ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Kilas Politik

Pengamat: Politik Identitas Tak Lagi Relevan di Pilpres 2024

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
16 Juni 2022
0
A A
ridlwan habib mojok.co

Pengamat intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib (ANTARA/HO-Humas BNPT)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Politik identitas yang melekat pada dua kontestasi pemilu presiden (Pilpres) terakhir dinilai tidak relevan lagi. Pengamat terorisme Universitas Indonesia (UI) menganggap bahwa narasi politik identitas harus ditinggalkan pada Pilpres berikutnya.

“Sudah tidak relevan (politik identitas) untuk Pilpres 2024 nanti. Kenapa? Karena masyarakat sudah makin cerdas. Literasi masyarakat tentang hoaks, berita palsu, berita bohong itu sudah makin baik. Mungkin di 2014 dan 2019 berita hoaks masih bisa dan banyak beredar di WA grup, tapi di 2024 saya tidak yakin,” ujar Ridlwan, Rabu (15/6).

Ridlwan mengungkapkan bahwa keberadaan generasi Z dan milenial yang semakin mendominasi membuat narasi tersebut sulit berkembang. Ia menganggap bahwa dua generasi ini sudah semakin “melek” digital dan unggul dalam literasi. Hal itu membuat mereka bisa memahami mana berita palsu, hoaks, dan bohong.

Politik identitas dalam takaran tertentu masih dianggap wajar. Namun jika narasinya mengarah ke hal yang negatif dan merugikan pihak lain maka perlu ditinggalkan.

“Yang tidak boleh adalah jika menggunakan politik identitas untuk menyalahkan pihak lain di luar kelompoknya, bahkan mengampanyekan khilafah,” ujar Ridlwan dilansir dari Antara.

Dirinya juga menyebut dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, seringkali ditemui oknum berkepentingan yang memanfaatkan isu sentimen agama. Hal ini, menurutnya, mengakibatkan kerukunan, persatuan, kemajemukan, tenggang rasa bangsa tercederai oleh narasi keagamaan yang dipaksakan dalam politik.

Baca Juga:

BAJA AMIN, Badan Pemenangan Anies Baswedan dan Cak Imin MOJOK

Anies dan Cak Imin Perkenalkan Badan Pemenangan AMIN, Siapa Saja Anggotanya?

24 September 2023
Masing-masing kandidat, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sampaikan janji terpilih sebagai presiden di Pemilu 2024 MOJOK.CO

Silakan Ditandai! Ini Deretan Janji Tiga Bacapres Jika Menang di Pemilu 2024

23 September 2023

“Indonesia menganut kebebasan demokrasi, tiap orang boleh berekspresi, itu wajib dijaga, akan tetapi kebebasan berekspresi itu tidak boleh melanggar kebebasan orang lain, nah termasuk dalam hal berpolitik itu tadi,” tutur Ridlwan.

Tidak hanya itu, dia mengingatkan, kondisi adu domba dan polarisasi yang semakin parah di tengah masyarakat Indonesia yang beragam, juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat tentang bangkitnya gerakan-gerakan teror menjelang tahun politik 2024.

“Tindak terorisme sekarang ini sebenarnya sudah dalam tahap minimal, karena kelompok ini di Timur Tengah sudah tidak punya basis dan wilayah serta tidak ada perintah serta fatwa untuk membuat teror. Tapi justru kelompok ini paham bahwa kalau mereka membuat teror, maka masyarakat akan antipati, maka dari itu mereka mengubah strategi menjadi strategi soft,” ujarnya.

Strategi soft atau halus yang dimaksud, yaitu dengan cara konvoi, membagikan selebaran, membuat acara menarik yang tidak menakutkan, tetapi tetap dengan tujuan yang sebenarnya, yaitu untuk mengganti ideologi bangsa.

Ridlwan mengingatkan masyarakat, khususnya aktor politik nasional, untuk tidak mudah terpancing dengan narasi negatif yang dibuat oknum berkepentingan, termasuk narasi khilafah yang dewasa ini ramai diperbincangkan, serta harus bijaksana membalas isu dan narasi yang dikeluarkan oleh kelompok radikal.

“Jadi tidak perlu lah kita menciptakan musuh sendiri. Kecuali ketika mereka melakukan manuver, baru lah direspons. Kalau tidak bermanuver kan semakin baik, apalagi kelompok radikal ini mau berdemokrasi dan berkompetisi itu kan semakin baik bagi Indonesia,” tutur Ridlwan.

Polri Antisipasi Politik Identitas Sejak Dini

Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga telah menyampaikan kesiapannya mengawal Pemilu 2024. Termasuk dalam pencegahan politik identitas dan provokasi.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan Polri akan membentuk satuan tugas (satgas) bersama pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama mencegah politik identitas dengan menguatkan sosialisasi serta pendidikan kampanye politik.

“Polri dan stakeholders terkait bersama dengan KPU, Bawaslu, dan partai politik kontestasi pemilu bersama-sama menyiapkan satgas untuk memberikan sosialisasi, edukasi, literasi bermartabat, menjaga etika, toleransi, modernisasi beragama, dan menjaga persatuan,” kata Dedi saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Senin (13/6).

Polri bakal melakukan sosialisasi dan edukasi dengan membuat forum diskusi terarah dengan melibatkan komponen masyarakat agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan, ujarnya. Upaya sosialisasi dan pendidikan tidak hanya di ranah diskusi tetapi juga di ranah dunia maya dengan membanjiri masyarakat kampanye modernisasi beragam, toleransi, dan menjaga kebinekaan.

“Bersama Kementerian Kominfo dan para penggiat media sosial untuk menyosialisasikan dan mengkampanyekan moderasi beragama, toleransi, dan menjaga kebinekaan,” ujarnya.

Penulis : Hammam Izzuddin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menkes: Juli Puncak Covid Varian BA.4 dan BA.5 dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Terakhir diperbarui pada 16 Juni 2022 oleh

Tags: Pilpres 2024politik identitas
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

BAJA AMIN, Badan Pemenangan Anies Baswedan dan Cak Imin MOJOK
Kotak Suara

Anies dan Cak Imin Perkenalkan Badan Pemenangan AMIN, Siapa Saja Anggotanya?

24 September 2023
Masing-masing kandidat, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sampaikan janji terpilih sebagai presiden di Pemilu 2024 MOJOK.CO
Kotak Suara

Silakan Ditandai! Ini Deretan Janji Tiga Bacapres Jika Menang di Pemilu 2024

23 September 2023
cawapres ganjar pranowo mojok.co
Kotak Suara

Terungkap Kriteria Cawapres Ganjar Pranowo, Salah Satunya Tak Boleh Punya Ambisi Berlebihan

12 September 2023
AHY saat berpidato mojok.co
Kotak Suara

5 Poin Pidato AHY, Ajak Kadernya untuk Move On

4 September 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Pengamat politik UGM, Mada Sukmajati, Jokowi

Reshuffle Ketujuh Kalinya, Pengamat Politik Sebut Jokowi Amankan IKN

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah MOJOK.CO

Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah

23 September 2023
Di Jogja, Militer Mendukung G 30 S Hingga Menggeruduk Kantor Sri Sultan MOJOK.CO

Di Jogja, Militer Mendukung G 30 S hingga Menggeruduk Kantor Sri Sultan

29 September 2023
Trauma Gempa Jogja yang Tak Kunjung Hilang, Seorang Lelaki Tua di Bantul Tak Berani Tidur di Kamar Selama 17 Tahun MOJOK.CO

Trauma Gempa Jogja yang Tak Kunjung Hilang, Seorang Lelaki Tua di Bantul Tak Berani Tidur di Kamar Selama 17 Tahun

28 September 2023
Jurusan IPS SMA.MOJOK.CO

Jurusan IPS SMA Bisa Jadi Apa? Berikut Jurusan Kuliah hingga Prospek Kerjanya

27 September 2023
Hanya di Jogja, Puluhan Orang Ikuti Lomba Tarik Lokomotif MOJOK.CO

Di Jogja Puluhan Orang Ikuti Lomba Tarik Lokomotif Seberat 80 Ton

27 September 2023
Daftar Jurusan Kuliah yang Lulusannya Mudah Dapat Kerjaan MOJOK.CO

Daftar Jurusan Kuliah yang Lulusannya Mudah Dapat Kerjaan

25 September 2023
Kisah Mahasiswa UNY Bertahan Hidup di Jogja Bermodalkan Rp250 Ribu per Bulan MOJOK.CO

Kisah Mahasiswa UNY Bertahan Hidup di Jogja Bermodalkan Rp250 Ribu per Bulan

27 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In