ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Teruntuk Arman Dhani, From PNS with Love

Rikian Wirantoputri oleh Rikian Wirantoputri
10 Desember 2014
0
A A
Teruntuk Arman Dhani, From PNS with Love

Teruntuk Arman Dhani, From PNS with Love

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp
Dear Kak Dhani yang saat kita berkenalan dulu nama akun fesbuknya masih Mentari Putra Harapan,

Membaca artikel mengenai singkong rebus dan zuma dalam lingkaran peradaban PNS kontemporer yang Kak Dhani tulis—dan seperti biasa, menjadi traffic booster mojok.co, saya merasa memiliki kewajiban moral untuk ikut tenar memberi pandangan lain dari sarkasme yang dirayakan dari korps saya. Tapi apalah saya ini, Kak, 400 dari 500 follower saya pun didapat dari hasil promosi Kakak atas twit saya yang dhaif.

Saya tidak hendak menampik citra berkezumaan yang Kak Dhani sorot dari senior PNS. Justru saya hendak mengajak Kak Dhani merenung bahwa digital divide itu nyata adanya. Sementara Kak Dhani sambil menulis berita, googling mencari tema untuk kultwit sejarah Syiah, di kelurahan Kak Dhani masih ada  bapak-bapak yang senantiasa dicurangi komputer, kalah cepat membidik bola.

Sebagai selebtwat yang memiliki ketertarikan pada isu HAM dan keadilan sosial, plis dong, Kak, bikin pelatihan tips dan trik pemberdayaan internet untuk PNS yang memang punya kewajiban dan legitimasi dalam penyebaran informasi. Kalau bisa juga, mbok ya diajarkan kiat wirausaha online, supaya bisa jadi buzzer sepatu  tupperware yang laris. Itu tupoksimu sebagai selebtwat lho, Kak.

Kak Dhani yang kini jarang makan siang dengan Kak Nuran Wibisono karena sibuk membalas mensyen dedek-dedek gemes di dunia maya hingga membuat Nuran curhat galau di pelukan pacar saya,

Saya juga tidak ingin sok suci menyebut PNS yang habis mengisi presensi di ruangan langsung tancap isi perut di kantin, belanja di pasar, jenguk kolega yang melahirkan, sebagai oknum. Lha wong saya nggak pernah menginisiasi kajian kuantitatif perbandingan PNS  santai dan PNS maniak kerja berdedikasi.

Saya cuma mau curhat aja di sini, ya kayak mantan yang playing victim, bahwa niat saya setiap pagi untuk bisa pulang tepat pukul 16.30 seperti yang diinstruksikan Inspektur Jenderal selalu GAGAL. Hanya dengan ditraktir sebungkus nasi goreng oleh direktur habis salat magrib, saya harus menggadaikan waktu pacaran saya yang tak jarang hingga larut malam, untuk sesuatu yang disenangi sebagian pekerja swasta sebagai tambahan penghasilan dan kesempatan donlot film sepuasnya: LEMBUR.

Baca Juga:

2 Pelanggaran Berat PNS yang Membuat Mereka Masuk Blacklist MOJOK.CO

Pelanggaran Red Flag yang Dilakukan oleh PNS dan Gimmick Blacklist di Dunia Kerja yang Nggak Efektif

23 Agustus 2023
Cerita Beratnya Menjadi CPNS, Gaji Nyaris Tidak Cukup Penuhi Kebutuhan. MOJOK.CO

Cerita Beratnya Menjadi CPNS, Gaji Nyaris Tidak Cukup Penuhi Kebutuhan

15 Mei 2023

Kak Dhani yang telah menyadari bahwa perbedaan agama dalam percintaan butuh pengertian agar tak senantiasa menyakitkan,

Dalam hemat saya yang sedang mengkredit apartemen supaya bisa tinggal dekat dengan kantor demi menghindari kemacetan Jakarta siaga dipanggil atasan, Kak Dhani seyogyanya perlu menyadari bahwa potret ironi antara PNS yang banyak dicibir dan PNS yang saya jalani juga kerap terjadi pada karyawan perusahaan swasta dan BUMN, buzzer dan LSM, tokoh politik dan mama-mama Dharma Wanita.  Ya namanya juga bakat dagang, Kak. Sechara, Indonesia digadang-gadang sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara. Belum lagi, teknologi Hay Day—yang kata pacar saya acap dimainkan wartawan saat doorstop dengan menteri—belum terintegrasi ke Pentium 3 di kantor kecamatan. Ya, Kak Dhani juga sih, cuma menyorot teladan dari PNS hanya karena Kakak merasa membayarkan gajinya padahal SPT Tahunan juga pengennya Kakak nihilkan.

Kak Dhani yang, “Siapa suruh banyak sepik-sepik cewek di TL sampai akhirnya aku memilih pria lain yang juga berperut buncit?”

Mau kata dicibir banyak kalangan dengan stereotype ke-PNS-PNS-an dan kenyataan sesungguhnya bahwa menjadi PNS tak seindah himbauan Bu Susi untuk pulang pukul 15.00, saya selalu menyenangi dan menikmati pekerjaan saya. Meski gaji saya saat ini tak seberapa kalau dihabiskan untuk membeli mantel di HnM, apalagi waktu belum terima rapelan 80% gaji di setengah tahun pertama jadi diplomat, saya tetap menyelesaikan tugas saya se-enggak-catchy-apapun-nilainya-di-mata-orang-awam-dan-dihujat-pula.

Saya ngga mau sok iye juga dengan mengatakan ini adalah nasionalisme. Saya bekerja karena saya memang menganggap pekerjaan saya adalah cita-cita yang ingin saya hidupkan. Sama seperti Kak Dhani yang bercita-cita untuk hidup dari menulis dan tak pantang mengajak ribut segala yang bisa diajak ribut. Kak Dhani tentu sudah tahu resiko pilihan pekerjaan Kakak bahwa dibalik puluhan ribu followers yang terjaring, ada juga sentimen, “Ah cari sensasi loooo!” Padahal Kak Dhani ngetwit tanpa pamrih demi menyuarakan suara minoritas.

Kak Dhani, seribu ikan di lautan tak semua bisa dikeruk bangsa ini, begitu pula dialog kita soal PNS yang takkan usai meski tesis dan antitesis, bahkan sampai disertasi kita gelontorkan. Maklum, menyelesaikan skripsi saja sulit.

Sampai Jonru jadi Menlu, saya bisa bilang saya kerja, sementara Kak Dhani beserta oknum rakyat Indonesia lain merasa SK PNS kami sebatas kertas jaminan judi Zuma. Tapi, Kak, plis, saya cuma mau curhat lagi, sumpah deh kinerja saya sudah 34568689% tapi bahkan kementerian sebelah belum juga menaikkan starting grade tunjangan kinerja instansi saya.

Tanpa perlu dihimbau untuk hidup sederhana, Tappa BNI saya sudah menjadi saksi bahwa kami harus pintar-pintar mengatur keuangan. Mengimplementasikan himbauan mengonsumsi ubi rebus, saya akan kawal hingga Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya, khususnya pagu paket meeting, diperbarui. Soal undangan pernikahan, saya janji nggak bakal undang unsur mantan dari kedua pihak, Kak! Sumpah. Semua demi stabilitas perasaan kesederhanaan yang riil, bukan sekadar kelihatan kerja di mata Presiden dan bangsa Indonesia.

Tabique.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: PNSSingkongZuma
Rikian Wirantoputri

Rikian Wirantoputri

Artikel Terkait

2 Pelanggaran Berat PNS yang Membuat Mereka Masuk Blacklist MOJOK.CO
Esai

Pelanggaran Red Flag yang Dilakukan oleh PNS dan Gimmick Blacklist di Dunia Kerja yang Nggak Efektif

23 Agustus 2023
Cerita Beratnya Menjadi CPNS, Gaji Nyaris Tidak Cukup Penuhi Kebutuhan. MOJOK.CO
Kilas

Cerita Beratnya Menjadi CPNS, Gaji Nyaris Tidak Cukup Penuhi Kebutuhan

15 Mei 2023
ASN Udah Boleh WFA, Swasta Budak Korporat Masak Nggak Cemburu MOJOK.CO
Esai

ASN Udah Boleh WFA, Swasta Budak Korporat Masak Nggak Cemburu

24 April 2023
sekolah kedinasan mojok.co
Pendidikan

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Tipe Kekasih dan Gebetan Berdasarkan Cara Membuat Indomie

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Sejarah Jalur Pantura, Ada Sejak Mataram Islam yang Tumbalkan Nyawa Ribuan Pribumi di Masa Belanda MOJOK.CO

Sejarah Jalur Pantura, Ada Sejak Mataram Islam yang Tumbalkan Nyawa Ribuan Pribumi di Masa Belanda

24 September 2023
POCO Hadir di Yogyakarta, Dorong Anak Muda Buat Berani, Berbeda, dan Mendobrak! MOJOK.CO

POCO Hadir di Yogyakarta, Dorong Anak Muda Buat Berani, Berbeda, dan Mendobrak!

23 September 2023
Universitas Bunda Mulia Bisa Jadi Alternatif Kuliah di Jakarta MOJOK

Universitas Bunda Mulia Ranking 22 di Jakarta, Bisa Jadi Alternatif Kuliah di Ibu Kota

24 September 2023
Berkat Cara Ini Aku Berhasil Berhenti Judi Slot MOJOK.CO

Semalam Menang Judi Slot Rp17 Juta, tapi Aku Pilih Berhenti Selamanya

24 September 2023
Mengunjungi Lubang Buaya Jogja di Condongcatur, Tempat Dua Jenazah Tentara Ditemukan MOJOK.CO

Mengunjungi Lubang Buaya Jogja di Condongcatur, Tempat Dua Jenazah Tentara Ditemukan

27 September 2023
Sisi Gelap Dunia Pesantren dari Mairil hingga Maling Kutang

Sisi Gelap Pondok Pesantren, dari Maling Kutang hingga Menyukai Sesama Jenis

26 September 2023
Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Bukti Kalau PSI Rapuh MOJOK.CO

Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Bukti Kalau PSI Rapuh

28 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In