Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Bekas Lokalisasi Kramat Tunggak, Sejarah Jakarta Islamic Center yang Terbakar

Kenia Intan oleh Kenia Intan
20 Oktober 2022
A A
Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten.MOJOK.CO

Ilustrasi - Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kebakaran hebat melanda Masjid Jakarta Islamic Center, Rabu (19/10/2022) sore. Api merobohkan kubah masjid hingga ke lantai dua. Bahkan, puing-puingnya berjatuhan hingga lantai satu masjid.

Sumber kebakaran diduga berasal dari pekerja bangunan yang sedang merenovasi kubah masjid. Pekerja bangunan akan memasang tripleks dengan melelehkan membran menggunakan alat bakar. Percikan api muncul dari alat bakar. Angin yang cukup kencar memperbesar api hingga kubah masjid terbakar.

Besarnya api hingga merobohkan kubah utama itu menyita banyak perhatian. Apalagi Masjid Jakarta Islamic Center menyimpan cerita panjang.

Lokalisasi Kramat Tunggak

Sebelum dibangun menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau Jakarta Islamic Center, lokasi tersebut merupakan bekas lokalisasi Kramat Tunggak. Di sana terdapat sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.

Lokalisasi Kramat Tunggak diinisiasi oleh Ali Sadikin yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ide itu muncul setelah kunjungannya ke Bangkok, Thailand yang terkenal dengan industri seks. Saat kunjungan, Ali melihat tempat-tempat pelacuran di Bangkok yang dilokalisasi.

Lokalisasi Kramat Tunggak dibangun untuk membina pekerja seks yang dulunya bekerja di Pasar Senen, Kramat, dan Pejompongan. Sebelum menjadi Kramat Tunggak, lokasi di sana hanyalah rawa.

Keputusan Ali Sadikin sempat ditentang oleh Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI). Mereka mengartikan langkah tersebut memperbolehkan eksploitasi manusia atas manusia, merendahkan wanita, dan justru menjauhkan kemungkinan rehabilitasi.

Menerima kritikan itu, Ali kemudian membentuk panitia kecil yang melibatkan perwakilan KAWI di dalamnya. Hasil temuan panitia kecil itu adalah lokalisasi dinilai sudah tepat. Lokalisasi bisa mempersempit ruang gerak dengan demikian akan terbina apa yang diharapkan.

Dalam pelaksanaannya, alih-alih menjadi tempat pembinaan, Kramat Tunggak justru menjadi lokasi berkumpulnya para pekerja seks. Sejumlah muncikari justru membujuk para pekerja seks untuk kembali bekerja sebagai penghibur.

Diusulkan Menjadi Pusat Islam

Melansir dari laman resmi Jakarta Islamic Center, penghuni lokalisasi Kramat Tunggak terus bertambah. Pada awal pembukaan di sekitar 1970-an, tercatat ada 300 pekerja seks dengan 76 mucikari. Saat penutupan di sekitar tahun 1999, jumlahnya mencapai 1.615 pekerja seks dengan 258 muncikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar. Kramat Tunggak menjadi lokasi prostitusi terbesar tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.

Ulama dan masyarakat yang resah mendesak agar PKSW Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup. Banyaknya desakan itu ditanggapi dengan adanya penelitian oleh Dinas Sosial DKI Jakarta bersama Universitas Indonesia.

Hasil penelitian merekomendasikan agar lokalisasi itu ditutup. Setahun setelahnya, pada 1998, muncul SK Gubernur DKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial tersebut selambat-lambatnya akhir Desember 1999. Akhirnya pada 31 Desember 1999,  Kramat Tunggak secara resmi ditutup. Selanjutnya, Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lokalisasi Kramat Tunggak.

Muncul berbagai gagasan terhadap bekas lokalisasi Kramat Tunggak seperti dibangun mal dan perkantoran. Akan tetapi, Gubernur H. Sutiyoso memiliki ide untuk membangunnya sebagai Islamic Center.

Setelah melalui konsultasi secara terus-menerus dengan masyarakat, ulama, dan praktisi, master plan pembangunan JIC terwujud. Pada Agustus 2022, dilakukan studi komparasi ke Islamic Center di Mesir, Iran, Inggris, dan Perancis untuk memperkuat ide dan gagasan pembangunan. Di tahun yang sama, juga dirumuskan organisasi dan manajemen JIC.

Iklan

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Klaim Masjid Sunnah dan Gerakan Tidak-tidak: Ndak Boleh Gini, Ndak Boleh Gitu

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2022 oleh

Tags: jakarta islamic centerkebakarankramat tunggaklokalisasiProstitusi
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Sanggrahan Jogja: Dulu Kampung Prostitusi, Kini Jadi Kampung Takwa
Video

Sanggrahan Jogja: Dulu Kampung Prostitusi, Kini Jadi Kampung Wisata

15 November 2024
Warung di atas makam Kembang Kuning Surabaya. MOJOK.CO
Ragam

Menjemput Rezeki di Antara Pusara Kembang Kuning Surabaya

1 November 2024
Cerita ‘Anjelo’ di Jaksel: Dapat 4 Juta Semalam Hasil Antar-Jemput PSK, Tapi Dituduh jadi Simpanan Tante-tante oleh Tetangga.MOJOK.CO
Ragam

Desa Dukuhseti di Pati Pernah Jadi Kampung Pelacuran dan Simpanan Pejabat, Dulu Perempuan Diibaratkan Sepetak Sawah

13 Juni 2024
musala sarkem Jogja.MOJOK.CO
Catatan

Musala di Tengah Sarkem Jogja, Takmirnya Rela Jadi Makmum “Anak Kecil” dan Saksi Pekerja Prostitusi Mengaji

13 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.