutan marshal juga bermasalah, masalah-masalah itu buat kita malas datang ke sirkuit,” ungkap Wahyu. 

Sebagai aktivis yang sering melakukan advokasi di akar rumput dan bertemu langsung dengan korban penggusuran, saya memaklumi alasan Wahyu menolak nonton MotoGP. 

Iklan

Senada dengan penuturan Wahyu, Toni (26) warga NTB yang baru saja lulus dari Unram mengaku kalau dia dan teman-temannya tidak pernah nonton MotoGP. “Orang sini (baca: Lombok) jarang sih yang nonton MotoGP di sirkuit, kalau ingin nonton mending di TV atau cafe, gak panas,” ungkapnya.

Merasa kapok nonton MotoGP di Sirkuit Mandalika 

Jarak antara Kota Mataram yang berada di Lombok Barat dengan sirkuit Mandalika yang berada di Lombok Tengah sekitar 50Km. Perjalanan tersebut saya tempuh dengan menggunakan motor selama kurang lebih satu jam lima belas menit. Hari Minggu (15/10/23) saat race day MotoGP Mandalika berlangsung, jalan raya menuju sirkuit ramai lancar. 

Penonton kepanasan di tribune regular tanpa atap. Sebagian penonton memilih berada di bawah tribune MOJOK.CO
Penonton kepanasan di tribune regular tanpa atap. Sebagian penonton memilih berada di bawah tribune. (Tiara Uci/Mojok.co)

Sesampainya di sirkuit Mandalika, aplikasi weather di smartphone saya menunjukkan angka 36° Celcius dan udaranya sangat panas hingga membuat baju saya basah karena keringat. Sirkuit yang memiliki panjang 4,301 km dengan 17 tikungan ini juga gersang sekali. Hampir tidak ada pepohonan di sekitar sirkuit selain bukit berbatu.  

Saya duduk di tribune reguler zona E dengan harga Rp1,5 juta. Tribune reguler di sirkuit Mandalika tidak memiliki atap dan dengan material berbahan aluminium yang memiliki sifat konduktor atau mudah menghantarkan panas. Kondisi tersebut membuat banyak penonton kepanasan dan memilih untuk berteduh di bawah tribune.

Di bawah tribune Zona E, saya bertemu Dewi (27) warga Lombok Utara. Ia mengaku mendapatkan tiket gratis dari saudaranya yang bekerja di Pemprov NTB. 

“Tahun lalu teman saya sudah nonton. Dia gak mau datang lagi karena panas. Saya belum pernah lihat balapan langsung, jadi pas saudara ngasih tiket gratis langsung mau karena penasaran,” ungkap perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan Alfamart tersebut. 

Saya juga bertanya ke Dewi kesan pertamanya saat nonton MotoGP langsung dari sirkuit “Kapok Kak. Benar teman, di sini panas sekali. Harusnya tempat duduk dikasih atap,” keluh Dewi.  

Baca halaman selanjutnya…

Wartawan asing sebut MotoGP Mandalika 2023 fiksi terbaik setelah Harry Potter

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2023 oleh

Tags: MandalikamotogpmotoGP mandalikaSirkuit Mandalika
Tiara Uci

Tiara Uci

Lulusan Teknik Mesin. Pekerja tower provider.

Artikel Terkait

Safari Dharma Raya Wujudkan Cita-cita Anak NTB Kuliah di Jogja MOJOK.CO
Otomojok

Berkat Bus Safari Dharma Raya, Mahasiswa NTB Berhasil Mewujudkan Cita-citanya untuk Kuliah di Jogja

23 Januari 2025
MotoGP di Sirkuit Mandalika Memang Balapan Jancok! MOJOK.CO
Esai

MotoGP di Sirkuit Mandalika Adalah Simulasi Neraka. Sebuah Pengalaman Menonton Balapan yang JANCOK Banget!

25 Oktober 2023
jadwal motogp mojok.co
Olah Raga

Info Balapan! Jadwal Lengkap MotoGP 2023, Mandalika Gelar Seri ke-16 di Bulan Oktober

6 Januari 2023
Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin
Video

Dahsyatnya Nasida Ria hingga Koalisi Prabowo-Cak Imin

22 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.