Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Surat Terbuka dari Seorang Dosen untuk Pidi Baiq

Syaiful Bahri oleh Syaiful Bahri
28 Januari 2018
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Menjadi Dilan itu berat, kamu nggak akan kuat. Biar Iqbal Kang Pidi saja.”

Kang Pidi Baiq, kumaha, damang? Semoga Kang Pidi selalu sehat, damai, dan sejahtera. Sebelum saya tuliskan uneg-uneg di kepala, saya ucapkan selamat atas dirilisnya film Dilan di biskop. Semoga penontonnya dapat mengalahkan film Fahri, ya, Kang.

Perkenalkan, saya adalah salah satu korban dari tokoh Dilan yang Kang Pidi ciptakan. Karakter Dilan tersebut, telah membuat imajinasi mahasiswa saya semakin liar. Untuk itu, dalam surat terbuka ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal kepada Kang Pidi.

Kang Pidi, gara-gara Dilan, mahasiswa saya mulai menganggap segala sesuatu menjadi berat.

Bukan hanya rindu yang berat, Kang. Tapi tugas dan nulis skripsi pun sudah mereka anggap berat. Parahnya, mereka berandai-andai jika Dilan jadi dosennya kemudian datang dan berkata: “Jangan ngerjain skripsi, skripsi itu berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja.”

Selain itu, Kang, gara-gara Dilan, tipe dosen idaman di mata mahasiswa sudah mulai bergeser. Dosen idaman bukan lagi orang yang mempunyai kapabilitas intelektual yang mumpuni dan saat menjelaskan materi kuliah mudah dipahami. Tapi dosen idaman mahasiswa saat ini adalah orang yang siap mengambil alih tugas mereka sebagai mahasiswa, meski itu hanya dalam bentuk kata-kata.

Kang Pidi, tokoh Dilan yang sampean ciptakan, telah menjebak mahasiswa saya pada dunia imajinasi. Membayangkan Dilan jadi dosen mereka, telah merenggut harapan saya menjadi dosen idaman di mata mereka. Padahal, sampai kapanpun, saya tak bisa dan tak mau menjadi Dilan. Bukan karena apa. Dilan suka Milea, sedang saya suka Isyana. Eh.

Tapi, Kang, saya sangat berterima kasih kepada sampean yang telah menghadirkan sosok Dilan ke dunia ini. Semenjak kehadiran Dilan, standar mahasiswi saya dalam memilih gebetan pun sudah mulai bergeser. Dan Fahri tidak lagi menjadi satu-satunya tipe laki-laki idaman.

Sejak film Ayat-ayat cinta tayang di biskop, sosok Fahri benar-benar menjadi idaman bagi perempuan, termasuk mahasiswi di kampus saya. Tak sedikit dari mahasiswi saya yang mengidamkan bertemu dengan lelaki seperti Fahri. Di mata mereka, sosok lelaki idaman adalah orang yang religius, pinter, dan jadi dosen sukses di luar negeri.

Tapi, saat ini, berkat sosok Dilan yang Kang Pidi hadirkan, sosok lelaki idaman tak lagi berada pada orang yang tampil sempurna dalam beragama. Lelaki idaman ya seperti sosok Dilan, yang suka gombal dan slengean. Plus sering membuat baper wanita dengan kata-kata mempesona. Pokoknya, habis Fahri, terbitlah Dilan.

Kenyataan ini patut saya syukuri, Kang. Dengan kehadiran Dilan, sosok lelaki sempurna sudah tak lagi bertumpu pada satu orang saja. Perbedaan karakter antara Fahri dan Dilan telah menyadarkan mahasiswi saya bahwa memang begitulah kenyataan di dunia. Lelaki diciptakan oleh Tuhan dengan banyak karakter dan kepribadian.

Saat ini, mereka sudah mulai sadar bahwa bukan Fahri saja yang sosoknya sempurna. Dan sebuah kesempurnaan tidak hanya dilihat dari satu sisi saja, agama misalnya. Sebab, sebagaimana yang diajarkan dalam agama, di dunia ini tak ada yang sempurna. Pada hakikatnya, kesempurnaan hanyalah kekurangan yang diterima dengan lapang dada.

Kang, selain menganggap segala sesuatu menjadi berat, gara-gara Dilan, mahasiswa saya mulai memberi harapan palsu. Ucapan Dilan pada Milea ini: “Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Nggak tau kalau sore. Tunggu saja,” telah menginspirasi mereka untuk berkata, “Pak, sebenarnya saya mau bimbingan, tapi lagi males. Nggak tau kalau minggu depan. Tunggu saja.” Atau, “Pak, mata kuliah Bapak sebenarnya menarik, tapi saya belum tertarik mengambilnya. Nggak tau kalau semester depan. Tunggu saja.” Coba bayangkan jika sampean yang digituin. Itu mungkin yang namanya luka tidak berdarah, Kang. Sakit. Sakitnya bukan hanya di sini, tapi juga di sana.

Kalimat Kang Pidi yang diucapkan lewat tokoh Dilan, dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh mahasiswa saya. Tanpa perlu menjelaskan di power point, kalimat itu mudah diserap dan dipraktikkan oleh mereka. Sementara materi kuliah yang selama ini saya jelaskan sampai berbusa-busa, sepertinya kok ya sulit dicerna. Apa saya harus jadi Dilan untuk memahamkan mereka? Tapi ya itu, ubah dulu Milea dengan Isyana, baru saya bisa.

Ya sudah, Kang. Demikian surat terbuka ini saya tulis untuk Kang Pidi. Saya berharap,  mahasiswi saya tidak lagi berimajinasi Dilan jadi dosennya. Biarkan Dilan menjadi tokoh yang dinikmati dalam dunia angan-angan, bukan untuk diwujudkan dalam kenyataan. Sebab, jika mereka tetap berimajinasi seperti itu, dengan berat hati saya akan meninggalkan dunia persilatan.

Salam hormat dari saya, penyuka sepak bola dan Isyana yang kebetulan mengajar di kampus agama.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2018 oleh

Tags: dilanDosenfahrimileaPidi Baiq
Iklan
Syaiful Bahri

Syaiful Bahri

Artikel Terkait

Mahasiswa baru kesel hadapi dosen tua MOJOK.CO
Kampus

Serba Salah Mahasiswa Hadapi Dosen Tua Kolot: Bikin Tugas Bagus Dituduh Plagiat kalau Jelek Dicap Goblok, Cuma Mau Benar Sendiri

8 Juni 2025
dosen, lulusan s3, jogja.MOJOK.CO
Kampus

Mahal-mahal Bayar Kuliah sampai S3 tapi Menolak Jadi Dosen karena Tahu Sisi Gelap Dunia Pendidikan di Jogja

5 Mei 2025
Mprop Picoez: Inti Ilmu Pengetahuan Ada Dua, Terus Membaca dan Tidak Berhenti Bertanya
Movi

Mprop Picoez: Inti Ilmu Pengetahuan Ada Dua, Terus Membaca dan Tidak Berhenti Bertanya

27 Oktober 2024
Kenapa Sih Dosen Pembimbing Cenderung Mempersulit Mahasiswa?
Movi

Kenapa Sih Dosen Pembimbing Cenderung Mempersulit Mahasiswa?

22 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertandingan sepak bola putri di Jogja dalam laga MLSC. MOJOK.CO

Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari

19 Juni 2025
Pemuda Jogja bisa kerja dengan gaji senilai perusahaan Amerika Serikat. MOJOK.COA

Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat

20 Juni 2025
Sri 'Itut' Hastuti melatih dengan hati. MOJOK.CO

Sri Hastuti, Pelatih Sepak Bola Putri yang Melatih dengan Hati

17 Juni 2025
Anaknya Ceweknya Punya Bakat, Jadi Rebutan Klub Sepak Bola, tapi Ayahnya Larang Nonton di Stadion MOJOK.CO

Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

20 Juni 2025
Tinggalkan Probolinggo untuk kerja di Korea Selatan demi bantu Ibu. Dapat cuan gede malah dituduh tetangga jual diri MOJOK.CO

Nekat Kerja di Korea Selatan demi Bantu Ibu, Dapat Cuan Gede Malah Dituduh Tetangga Jual Diri hingga Tak Mau Pulang Lagi

17 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.