ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Merasa Kualat Belajar Bahasa Prancis yang Mbulet dari Penutur Aslinya

Bachtiar W. Mutaqin oleh Bachtiar W. Mutaqin
1 April 2021
0
A A
Merasa Kualat Belajar Bahasa Prancis yang Mbulet dari Penutur Aslinya

Merasa Kualat Belajar Bahasa Prancis yang Mbulet dari Penutur Aslinya

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Mengaku belajar bahasa Prancis masih tipis-tipis, pria ini nekat berangkat sekolah ke Paris. Langsung ketemu penutur aslinya.

Sepertinya saya ini sudah kualat sama guru SMA saya waktu belajar bahasa Prancis. Sepuluh tahun berlalu semenjak terakhir kalinya saya mempelajari bahasa sialan ini, datanglah hari pembalasan ketika saya ditugaskan untuk melanjutkan sekolah di Paris.

Perbuatan menyepelekan materi dan sering bolos pun terbayar lunas ketika saya terpaksa mengambil kelas intensif belajar bahasa Prancis. Empat jam sehari, Senin hingga Jumat, selama 9 bulan belajar bahasa Prancis terooos. Howalah, amsyong.

Dalam kondisi kemampuan bahasa Prancis yang ala kadarnya, akhirnya saya pun tetep berhasil mancal ke Paris.

Meski cuma mengantongi sertifikat level 4 (dari 6 level), saya cukup bersemangat karena sudah membayangkan akan belajar bahasa Prancis secara riil dari penutur aslinya di lokasi.

Sampai kemudian kenyataan hidup membuat saya sadar bahwa bahasa Prancis memang bahasa mbulet nan gathel pangkat lima belas.

Saya jadi curiga kalau bahasa Prancis ini tidak diciptakan oleh ahli bahasa, tapi merupakan hasil renungan politikus di atas meja karambol sambil jagongan rasan-rasan tetangga. Penuh kode dan sulit untuk dipecahkan.

Saya ambil satu contoh kata dalam bahasa Indonesia: air.

Dalam bahasa Prancis, air (tunggal) ditulis eau dan air (jamak) ditulis eaux. Dua-duanya dilafalkan dengan cara yang sama “O”.

Mbulet yang pertama: pengucapan tidak sama dengan apa yang tertulis.

Pencipta bahasa Prancis, entah kenapa, gemar sekali menambahkan huruf-huruf pada akhir kata meskipun mereka sudah tahu kalau huruf tersebut ndak bakalan diucapkan saat pelafalannya.

Bahasa Prancis juga ternyata ndak konsisten lho cara pengucapannya. Strict sama aturan tapi masih dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Ini mbulet yang berikutnya.

Secara umum, huruf “E“ di akhir kata itu ndak diucapkan alias disebut sebagai E muet atau E yang tidak berbunyi. Tapi entah kenapa hal ini ndak berlaku kalau kata tersebut dinyanyikan dalam sebuah lagu, khususnya yang genre pop.

Coba kalian dengarkan lagunya almarhumah Édith Piaf yang paling terkenal, judulnya “La Vie en Rose”.

Pelafalan kata Rose harusnya berhenti pada huruf “S“. Tapi untuk menyesuaikan ketukan dan supaya lebih enak didengar, maka mereka secara sadar melanggar aturan yang sudah dibuat sendiri dengan mengucapkan sama dengan penulisannya.

Contoh lain adalah kalimat “aku mencintaimu” alias je t’aime. Pelafalannya juga harusnya direm pada huruf “M“. Tapi ya, inkonsistensi itu kan hal yang… biasalaaah!

Mbulet yang berikutnya buat kamu yang juga tertarik belajar bahasa Prancis, satu kalimat bisa berarti banyak hal, misalnya dapat digunakan sebagai kalimat tanya dan sekaligus jawaban.

Contohnya, ça va. Arti dari ça va ini sangat tergantung pada penekanan, intonasi, dan nada saat pelafalan. Beberapa cara penggunaan kalimat ça va antara lain:

–     Ça va?, dengan intonasi naik artinya tanya kabar.

–     Ça va, dengan intonasi turun artinya kabar baik.

–     Ça va, dengan intonasi datar dan diucapkan berulang kali, artinya tidak baik-baik saja.

Gimana? Udah mau moshing karena pusing belum?

Padahal, kondisi tidak baik-baik saja seharusnya bisa dijawab dengan ça va pas, tapi orang Prancis malas ribet, jadinya kata pas alias tidak, sangat jarang diucapkan. Membuat kalian harus peka dan menerka sendiri maksud dari mereka seperti apa.

Maka dari itu, kalau tahun lalu Pak Jokowi melarang mudik dengan menjelaskan perbedaan antara mudik dan pulang kampung, ya itu sepertinya supaya masyarakat ndak perlu menerka-nerka seperti saat bicara sama orang Prancis.

Tahun ini juga jangan kaget kalau nanti muncul penjelasan bahwa masyarakat dilarang mudik, tapi diperbolehkan bepergian dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bhaaa.

Mbulet yang terakhir ini terkait angka. Sungguh ngadi-ngadi dan sangat membagongkan sekali.

Belajar bahasa Prancis itu aja sudah ribet kok yo masih ditambah suruh itung-itungan kalau mau nyebut angka. FYI, di Prancis itu angka mentok di-60!

Misal mau nyebut angka 70 ya harus melafalkan 60 (soixante) ditambah 10 (dix) jadi soixante-dix.

Angka 80 beda lagi, yaitu merupakan hasil perkalian 4 (quatre) dan 20 (vingt) jadinya quatre-vingt.

Angka 90 adalah hasil dari 4 x 20 + 10 alias quatre-vingt-dix. 

Dan angka 100, menyebalkannya adalah bukan hasil dari perkalian atau penjumlahan, tapi ya 100 aja gitu alias cent. Nyebahi banget to?

Pantes aja nggak ada bakul cilok di sekolahan Prancis.

Jadi kalau kalian mengalami kesulitan saat belajar bahasa Prancis, tenang, itu bukan murni kesalahanmu. Itu kesalahan bahasa Prancis!

Bahasa Prancis pula yang membuat saya selama empat tahun tinggal di Paris harus menulis nama tengah saya, Wahyu, selalu dengan inisial W.

Lha gimana, selain E muet ternyata juga ada H muet alias H yang tidak berbunyi. Akibatnya, pelafalan nama Wahyu sama dengan pelafalan salah satu kata dalam bahasa Prancis, yaitu Voyou yang berarti…

…bajingan!

BACA JUGA Aturan No. 1 Kuliah di Luar Negeri: Jangan ke Australia kalo Bajet Ngepas dan tulisan Bachtiar W. Mutaqin lainnya.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2021 oleh

Tags: belajar bahasabelajar bahasa pranciscilokjokowiKarambolSMA
Iklan
Bachtiar W. Mutaqin

Bachtiar W. Mutaqin

Bapak-bapak yang jadi guru Geografi di Bulaksumur.

Artikel Terkait

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Movi

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Herlambang P. Wiratraman: Sebab Akibat Kekuasaan yang Antisains dan Dunia Akademik yang Memburuk di Era Jokowi
Movi

Herlambang P. Wiratraman: Sebab Akibat Kekuasaan yang Antisains dan Dunia Akademik yang Memburuk di Era Jokowi

28 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Taulany, yang menolak tanaman hiasnya di tukar tanah

Pilih Mana, Tanaman Hiasmu Ditukar Mobil atau Tanah?

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sandal upanat produksi perajin Borobudur di Magelang. MOJOK.CO

Mereka yang Mendapat Berkah dari Produksi Upanat, Sandal Khusus untuk Naik ke Candi Borobudur

13 Mei 2025
Coba-coba jadi joki UTBK-SNBT, bisa hidup foya-foya tapi tersiksa MOJOK.CO

Coba-coba Jadi Joki UTBK: Imbalan Besar buat Foya-foya, Tak Dipenjara tapi Hidup “Tersiksa”

8 Mei 2025
Calon Orang Sukses Jogja Sekolahya di Sekolah Favorit MOJOK.CO

Calon Orang Sukses di Jogja Biasanya Pernah Belajar di Sekolah Favorit

10 Mei 2025
Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

8 Mei 2025
Kehidupan mahasiswa Unair di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya: makan dengan suguhan bau comberan hingga mandi air kuning MOJOK.CO

Cerita Mahasiswa Unair Tinggal di Gang Sempit di Tengah Kemewahan Surabaya, Makan dengan Bau Comberan hingga Mandi Air Kuning

8 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.