ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

The Power of Sinetron Azab dan Mengapa Ia Layak Menang Penghargaan

Herawati Aisha Rara oleh Herawati Aisha Rara
11 Desember 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sinetron azab memenangi penghargaan sebagai salah satu program terfavorit di Panasonic Gobel Awards. Saya punya teori tersendiri kenapa hal ini bisa terjadi.

Lini masa media sosial tak pernah tak ramai dengan perbincangan hangat netizen. Kali ini, meski belum bisa menggeser tajuk utama berupa hiruk pikuk perdebatan copras-capres, terpilihnya sinetron bertema azab sebagai pemenang Panasonic Gobel Awards (PGA) 2018 cukup membuat warga dunia maya—yang rata-rata gemar mencela—terperangah jiwa dan raga.

“Hah?! Yang begituan bisa menang?! Pegimane seh juri? Kayak nggak ada yang laen ajah?!” Mungkin pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang memenuhi otak belia kita. Eh, apa? Belia? Belibet, keleuuss!

Tapi, kalau kita telusuri awal mula terselenggaranya ajang penghargaan insan dan program televisi, tentunya kita nggak perlu kaget-kaget amat melihat fenomena ini.

Dikutip dari Wikipedia, Panasonic Gobel Awards (atau yang dulu bernama Panasonic Awards, sering disingkat PGA) adalah penghargaan tahunan bagi insan dan program televisi terfavorit di Indonesia berdasarkan jajak pendapat yang pertama kali dilakukan oleh tabloid Citra. Acara ini pertama kali ditayangkan di televisi pada 1 Juni 1997 dan telah diselenggarakan hampir setiap tahun sekarang.

Nah, bacalah paragraf di atas berulang-ulang: ada kata “terfavorit”, Bro and Sista. Artinya, konsep penilaian dan pemilihan pemenang dilakukan berdasarkan voting pemirsa. Program dengan jumlah penggemar terbanyak dan rating tertinggi pasti menang.

Tahun ini pun demikian: pemilihan pemenang PGA 2018 ditentukan oleh hasil polling SMS yang berlangsung dalam periode 1-30 November 2018. Jadi jangan berharap ada “pertarungan”  tentang kualitas program televisi di sana.

Dari program penghargaan ini, diketahui pula bahwa sinetron azab yang ditayangkan oleh Indosiar berhasil menyabet gelar jawara di kategori Program Sinetron Nonserial. Ia mempecundangi para pesaingnya, yaitu FTV Pagi (SCTV), Kisah Nyata (Trans7), Pintu Berkah (Indosiar), dan Sinema Indosiar (Indosiar).

By the way, lihatlah bagaimana Indosiar yang dulu berjaya dengan film-film kartun yang unyu-unyu kini telah bermetamorfosis menjadi stasiun televisi penuh drama “religi”. Ya, ya, ya, rating memang kejam, Saudaraku!!!!11!!!

Dilihat dari para pesaingnya saja, sudah jelas bahwa tema azab memang tak ada lawan. Pemirsa sudah tak lagi tertarik dengan sinetron cinta-cintaan macam FTV yang ending-nya mudah ditebak. “Lah, memangnya sinetron azab ending-nya nggak gampang ditebak, Mbak?” Ya, sama sih; justru lebih gampang malah. Baru nonton 5 menit juga kita pasti sudah tahu siapa yang di akhir cerita bakal kena azab! Hehehe.

Terus, kenapa sinetron azab lebih difavoritkan? Berikut hasil investigasi saya sebagai ibu rumah tangga profesional (halah):

1. Ending yang Mudah Ditebak

Ini sudah saya jelaskan di atas. Kami, sebagai ibu-ibu, sungguh dimanjakan dengan alur cerita sinetron azab yang sederhana dan gitu-gitu aja. Tanpa perlu repot-repot mikir dan stay tune di depan layar kaca—disambi menyetrika, nyapu atau jalan bolak-balik ngecek masakan di dapur, kami sudah bisa tahu dan haqqul yakin mana tokoh protagonis dan mana tokoh antagonis yang bakal kena azab di akhir cerita.

Nggak ada tuh masa-masa kami disuruh nebak-nebak siapa yang jahat sampai ruwet dan merengut seperti dalam sinema Br*ta. Atau dibikin bingung dan penasaran sama ending cerita seperti film M*rlina yang kisahnya soal membunuh orang dalam 4 babak itu. Santai pokoknya, nggak nambahin stres dan beban pikiran!

2. Ending yang Bikin Penasaran

“Loh, gimana sih, Mbak? Tadi katanya ending sinetron azab gampang ketebak?!”

Kalem, Gan. Maksud saya, ending yang bikin penasaran itu adalah bagaimana cara Pak Sutradara memvisualisasikan azab yang diperoleh tokoh antagonis berdasarkan judul sinetron. Contohnya, ya, kisah mandor yang curang, terus mayatnya tenggelam di cor-coran itu. Mana mungkin awalnya kita mengira kalau sebelum kena cor-coran, jenazah bakal terlempar dan diputar-putar dulu dalam molen dengan durasi hampir semenit??? Epic banget, kan???

3. Pemeran yang Eksklusif dan Nggak Pasaran

Para pemeran sinetron azab didominasi oleh wajah-wajah baru dalam dunia perfilman yang rata-rata belum kita lihat di sinetron manapun, kecuali di “rentetan” sinetron azab itu sendiri. Jadi, begitu kita lihat mukanya, kita sudah tahu bahwa kita sedang menonton sinetron azab, bukan Brama Kumbara atau Misteri Gunung Merapi.

Apa? Sama aja, ya? Ya sudah, sih, iya-in aja!

Wajah-wajah pemerannya itu khas, mylov: nggak pasaran dan konsisten, serta istiqomah di genre ini. Mereka-mereka ini tidak seperti Dian, Agnes, Meriam, Bella, Nay dan Chaca yang sukanya gonta-ganti peran di banyak sinteron. Soalnya, di kalangan sinetron azab, kalau sejak awal kamu mendapat peran satpam, ya hampir di setiap sinetron kamu bakal terus jadi satpam. Ini berlaku juga untuk peran pembantu, marbot masjid, tukang gali kubur, sampai istri yang teraniaya dan suami yang tukang selingkuh atau diselingkuhi. Jarang sekali mereka berganti-ganti peran. Setia pokoknya, nggak kayak mantan pacarmu itu.

Nggak percaya? Nonton sendiri, gih!

4. Jam Tayang yang Fleksibel

Sinetron azab ini sebenarnya punya jam tayang utama, yaitu hari Senin sampai Sabtu pukul 17.00 dan 18.30. Namun, jangan khawatir—kapan saja kamu klik stasiun televisi yang menayangkannya, baik pagi, siang atau malam-malam di kala sunyi sepi sendiri dan kamu nggak bisa bobo bagaikan jomblo, kamu akan mudah menemukan sinetron bergenre ini untuk ditonton dengan khusyuk.

5. Horor yang Pilah-pilih

Sinetron bertema azab ini bisa jadi dianggap horor bagi kamu-kamu yang pernah melakukan “dosa” yang sama seperti tokoh antagonis di sinetron, sekalipun kamu sudah bertaubat dan mengubah gaya hidup lama.

Tapi, kalau dipikir-pikir, kamu bisa lega. Pasalnya, di sinetron, kalau sudah taubat, ya tokohnya tidak kena azab. Insyaallah, kamu pun begitu: bukan kamu yang bakal kena azab. Eh, tapi itu kan di sinetron ya, nggak tahu kalau di dunia nyata. Apalagi, katanya, orang yang taubatnya nggak sungguh-sungguh itu hidupnya bakal lebih menderita. Horor, gaes!

Bagaimanapun, sinetron bertema azab ini bisa membahagiakan kita-kita yang pernah tersakiti hatinya oleh orang-orang yang melakukan “dosa” yang sama dengan tokoh antagonis di sinetron tersebut. Alhasil, dalam hati kecil—sadar atau tidak sadar—bisa jadi kita malah ikut-ikutan nyumpahin agar orang tersebut kena azab yang sama.

Duh, ngeri. Tapi, ya, gimana… lah wong orangnya ngeselin!

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: HororPanasonic Gobel Awardspenghargaan terfavoritsinema IndosiarSinetronsinetron azab
Iklan
Herawati Aisha Rara

Herawati Aisha Rara

Artikel Terkait

Makam-makam di Kampung Peneleh Surabaya. MOJOK.CO
Kilas

Jejak Makam yang “Berceceran” di Gang-gang Kampung Peneleh Surabaya

12 November 2024
Villa Putih Kaliurang di Jogja terkenal angker. MOJOK.CO
Ragam

Villa Putih Kaliurang Harusnya Jadi Cagar Budaya, Malah Dinistakan Jadi Rumah Angker

11 November 2024
Bukan Demit, Catcalling Adalah Horor Tanpa Hantu Bagi Perempuan yang Melintas di Jembatan Merah Gejayan Jogja,mojok.co
Ragam

Bukan Demit, Catcalling Adalah Horor Tanpa Hantu Bagi Perempuan yang Melintas di Jembatan Merah Gejayan Jogja

4 Maret 2024
Kiprah Whani Darmawan dari Pemain Teater hingga Jadi Aktor Andalan Sutradara Kondang - PutCast Mojok
Movi

Kiprah Whani Darmawan dari Pemain Teater hingga Jadi Aktor Andalan Sutradara Kondang

10 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
sandiaga

Kalau Prabowo-Sandiaga Menang, Itu Karena Sandiaganya, Bukan Prabowonya

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Cak Nun dan Komunitas Maiyah: Ruang Belajar dan Harapan yang Tak Pernah Padam | Semenjana Eps. 13

Cak Nun dan Komunitas Maiyah: Ruang Belajar dan Harapan yang Tak Pernah Padam | Semenjana Eps. 13

12 Mei 2025
Xpander Disayang Dunia, Nissan Livina Hidupnya Semakin Merana MOJOK.CO

Xpander vs Nissan Livina: Anak Kembar Beda Nasib karena Xpander Disayang dan Lebih Nyaman, Nissan Livina Hidup Merana

12 Mei 2025
Pengobatan gratis di Candi Borobudur dalam perayaan waisak. MOJOK.CO

Cerita Jemu Memboyong Ibu Usia 102 Tahun untuk Dapat Layanan Pengobatan Gratis di Candi Borobudur

11 Mei 2025
Paus Leo XIV, Sarjana Matematika Memimpin Umat Katolik MOJOK.CO

Habemus Papam! Kisah Paus Leo XIV Sarjana Matematika yang Akan Memimpin Umat Katolik di Masa Kritis

9 Mei 2025
Nasib sial saat kerja di Cilandak Jakarta Selatan (Jaksel). Gaji buat kredit motor malah hilang MOJOK.CO

Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi “Tak Aman”, Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan

14 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.