Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Perjuangan Penambang Belerang Kawah Ijen Banyuwangi Demi Baju Lebaran Anak Istri, Puasa-puasa Tetap Naik Turun Gunung Memikul Ratusan Kg Hasil Tambang

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
11 Maret 2024
A A
Penambang Kawah Ijen Tak Puasa Demi Baju Lebaran Anak MOJOK.CO

Ilustrasi penambang di Kawah Ijen rela tak puasa demi baju lebaran anak. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bulan Ramadan menjadi bulan yang membuat penambang belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi berhadapan dengan situasi dilematis. Penambang tersebut sedianya ingin menjalankan ibadah puasa sebagaimana umat Islam pada umumnya, Tapi tuntutan pekerjaan membuatnya sering kali harus meninggalkannya.

***

Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen harus menutup tahun 2023 dan memulai tahun 2024 dengan beragam persoalan, yang lantas membuat wisata andalan Banyuwangi, Jawa Timur tersebut sempat tutup sementara.

Tak hanya itu, setiap Ramadan, bahkan Kawah Ijen memicu persoalan personal bagi beberapa penambang. Ramadan membuat beberapa penambang seperti berhadapan dengan situasi dilema.

Menelan korban

Kawah Ijen menutup Desember 2023 dengan kabar tak menyenangkan, yakni adanya seorang wisatawan yang meninggal dunia setelah mendaki gunung setinggi 2386 tersebut.

Melansir dari Kompas, korban berinisial BJ (64) mendaki Gunung Kawah Ijen pada Sabtu, (30/12/2023) sekira pukul 02.00 WIB, jam-jam ideal jika wisatawan ingin melihat indahnya blue fire.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Pos TWA Kawah Ijen, Sigit Haribowo, BJ sebenarnya mendaki dengan menyewa ojek troli. Akan tetapi, saat tiba di Pos 3, BJ justru terlihat sangat kelelahan. Alhasl, BJ memutuskan turun, juga masih dengan menyewa ojek troli.

Sampai di bawah, BJ pun sempat istirahat di sebuah warung di area Pos Paltuding. Namun, tak lama berselang, pria asal Jakarta itu tak sadarkan diri, sehingga langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat.

“Saat tiba di Puskesmas, BJ meninggal dunia,” jelas Sigit yang kemudian mengetahui bahwa BJ meninggal karena serangan jantung.

Penambang vs wistawan di Kawah Ijen

Mundur sedikit ke belakang, tepatnya pada September 2023, sempat terjadi polemik antara pihak penambang belerang dan pengelola TWA Kawah Ijen, Banyuwangi.

Melansir dari Radar Banyuwangi, PT Candi Ngrimbi selaku pengepul belerang di Kawah Ijen sempat mengeluhkan menurunnya produktivitas belerang dari Kawah Ijen. Alhasil, penambang pun harus menyiram blue fire dengan air.

Tujuannya tidak lain adalah agar sebanyak 60 ton belerang tidak terbakar, sehingga masih bisa diambil oleh para penambang.

Namun, tindakan tersebut sontak saja menuai protes dari para pelaku wisata. Sebab, blue fire sendiri merupakan daya tarik dari Kawah Ijen selain kalderanya yang mempesona.

Sempat ada diskusi antara pihak-pihak tertarik. Sayangnya, masih belum ada solusi konkret atas persoalan tersebut.

Iklan

Menggantungkan hidup di Kawah Ijen

Dari sudut pandang wisatawan, tentu ada perasaan sayang jika capek-capek naik ke Kawah Ijen tapi tak bisa melihat blue fire. Itulah kenapa sampai ada yang harus naik di jam dua pagi demi bisa melihatnya.

Seperti misalnya yang dilakukan oleh BJ sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Karena memang sepenting itulah blue fire bagi para wisatawan.

Namun, lebih dari itu, saya sangat mengerti dengan keputusan yang para penambang ambil: menyiram blue fire demi menjaga produksi belerang. Sebab, saya sendiri sempat bercengkerama dengan beberapa di antara penambang itu yang kemudian saya tulis dalam reportase ini.

Banyak di antara mereka yang pada dasarnya menyadari bahwa bekerja sebagai penambang belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi sangatlah berat. Setiap hari harus naik-turun gunung dengan memikul puluhan hingga ratusan kg belerang.

Hanya saja, mereka tak punya pilihan lain. Pekerjaan lain pernah mereka coba. Akan tetapi, upah yang mereka dapat nyatanya tak sebaik yang mereka peroleh dari hasil menambang.

Dilema menyambut bulan Ramadan

Di antara yang saya ajak berbincang kala itu, Senin, (7/3/2022) adalah Sapurdin. Saat ini usianya berarti sudah 52 tahun. Kami berbincang cukup lama di sebuah warung tak jauh dari Pos IV, sambil menikmati gorengan dan mie instan.

Meski usianya tak lagi muda, Saprudin yang merupakan pria asal Lombok merangkap dua pekerjaan sekaligus di Kawah Ijen, Banyuwangi. Yakni sebagai penambang belerang dan ojek troli.

Penambang Belerang Kawah Ijen MOJOK.CO
Saprudin (52), salah satu penambang di Kawah Ijen. (Aly Reza/Mojok.co)

Jika wisatawan tengah sepi, maka ia akan memilih menambang. Sementara jika wisatwan sedang ramai-ramainya, tentu ia akan memilih menjadi ojek troli.

Sebagai informasi, satu ojek troli ditarik oleh dua sampai tiga orang untuk mengangkut satu penumpang naik atau turun Kawah Ijen. Upahnya berkisah Rp500 ribu sampai Rp800 ribu untuk wisatawan lokal dan bisa sampai Rp1 juta untuk wisatawan mancanegara.

“Ojek troli lebih berat (ketimbang menambang), karena kan harus cepat, Mas. Kalau naik dorongnya harus cepat agar penumpang ini cepat sampai,” jelas Saprudin waktu itu.

“Napas harus kuat. Kalau turun, tangan dan kaki harus kuat juga buat ngerem,” sambungnya.

Meski lebih berat, tapi Saprudin lebih sering menjadi ojek troli karena hasilnya yang lumayan.  Lebih-lebih, setelah lama menjadi penambang belerang, organ dalam Saprudin katanya sudah mulai tak sehat gara-gara sering terpapar asap beracun dari Kawah Ijen.

Menimbang pekerjaannya yang begitu berat, Saprudin mengaku selalu dilema setiap memasuki bulan Ramadan.

“Kalau bulan puasa pengin istirahat di rumah. Tapi kalau istirahat, nggak kerja, ya nanti jatah leberannya dari mana,” keluh Saprudin. Sementara jika ia bekerja naik turun Kawah Ijen, selalu ada kemungkinan puasanya batal di tengah jalan.

Kendati demikian, Saprudin mengaku selalu berniat puasa sejak dari rumah. Kadang kala ia bisa kuat sampai setengah hari. Tapi setelahnya, jika ia benar-benar merasa kehabisan tenaga, dengan terpaksa Saprudin akan membatalkan puasanya: meminta air minum atau bahkan sepotong camilan dari penambang atau ojek troli lain yang ia temui.

“Puasa itu ibadah, kerja demi keluarga katanya kan juga ibadah. Kalau kasusnya kayak saya gini, bagaimana, Mas?” tanya Saprudin yang saat itu tak bisa saya jawab.

Itulah kenapa para penambang belerang itu berani ambil risiko akan mendapat protes karena menyiram blue fire. Belerang adalah sumber kehidupan mereka. Jika produksi berkurang (karena terbakar blue fire), maka hajat hidup para penambang dan keluarganya pun terancam.

Terutama di bulan Ramadan, belerang itu menjadi harapan agar mereka bisa membeli jajanan dan baju baru lebaran untuk anak istri di rumah. Meski di satu satu, ada dari penambang belerang itu yang harus bergumul degan perasaan tak nyaman lantaran harus meninggalkan puasa.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Di Semarang Sarjana Harus Pakai Ijazah SMK untuk Melamar Kerja biar Diterima Perusahaan, Ijazah Kuliah Seolah Tak Laku

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 11 Maret 2024 oleh

Tags: banyuwangikawah ijenojek troli kawah ijenpenambang belerangpilihan redaksiPuasaRamadan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.