Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Pidato Nadiem Makarim “Gelar Bukan Segalanya” Ditujukan ke Siapa Sih?

Erwin Setia oleh Erwin Setia
10 Desember 2019
0
A A
pidato nadiem makarim gelar bukan segalanya menteri ketenagakerjaan mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO –  Mas Nadiem Makarim, soal begituan mah semua mahasiswa juga udah tahu. Tapi pas mau masuk kerja kan, syaratnya selalu bawa-bawa gelar. Ada gitu tes masuk Indomaret disuruh simulasi jadi kasir dan ngitung stok barang?

Kalau dalam 100 hari Kabinet Indonesia Maju ada pemilihan menteri yang paling mahir berkata-kata, rasanya bakal muncul calon tunggal Nadiem Makarim. Belum genap dua bulan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pendiri Gojek, perusahaan teknologi yang “menyiksa” para “mitra”-nya karena sejumlah aturan kurang manusiawi sukses membuat banyak orang tak lagi pengangguran itu sudah membuat banyak orang terpana karena kata-katanya.

Mirip Anies Baswedan ketika menjadi menteri pendidikan. Nadiem memukau pemirsa mulai dari pidato aduhainya ketika Hari Guru Nasional, wacananya menghapus Ujian Nasional, hingga yang terbaru, kata-katanya yang menyiratkan bahwa gelar pendidikan bukan segalanya.

Rasanya seperti melihat secercah harapan ketika Nadiem bilang, “Saat ini Indonesia sedang memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi.” Bahwa gelar bukan segalanya. Bahwa kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya. Bahwa akreditasi tidak menjamin mutu. Bahwa masuk kelas tidak menjamin belajar.

Tapi alih-alih gembira dan bersujud syukur, saya lebih memilih bertanya-tanya, “Yakin, nih, Mas Menteri?”

Pelajar mahasiswa udah khatam kok kalau gelar bukan segalanya. Ada kalanya temen yang paling pinter di kelas, justru cupu saat disuruh berkarya. Mereka juga ngerti, kemampuan survival di masyarakat tidak ditentukan oleh angka IPK.

Masalahnya, kenyataan dunia kerja tidak seperti itu.

Nadiem Makarim boleh mengatakan “gelar tidak menjamin kompetensi” atau “kelulusan bukan jaminan kesiapan berkarya”, tapi rata-rata lowongan kerja masih mencantumkan gelar dan pendidikan minimal sebagai syarat. Orang tua juga masih menuntut anak-anak mereka meraih gelar setinggi-tingginya, membuat mahasiswa-mahasiswa drop out dihantui perasaan bersalah seumur hidup. Belum lagi calon mertua yang bakal menolak mentah-mentah calon menantu yang cuma “lulusan SMA” atau lebih rendah dari itu.

Mungkin ada sib bos yang bisa takluk dengan omongan, “Saya memang enggak punya ijazah formal, Pak. Tapi saya punya skill. Kompetensi. Asal Bapak Bos tahu, yang penting itu kompetensi, bukan gelar. Itu kata Pak Nadiem, Mendikbud kita.” Tapi seberapa banyak bos seperti itu, mungkin masih lebih banyak pemilik Lamborghini di Surabaya.

Nah, karena itu, ada baiknya Mas Menteri tidak menjadikan cara pandang gelar bukan segalanya ini jargon belaka. Bukan hanya jadi ocehan yang dicatat wartawan, terus terlupakan. Kami sudah lelah dengan omong kosong, Mas Menteri.

Nadiem, misalnya, bisa minta ke Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk membantu agar kata-kata itu jadi lebih bermakna. Nadiem bisa berdiskusi dengan Ida untuk merancang peraturan baru soal syarat penerimaan kerja. Serukan tuh ke pengusaha-pengusaha di seluruh Indonesia untuk mengubah syarat lowongan kerja. Ganti syarat “lulusan S1 minimal IPK 3.00” dan semacamnya dengan hal yang lebih riil. Bisa install ulang Windows, misalnya. Atau pernah bikin postingan dengan like di atas 1K. Konkret.

Selain itu, Mas Menteri juga bisa bikin pidato khusus yang disiarkan serempak di semua stasiun televisi. Pidato yang boleh Mas Menteri juduli “Seruan untuk Para Orang Tua di Seluruh Indonesia demi Kemajuan Pendidikan Kita”.

Dalam pidato itu, Nadiem Makarim bisa menyampaikan propaganda agar para orang tua tak lagi menekankan prinsip kuno bahwa gelar pendidikan di atas segala-galanya. Boleh deh Mas Menteri ulangin secara terus-menerus kredo “gelar bukan segalanya, tapi kompetensilah yang terpenting” dalam pidato tersebut. Mas Menteri harus bisa meyakinkan para orang tua untuk mengubah mindset mereka mengenai hakikat pendidikan.

Nah, kalau Mas Menteri sudah bisa bekerja sama dengan Menaker dan meyakinkan para orang tua se-Indonesia, barulah kita bisa berharap lebih banyak. Tentu, kalau hal-hal itu terwujud, kami tak akan segan-segan membangun monumen khusus buat Mas Menteri. Kami juga tidak akan ragu untuk meletakkan nama Nadiem Makarim sebagai salah satu menteri terhebat yang pernah NKRI “price die” miliki.

Soalnya, FYI aja nih, mayoritas orang Indonesia bukan anak orang kaya atau lulusan sekolah mentereng seperti Mas Menteri. Jadi, bagaimanapun, ide “gelar bukan segalanya” tetap belum bisa kami yakini sepenuhnya. Sebab sejauh ini, gelar, nilai ijazah, dan “orang dalam” memang masih segalanya.

BACA JUGA Sekolah Tinggi-tinggi demi Masa Depan yang Haha Hihi atau esai ERWIN SETIA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2019 oleh

Tags: gelar sarjanalowongan kerjaMahasiswaNadiem Makarim
Iklan
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tinggal di Bekasi. Aktif menulis cerita pendek dan esai.

Artikel Terkait

Nelangsa lulusan universitas (sarjana) susah cari kerja alias jadi pengangguran. Bapak minta ganti rugi karena udah keluar uang banyak semasa kuliah MOJOK.CO
Ragam

Lulusan Universitas Jadi Sarjana Pengangguran, Langsung Dituntut Bapak Ganti Rugi Biaya Besar Semasa Kuliah sampai Hidup Kebingungan

3 Juli 2025
Demi turuti anak kejar gelar sarjana orangtua rela hidup dalam pura-pura. Dari pura-pura sanggung bayar UKT dan kiriman uang bulanan hingga sembunyikan kesepian MOJOK.CO
Catatan

Demi Turuti Anak Jadi Sarjana Orangtua Rela Hidup dalam Pura-pura, Pura-pura Sanggup Bayar UKT dan Sembunyikan Banyak Kepedihan

25 Juni 2025
Saat anak jadi mahasiswa: riang menanti kiriman uang bulanan dan jatah UKT, sementara bapak tertekan MOJOK.CO
Ragam

Anak Kuliah Enteng Minta Jatah UKT dan Kiriman Bulanan Tiap Saat, Bapak Hanya Bisa Sok Berduit padahal Tertekan

23 Juni 2025
Perjuangan ibu hingga antar anak jadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), jadi pembuktian untuk ayah yang telah meninggalkan keluarga MOJOK.CO
Kampus

Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga

21 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

JVWF 2025 Music Fest Hadirkan Sheila On 7, Catat Tanggal Main dan Rangkaian Acaranya.MOJOK.CO

JVWF Music Fest 2025 Hadirkan Sheila On 7, Catat Tanggal Main dan Rangkaian Acaranya

5 Juli 2025
pertama naik gunung Mebabu via thekelan, belajar dari youtube. MOJOK.CO

Nyaris Celaka Saat Pertama Kali Mendaki ke Merbabu, “Terjebak” Berjam-jam di Tengah Gunung karena Ikuti Tutorial Youtube

4 Juli 2025
Magelang Bikin Saya Gagal Diet karena Terlalu Banyak Makanan Enak

Magelang Bikin Saya Gagal Diet karena Terlalu Banyak Makanan Enak

7 Juli 2025
Pemerintah Kota Yogyakarta tambah Tempat Khusus Merokok demi wujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Malioboro MOJOK.CO

Jangan Lagi Merokok Sembarangan di Malioboro karena Tersedia Banyak Tempat Khusus Merokok, Ada Spot Enjoy untuk Nikmati Suasana Jalan

3 Juli 2025
Jadi awak kapal feri sombongkan label kerja pelayaran ke tetangga dengan gaji besar, berakhir jadi pecundang MOJOK.CO

Sombong Kerja Pelayaran di Kapal Feri, Sok Gagah dan Pamer Gaji Besar ke Tetangga Malah Jadi Menderita

6 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.