Mistisisme Jawa dalam Bersih-bersih sebelum Puasa Ramadan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Kolom

Mistisisme Jawa dalam Bersih-bersih sebelum Puasa Ramadan

Fahruddin Faiz oleh Fahruddin Faiz
13 April 2021
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Setiap memasuki bulan puasa Ramadan, di beberapa daerah di Jawa terdapat tradisi padusan.

Biasanya tradisi ini dilakukan oleh masyarakat dengan mendatangi sumber mata air murni dan kemudian di sana mereka melakukan bersih diri, membersihkan badan dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan diri baik secara lahir dan batin guna menyongsong datangnya bulan Ramadan.

Ada banyak tafsir dan makna bisa diberikan seputar pelaksanaan padusan ini, di luar kontroversi yang menyertainya, misalnya tentang apakah aktivitas itu ada dalilnya atau tidak, juga kontroversi benarkah tradisi tersebut dulunya diinisiasi oleh Wali Songo atau bukan.

Secara umum sebenarnya aktivitas “pembersihan diri” sebelum menjalani laku sakral keagamaan ini dapat ditemukan dalam berbagai agama. Dalam Islam, ritual yang tegas menunjukkan hal ini adalah wudu, mandi wajib, maupun tayamum.

Baca Juga:

Nabi Muhammad dan Riwayat soal Malaikat di Sekitar Kita

Bertambah Wawasan, Bertambah Kegelisahan

Kisah Nabi Isa dan Orang Bebal

Dalam dunia tasawwuf, dikenal tahapan takhalli-tahalli-tajalli. Ketiga tahapan ini menegaskan bahwa proses menuju Allah itu harus diawali dengan takhalli (pengosongan/pembersihan), kemudian tahalli (pengisian dengan aneka kebaikan) untuk nantinya membuahkan tajalli, ketercerahan.

Tentu saja takhalli yang dimaksud dalam tradisi sufisme ini tidak berarti sekadar membersihkan badan dari hadas dan najis, namun lebih dalam yang dimaksud adalah pembersihan batin dari segala kotoran dan cela.

Itulah mengapa di hampir semua tahapan laku dalam tasawuf (maqamat) hal pertama yang harus dilakukan adalah “tobat”.


Tobat adalah langkah pertama sebagai pembersihan diri, sebelum seseorang menjalankan tahapan suluk yang lainnya, karena dalam tobat, seseorang menyesali segala kesalahan yang sekaligus menbuang jauh semua kekotoran perilaku yang telah dilakukan sebelumnya.

Menarik logika “membersihkan” ini, jika dilihat dengan perspektif mistisisme Jawa, maka kita akan menemukan kategorinya dalam dua macam, yaitu wadah dan isi.

Wadah merepresentasikan alam, tubuh, rakyat maupun syari’at; sementara isi merepresentasikan Tuhan, ruhani, raja dan hakikat. “Bersih-bersih” wadah penting dilakukan sehingga layak menerima isi.

Mengapa wadah harus dibersihkan sebelum diberi isi? Mengapa harus takhalli dulu sebelum tahalli?

Karena wadah yang kotor, ketika diisi dengan sesuatu yang bersih, maka kotornya wadah tersebut akan mencemari isinya.

Kalau jiwa sedang gelap dan kotor, kemudian tanpa dibersihkan diisi dengan kebenaran-kebaikan, kemungkinan besar kebenaran-kebaikan tersebut akan tercemari oleh kekotoran jiwa.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan betapa seseorang yang memiliki ilmu tinggi, wawasan yang luas, namun perkataan atau perbuatannya ternyata tidak menjadi sumber manfaat atau maslahat, namun justru menjadi sumber masalah dan mudharat.

Lebih jauh karena ilmu yang dimilikinya, ia mampu mengajukan dalil pembenar bagi kekacauan dan mudharat yang dibuatnya. Dalam contoh ini, ilmu yang murni dan jernih dimanfaatkan untuk kepentingan yang kotor atau untuk mendukung pandangan yang merusak.

Kemungkinan semacam ini dapat terjadi tidak selalu karena ada bias kekotoran dalam ilmu yang dipelajarinya, namun sering terjadi justru karena jiwa orang ini sedang kotor.

Sering pula kita saksikan perbuatan-perbuatan baik atau amal yang terpuji, namun dipergunakan untuk tujuan yang kotor dan tidak terpuji. Tidak jarang pula kita saksikan kalimat-kalimat indah bijaksana yang dipergunakan untuk menyindir, menyerang dan menyakiti orang.

Bahkan tidak mustahil terjadi ajaran-ajaran agama yang penuh cinta dan kasih sayang sesama, digunakan sebagai senjata untuk melakukan kekerasan, kerusakan dan kezaliman.

Dalam kasus semacam ini, tentu saja bukan perbuatan baik tadi memiliki sisi cela, atau kalimat-kalimat bijaksana tadi ternyata palsu, atau agama yang penuh kasih-sayang itu ternyata salah, namun justru jiwa pemakainya-lah yang sedang gelap dan kotor.


Ritual-ritual pembersihan diri sebagaimana wadu atau mandi yang dijelaskan di atas, secara hikmah dapat dikatakan merupakan tanda dan isyarat pembersihan diri (baik lahir maupun batin) dari kekotoran-kekotoran jiwa yang menutupi.

Jangan sampai kita memasuki ranah sakral-suci dengan jiwa yang masih kotor bergelimang nafsu duniawi, apalagi jika kemudian kita kontaminasi kesakralan itu dengan segala kepentingan dan keinginan kotor kita.

Tradisi padusan sebelum Ramadan sebagaimana disebut di atas semoga bisa membantu membangkitkan kesadaran pembersihan diri, sehingga lahir-batin bersih memasuki bulan Ramadhan.

Semoga kita menjalani puasa dalam kondisi jiwa yang relatif bersih, sehingga mampu mempersembahkan puasa Ramadan yang utuh, jernih, hanya kepada Allah saja, tidak terkotori oleh aneka ambisi duniawi atau kekotorann hati.

Puasa yang diwarnai oleh aneka kekotoran hati tentunya tidak akan berbuah takwa dan kehilangan buah manfaat-maslahatnya. Dalam diri seorang yang sombong-tinggi hati puasa bisa menjadi sarana menunjuk-dada dan membanggakan kesalehan diri.

Dalam diri seorang iri-pendengki puasa bisa menjadi jalan untuk merendahkan dan menyakiti orang lain yang dibenci. Dalam diri seorang tukang pamer, puasa bisa menjadi sarana melakukan riya’, memamerkan keunggulan diri. Dalam diri seorang pendulang suara massa, puasa bisa hanya jadi sarana untuk membangun citra.

Maka, sebelum Ramadan tiba bersihkan wadahmu sebelum diisi puasa dan ibadah lainnya.


Sepanjang Ramadan, MOJOK menerbitkan KOLOM RAMADAN yang diisi bergiliran oleh Fahruddin Faiz, Muh. Zaid Su’di, dan Husein Ja’far Al-Hadar. Tayang setiap waktu sahur.

Tags: filsafatKolom RamadanTasawuf Puasatayamum
Fahruddin Faiz

Fahruddin Faiz

Pakar Filsafat Islam. Doktor di UIN Sunan Kalijaga. Pemantik di "Ngaji Filsafat" MJS.

Artikel Terkait

Nabi Muhammad dan Riwayat soal Malaikat di Sekitar Kita

10 Mei 2021

Bertambah Wawasan, Bertambah Kegelisahan

9 Mei 2021

Kisah Nabi Isa dan Orang Bebal

8 Mei 2021

Izinkan Saya Bercerita Tentang Ayah Saya

7 Mei 2021

Perang Ucapan sepanjang Ramadan

6 Mei 2021

Nabi Yahya dan Nabi Isa Memang Satu Era tapi Cara Mereka Berdakwah Berbeda

5 Mei 2021
Pos Selanjutnya
Puasa Ramadan di Eropa Beneran Meningkatkan Ketakwaan, Beda Kayak di Indonesia atau Australia

Puasa Ramadan di Eropa Beneran Meningkatkan Ketakwaan, Beda Kayak di Indonesia atau Australia

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022

Mistisisme Jawa dalam Bersih-bersih sebelum Puasa Ramadan

13 April 2021
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa MOJOK.CO

Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa

9 Agustus 2022

Terbaru

Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi Dari Dapur Umum

7 Fakta Ibu Ruswo, Kurir Rahasia yang Memasok Rokok untuk Para Pejuang

14 Agustus 2022
sim c mojok.co

Susahnya Ujian Sim C: Ini Tipsnya Biar Lulus Menurut Polisi, Ahli, dan Orang yang Gagal Berkali-kali

14 Agustus 2022
Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

14 Agustus 2022
pangkat polisi mojok.co

Memahami Kasus Brigadir J, Ini Golongan Pangkat Polisi yang Perlu Diketahui

14 Agustus 2022
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In